Jokowi Ingatkan Kepala Daerah Ambil Kebijakan Covid-19 Berdasar Kajian Ilmiah
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan terkait penanganan Covid-19 di provinsi Jawa Timur. Dia ingin pemerintah daerah Jatim mengambil keputusan secara ilmiah jika membuat kebijakan dalam situasi pandemi ini.
"Kepada gubernur, bupati, wali kota, agar setiap membuat kebijakan, agar setiap membuat policy selalu merujuk pada data sains, dan juga saran dari scientist," kata Jokowi di Jawa Timur, Kamis (25/6).
Menurut Jokowi, akan berbahaya bila mengambil keputusan atau membuat kebijakan tanpa melihat data dan saran dari para ahli.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
"Jangan kita membuat kebijakan, policy tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran dari para pakar, ini berbahaya. Minta masukan dari pakar epidemiologi, minta masukan dari pakar pakar perguruan tinggi," ujarnya.
Kemudian, kepala negara ingin provinsi Jawa Timur menyiapkan betul rencana rencana cadangan jika mengambil suatu keputusan. Hal tersebut, agar para pihak bisa siaga bila menghadapi situasi yang tidak terduga.
"Hati-hati, informasi yang saya terima tadi pagi, dunia sudah mendekati ke 10 juta kasus positif. Hati-hati, kita tidak ingin ikut terseret angka-angka yang besar, oleh sebab itu perlu kita siaga menghadapi situasi yang tidak terduga," ungkapnya.
"Kalkulasi semuanya, hitung antisipasi semuanya, baik rumah sakit darurat, kebutuhan SDM, kebutuhan tempat tidur, tempat tidur untuk isolasi baik untuk di rumah sakit darurat lapangan maupun rumah sakit rujukan betul betul disiapkan," ucap Jokowi.
Satu Perasaan yang Sama
Dalam pengarahannya, Jokowi minta para pihak satu perasaan, bahwa sedang mengalami krisis kesehatan dan ekonomi.
"Saya ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa kita sedang mengalami perasaan yang sama bahwa kita sedang mengalami krisis kesehatan dan sekaligus ekonomi, perasaannya harus sama jangan sampai ada yang masih memiliki perasaan kita normal normal saja, berbahaya sekali," ujarnya.
Jokowi mengatakan, kondisi krisis tersebut tak hanya di alami Indonesia, tetapi 215 negara lainnya. Maka dari itu, dia minta para pihak punya perasaan sama bahwa sedang berada pada posisi krisis kesehatan dan ekonomi. Sehingga, masyarakat turut memiliki perasaan yang sama tentang masalah Covid ini.
“Jangan sampai ada masyarakat yang memikirkan perasaan yang masih normal-normal saja," ucapnya.
Mantan Wali Kota Solo tersebut tidak ingin masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. Dia ingin cara pencegahan corona terus didengungkan.
"Kemana-mana tidak pakai masker, lupa cuci tangan habis kegiatan, masih berkerumun di dalam kerumunan kerumunan yang tidak perlu, ini yang terus harus kita ingatkan," tuturnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya