Jelang PON XX, Kemenkes Ingatkan 4 Daerah di Papua Endemi Malaria
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memetakan empat wilayah di Papua termasuk kategori merah penyakit malaria. Terlebih, Papua hingga saat ini masih berstatus sebagai endemi tinggi penyakit malaria, yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina pembawa parasit Plasmodium.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto memastikan, bahwa parasit tersebut memiliki kemampuan berkembang biak pada organ hati seseorang yang terkena gigitan saat kondisi imun sedang lemah.
Gejala yang timbul akibat kondisi itu umumnya berupa demam, kepala pusing hingga mual yang muncul pada sepekan usai gigitan nyamuk. Bahkan dalam situasi tertentu, kombinasi dari tiga gejala itu kerap dialami penderita malaria.
-
Mengapa malaria dianggap penyakit tropis? Alasan mengapa malaria telah menjadi penyakit daerah tropis, katanya, adalah karena beberapa negara mampu mengerahkan sumber daya yang cukup besar untuk memusnahkannya di bagian dunia mereka.
-
Mengapa nyamuk anopheles banyak di Indonesia? Di Indonesia, nyamuk anopheles ini memiliki 26 jenis dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
-
Bagaimana wabah malaria menyebar? Sebaran malaria di Cirebon Merujuk Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon yang dikutip dari Liputan6, penyakit malaria saat itu menyebar dengan cepat.
-
Apa penyebab utama malaria? Parasit ini adalah penyebab utama penyakit malaria.
-
Mengapa malaria berbahaya? Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang fatal jika tidak segera diatasi.
-
Siapa yang paling rentan terkena malaria? Jika seseorang tinggal di daerah dengan risiko tinggi terkena malaria dan sering terpapar gigitan nyamuk, maka kemungkinan terjadinya kambuhnya malaria juga akan lebih tinggi.
Kemenkes juga mengonfirmasi sedikitnya 435 ribu jiwa di berbagai belahan dunia meninggal akibat menderita malaria. Bahkan tren jumlah kasusnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Meski tren kasus seluruh provinsi di Indonesia dilaporkan kian menurun dari 465,7 ribu kasus positif pada 2010 menjadi 235,7 ribu pada 2020, namun Didik mengingatkan bahwa 86 persen dari total kasus malaria di Indonesia disumbang dari provinsi yang terletak di Pulau Nugini bagian barat itu. Sisanya berasal dari Papua Barat dan Maluku.
"Ada empat kabupaten/kota di Papua yang semuanya itu endemi malaria, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke dan Timika. Semuanya termasuk kategori merah," kata Didik. Dikutip dari Antara, Selasa (21/9).
Didik mengungkapkan sejumlah kendala untuk mencapai Indonesia Bebas Malaria 2030, di antaranya masyarakat yang menganggap bahwa malaria adalah penyakit yang biasa, sehingga kurang perhatian.
"Ini memberikan kami suatu informasi kepada masyarakat bahwa meskipun malaria ini bisa dicegah dan diobati tetapi juga dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu konsep bagaimana mencegah pada masyarakat supaya tidak terjadi penyakit ini menjadi tantangan tersendiri," lanjutnya.
Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada 2-15 Oktober 2021, menjadi perhatian khusus Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dalam upaya pengendalian vektor malaria di bagian hulu.
Untuk itu penting bagi para peserta PON maupun wisatawan domestik yang terlibat dalam kegiatan tersebut untuk mengetahui ciri dari ragam nyamuk pembawa sejumlah penyakit di Papua untuk diantisipasi.
Didik mengatakan terdapat tiga varian penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk di Papua, yakni Anopheles penyebab malaria dan filariasis (kaki gajah) dan Aedes aegypti penyebab dengue.
Sekilas, fisik kedua nyamuk terlihat mirip. Namun Anopheles memiliki ciri yang lebih spesifik seperti bertubuh datar dan bagian perut yang agak memanjang dari Aedes Aegypti, kata Didik.
Anopheles disebut Didik sebagai nyamuk dugem (dunia gemerlap-sebutan untuk tempat hiburan diskotek), sebab kerap keluyuran di jam malam mulai pukul 18.00 hingga menjelang pagi hari.
"Nyamuk Anopheles senangnya dugem. Nyamuk ini akan bersiap saat matahari mulai terbenam, saat itu dia akan bersolek diri dan beterbangan mencari mangsa," katanya.
Perilaku itu berbeda dengan nyamuk Aedes Aegypti yang kerap menggigit manusia di jam kantor dan jam saat orang mengawali aktivtas rutin, mulai pukul 08.00 hingga 11.00 dan berlanjut pada pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Ciri lain dari Anopheles adalah kebiasaannya yang cenderung hinggap di dinding. Pada prinsipnya, kata Didik, nyamuk tersebut lebih senang berada di tempat lembab, seperti dinding atau dekat dengan tanah dan saluran air yang kotor. "Kalau nyamuk dengue agak gengsi dia di tempat kotor, lebih senangnya di penampungan air yang jernih," katanya.
Berbekal analisa tersebut, program pengendalian vektor malaria di sektor hulu diintensifkan pada upaya pencegahan melalui fogging (pengasapan).
"Kalau untuk pertandingan malam, maka ada upaya-upaya yang kita sepakati bersama bahwa setiap arena maupun hotel, wisma, penginapan atlet dan pelatih harus bebas dari vektor," katanya.
Kemenkes RI telah mengutus personel pengendali vektor untuk melakukan fogging minimal sepekan sekali di seluruh fasilitas penginapan, utamanya di bagian dinding serta lokasi yang berdekatan dengan habitat nyamuk. Kemudian di setiap arena yang menggelar pertandingan pada pagi hingga sore, difogging minimal sepekan sekali.
"Kecuali kalau ada pertandingan malam. Maka setiap hari dua sampai tiga jam sebelum pertandingan dimulai kita fogging dulu," katanya.
Selain itu, upaya skrining terhadap pendatang di PON Papua juga dilakukan pada saat kepulangan. Sebab seseorang yang telah digigit Anopheles bisa saja membawa parasit yang bersarang di dalam tubuh hingga ke daerah asal.
"Setelah pulang, atlet kita monitor jangan sampai dia membawa vektor ke daerah bebas malaria," katanya.
Ikhtiar mencegah penyakit malaria juga perlu dilakukan lewat kesadaran diri masyarakat dengan menjaga pola hidup sehat agar imunitas tubuh tetap terjaga optimal. Asupan obat pencegah pun direkomendasikan oleh kalangan dokter.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaAnopheles adalah nyamuk yang menjadi pembawa parasit bernama plasmodium. Parasit ini adalah penyebab malaria.
Baca SelengkapnyaNyamuk anopheles penyebab malaria bukan satu-satunya nyamuk yang berbahaya dan bisa mematikan.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 8 jenis nyamuk di Indonesia dan bahayanya bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKenali apa itu virus oropouche, gejala, dampak, serta cara pencegahan dan penanganan.
Baca SelengkapnyaNamun, hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus malaria tertinggi di Asia setelah India.
Baca SelengkapnyaMalaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaMalaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang sering kali disalahpahami sebagai penyakit yang sama karena keduanya ditularkan oleh nyamuk.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca Selengkapnya