Ini penjelasan polisi diprotes kubu Anies-Sandi soal suket palsu
Merdeka.com - Kepolisian menjamin seluruh laporan yang diterima akan diusut tuntas hingga ke pengadilan, tak terkecuali dengan laporan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sebelumnya, tim advokasi Anies-Sandi menegaskan kalau laporan pihaknya tak pernah ditindaklanjuti.
Bukan tanpa sebab tim advokasi Anies-Sandi mengatakan hal tersebut. Sebab Kubu Anies-Sandi dulu pernah melaporkan terkait Surat Keterangan (Suket) yang muncul di Ciracas pada saat putaran pertama Pilgub DKI.
"Kalau itu kan jelas, kita ada tanahnya. Kalau soal suket itu masih wewenang Bawaslu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (21/3).
-
Siapa yang diklaim sebagai pelapor Anies? Ditetapkan Anies sebagai tersangka, diklaim karena dilaporkan oleh Ketua PSSI sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Kenapa Anies Baswedan menyerahkan keputusan hak angket ke pimpinan partai? Sementara, Anies Baswedan mengatakan menyerahkan keputusan terkait hak angket kepada pimpinan partai politik.
-
Apa yang dibahas Anies dan Sandiaga? Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan.
-
Bagaimana Anies Baswedan mengenal Desa Cipicung? Desa yang terletak di Kuningan ini menyimpan banyak kenangan bagi Anies. Namun, lebih dari itu, desa ini menyuguhkan wisata yang terhampar indahnya.
Mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur ini menegaskan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan sesuai dengan laporan masyarakat. Tak kecuali laporan tim advokasi Anies-Sandi.
"Setiap kasus yang dilaporkan masyarakat kan beda-beda, jadi jangan berpikir kenapa ini duluan, kenapa ini lebih cepat," jelas Argo.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Advokasi Anies-Sandi, Yupen meminta aparat penegak hukum bersikap netral dan tidak berat sebelah dalam menyelesaikan masalah hukum. Dia mengeluhkan, kasus penggelapan uang dari hasil penjualan tanah yang menyeret nama Sandiaga Uno sangat cepat diproses. Namun giliran pihaknya melaporkan kasus tertentu terkait pidana pilkada, justru tidak diproses.
"Kami juga merasa pernah melaporkan sesuatu kok nggak pernah ditanggapi sampai sekarang. kita pernah lapor lurah (Ciracas) misalnya, sampai sekarang kita tidak pernah dipanggil untuk didengarkan keterangannya. Kita juga pernah laporkan Chiko ke Polda Metro Jaya. Haris kita pernah laporkan juga yang di mana paslon kami baik Mas Anies atau Bang Sandi menjadi korban. Polisi kok terkesan lambat, terkesan abai, terkesan diam," kata Yupen di Pos Pemenangan Anies-Sandi di Jalan Cicurug, Jakarta Pusat, Senin (20/3) malam.
Yupen mempertanyakan posisi kepolisian dalam menyelesaikan laporan yang masuk. Dia curiga polisi telah ditunggangi kepentingan politik.
"Apakah kemudian polisi hari ini sudah menjadi alat kepentingan politik kelompok tertentu?" tanyanya.
Terlepas dari itu, pihaknya yakin jika Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS tidak terlibat dalam kasus penggelapan uang hasil jual beli tanah. Pihaknya akan kooperatif dan siap menghadapi proses pemeriksaan.
"Beliau (Sandiaga) akan menghadapi kasusnya dan mudah-mudahan nanti untuk kasusnya sendiri teman-teman akan diberitahukan langsung oleh baik oleh Bang Sandi, maupun oleh kita, maupun juga nanti dari kepolisian, sebenarnya bagaimana posisi bang sandi dalam kasus ini, biar clear. Tapi clue-nya kita kasih tahu bahwa beliau sama sekali tidaklah terlibat baik itu dalam melakukan apa yang berkaitan dengan tanah maupun yang melakukan penggelapan atas uangnya," ucapnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan tersebut ditujukan kepada Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaAnies mengakui data lahan Prabowo bersumber dari Jokowi saat debat Pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaMenurut JK, alangkah baiknya bila Bawaslu menindaklanjuti laporan tersebut
Baca SelengkapnyaLaporan itu bagus apabila diproses oleh Bawaslu, karena sumber datanya dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan setuju dengan pendapat Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejauh ini Anies masih mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan kecurangan Pemilu.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu Rahmat Bagja menanggapi laporan Anies Baswedan usai menyinggung lahan capres Prabowo Subianto di debat Capres.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara terkait tuduhan TGUPP sebagai bentuk orang dalam.
Baca SelengkapnyaTim hukum Said Didu menilai tidak ada korelasi antara pernyataan Said Didu dengan pelapor Maskota.
Baca SelengkapnyaSaid Didu beralasan dirinya tidak bermusuhan dengan Apdesi.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud menegaskan hak angket sudah menjadi bagian dari sejarah Indonesia sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden SBY.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Nasional Anies-Muhaimin mengklaim memiliki fakta dan bukti kecurangan Pemilu 2024 yang akan dihadirkan dalam persidangan selanjutnya.
Baca Selengkapnya