Jenderal Andika Jawab Isu LGBT di Kalangan Tentara: Sesuai Aturan Saja
Merdeka.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mendapatkan persetujuan Komisi I DPR RI untuk menempati jabatan Panglima TNI. Dia menyatakan siap mengemban amanah tersebut dan menangani berbagai permasalahan di tubuh TNI sesuai dengan aturan undang-undang, termasuk soal LGBT.
"Sesuai aturan saja. Pokoknya enggak boleh mengambil keputusan tidak sesuai aturannya. LGBT pun ada aturannya," tutur Andika usai menjalani fit and proper test di Gedung DPR RI, Jakarta, Sabtu (6/11).
Secara keseluruhan, lanjut Andika, dirinya memprioritaskan agar TNI lebih memegang perundang-undangan sebagai dasar aturan. Khususnya terhadap jajaran TNI selaku yang menjalankan tugas dari pemerintah.
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Apa kewajiban utama TNI? Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, yaitu mempertahankan kedaulatan. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kenapa Jenderal Agus menjadi calon Panglima TNI? Agus mengatakan, prajurit TNI yang mau memegang jabatan Pangdam harus bintang dua. Pun demikian, untuk prajurit TNI yang ingin menduduki jabatan Wakasad. Dia mengatakan, harus menjadi Pangdam dahulu, karena Pangdam itu membawahi satuan teritorial dan satuan operasi.
-
Apa agama Jenderal Andika Perkasa? Sebelum menikah, Andika Perkasa merupakan seorang yang beragama Katolik. Namun ia memutuskan untuk memeluk Islam seperti Istrinya.
"Bagi saya itu sangat penting. Kita nggak bisa lagi seenaknya bertindak seolah-olah punya kewenangan. Kita akan lakukan sesuai dengan perundangan, benar-benar itu. Hukumnya gimana kita harus begitu," jelas Andika.
Isu LGBT di kalangan tentara bukanlah barang baru. Bahkan, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengakui fenomena itu sudah terjadi sejak lama.
"Sejak dulu ada isu LGBT khususnya di kalangan TNI sudah ada, walaupun tidak seheboh seperti sekarang ini. Dan fenomena LGBT merupakan kenyataan yang ada di dalam masyarakat dan terus menjadi polemik serta perbincangan publik," ujar Hasanuddin kepada wartawan, Jumat (16/10/2020).
Hasanuddin menilai isu LGBT di kalangan TNI merupakan hal sensitif. Dia mendorong perlu dicarikan solusi terbaik oleh para pimpinan TNI.
Dia menilai ada alasan mengapa LGBT bisa berada di lingkungan TNI. Hasanuddin mengatakan, berdasarkan pengalaman tugas pokok dan fungsi TNI menuntut kerjasama kelompok dan dibutuhkan ikatan dan jiwa korsa yang tinggi.
Ketika kelompok itu bertugas di daerah terpencil seperti tenda, hutan, pesawat, kapal tempur bahkan kapal selam yang membutuhkan homogenitas sifat dan karakter dalam rangka menjaga kohesi dan kebersamaan dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Hasanuddin hal itu akan mengganggu homogenitas di TNI.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau kemudian di kelompok kecil itu muncul LGBT yang dapat mengganggu homogenitas, jadi sesungguhnya LGBT tidak cocok dan terlarang di lingkungan TNI," ucapnya.
Hasanuddin juga bilang, di Prancis menerapkan aturan ketat terhadap kelompok LGBT di lingkungan tentara. Mereka tidak diterima di angkatan perang. Menurutnya, di TNI pun berlaku hal yang sama.
"Setahu saya di TNI pun sama, saat seleksi awal sangat mendapat perhatian serius," ucapnya.
Reporter: Nanda PerdanaSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terselip pesan agar para perwira TNI tetap teguh di berbagai situasi dan kondisi.
Baca SelengkapnyaCalon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berjanji seluruh prajurit TNI tidak akan bertindak arogansi.
Baca SelengkapnyaAndika mengatakan semua institusi aparat negara, baik itu TNI, Polri maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bersikap netral dalam pelaksanaan pemilu
Baca SelengkapnyaAndika mengakui, tekanan terhadap aparat negara agar membantu salah satu calon tertentu pasti ada.
Baca Selengkapnya"Kita tetap loyal dan kompak, loyal kepada atasan dan bawahan terutama rekan seperjuangan dan juga terutama komandanmu," kata Panglima TNI
Baca SelengkapnyaAgus menuturkan, dalam undang-undang TNI nomor 34 tahun 2004, bahwa TNI tidak boleh berpolitik praktis.
Baca SelengkapnyaAgus mengungkapkan, saat ini prajurit TNI dibutuhkan di berbagai aspek
Baca SelengkapnyaDia menyebut mengenal dekat dan menyakini Agus akan mengemban dengan baik tugas sebagai panglima TNI.
Baca SelengkapnyaAgus menegaskan tidak segan menindak siapapun prajurit aktif baik secara pidana ataupun hukuman disiplin bila ketahuan tidak menjaga netralitasnya dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaAgus menilai dwifungsi ataupun multifungsi ABRI/TNI dilakukan demi kebaikan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Jamin Prajurit Netral walaupun Presiden Jokowi Berkampanye
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto menegaskan Revisi (UU) Undang-undang TNI tidak akan menimbulkan dwifungsi.
Baca Selengkapnya