Ini hasil uji balistik glock 17 yang digunakan untuk tembak Gedung DPR
Merdeka.com - Polisi melakukan uji balistik terkait penembakan Gedung DPR di lapangan tembak Hoegeng Imam Santoso, Brimob Kelapa Dua Depok. Aiptu Nanang Yulianto selaku penguji coba melakukan uji tembakan dari 300 meter dengan posisi lurus menuju sasaran.
Sasaran diilustrasikan dengan gambar dari kertas yang ditempel di kaca dengan jarak 300 meter dari penembak. Di belakang kaca terdapat triplek tiga lapis dengan ketebalan 16 mili. Jarak antara kaca dan triplek sekitar satu meter.
Aiptu Nanang melepaskan tembakan dari sudut kemiringan 15-20 derajat. "Hanya satu yang masuk sasaran, tujuh lainnya lolos," kata Aiptu Nanang, Selasa (23/10).
-
Kenapa peluru itu diukir? Tulisan pada peluru katapel pertama digunakan pada abad ke-5 SM dari di Yunani hingga ke masa Romawi.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Kenapa gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Di mana gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Bagaimana batu peluru itu dibentuk? “Batu-batu tersebut dihaluskan, dengan bentuk aerodinamis bikonik spesifik, memungkinkan proyeksi yang tepat dan efektif,“ jelas para arkeolog.
Delapan peluru tersebut berkaliber 9x19 milimeter. Namun delapan peluru tersebut berbeda merk. "Yang tujuh itu PMC, nggak kena. Yang satu tadi dari Pindad, langsung kena," tukasnya.
Menurutnya, dari delapan peluru tersebut memang berbeda spesifikasi. Peluru merk PMC memiliki berat 115 grim. Sedangkan buatan Pindad memiliki berat 124 grim. "Hanya berpengaruh pada akurasi saja untuk jarak jauh seperti ini yang lebih berat lebih stabil menuju sasaran," paparnya.
Di tempat yang sama, Kasubdit Senjata Api Puslabfor Mabes Polri, Kompol Arif Sumirat menambahkan dari uji balistik diketahui bahwa peluru kaliber 9x19 bisa menembus jarak 300 meter. Bahkan kaliber ini bisa sampai pada jarak 2,3 KM. "Yang kita fokuskan di sini adalah peluru 9x19 nya bukan pada senjata. Kebetulan yang dipakai adalah glock 17," katanya.
Dari uji balistik terlihat peluru menembus sasaran dengan menyisakan lubang di kaca. Kemudian peluru juga menembus triplek di belakangnya. "Kalau (sasaran) pecah menandakan kekuatan lemah. Namun ternyata kaca sasaran ini bolong," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 15 anggota Gegana yang sedang belajar melakukan latihan analisis ledakan saat markas Brimob Polda Jatim meledak.
Baca SelengkapnyaTeka-teki temuan 12 senjata api di rumah dinas Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo masih menyimpan tanda.
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaSenjata tersebut untuk perlindungan diri anggota ketika menghadapi ancaman kejahatan dan mengamankan pelaku kejahatan.
Baca SelengkapnyaLedakan diduga berasal dari sisa temuan bahan peledak yang belum dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaMomen para sniper Indonesia dan Jerman latihan bersama di hutan selama 10 hari.
Baca SelengkapnyaGudang yang meledak itu diketahuinya terletak di dalam kompleks Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan narasi adanya penemuan peluru tajam saat demo buruh 10 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaDito Mahendra mengaku keberatan atas dakwaan tersebut.
Baca SelengkapnyaTerkait persyaratan penggunaan senpi, Aipda Robig selama ini punya rekam jejak yang bagus.
Baca Selengkapnya