Jokowi: Jika Stunting Masih Tinggi, Kita Tidak Bisa Bersaing dengan Negara Lain
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti persoalan stunting atau tumbuh kembang anak tidak sempurna. Jokowi mengatakan apabila angka stunting berada di titik terendah, sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.
"Tidak mungkin kita bersaing sama negara lain dengan SDM kita, jika stunting setinggi itu. Tidak mungkin," kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional di ICE BSD, Tangerang Banten, Selasa (12/2).
Pada 2014, angka stunting berada di angka 37 persen. Saat ini sudah turun menjadi 30 persen. Jokowi ingin stunting di Indonesia terus menurun dan hilang. Karena itu, Jokowi meminta jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja keras.
-
Kenapa angka stunting di Indonesia perlu diturunkan? Dengan target 14 persen di 2024, semua elemen turut berkomitmen untuk membantu pemerintah menekan angka stunting tersebut.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Bagaimana cara menurunkan angka stunting? “Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang.
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Apa target penurunan stunting di Bandung? Dari 26 persen menjadi 19 persen. Namun, angka itu masih jauh dari target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni 14 persen.
-
Bagaimana Pemkot Bandung menurunkan angka stunting? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
"Ini harus turun lagi menjadi 20 persen, menjadi 10 persen, dan hilang," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta kepala-kepala dinas kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk berkonsentrasi menghilangkan stunting di daerah.
"Kalau di kabupaten, kota, atau provinsi masih ada stunting. Kejar ini, selesaikan ini," ucap Jokowi.
Jokowi tak ingin Indonesia kalah dari negara lain. Untuk bisa bersaing, persoalan stunting hingga angka kematian ibu harus diselesaikan.
"Jangan sampai negara lain sudah berbicara virtual realty, internet of things, big data tapi kita berbicara stunting saja belum selesai, urusan angka kematian ibu belum rampung. Bagaimana negara ini akan bersaing, berkompetensi. Seperti ini yang harus kita selesaikan terlebih dahulu," jelasnya.
Reporter: Lizsa Egeham
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, semua pihak harus bekerja keras agar target penurunan angka stunting di Indonesia bisa tercapai.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap masyarakat Indonesia bebas dari stunting.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap masyarakat Indonesia bisa bebas dari stunting.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku senang pengusaha kini berbicara soal pengentasan stunting. Sebab, biasanya kalangan pengusaha berbicara soal untung-rugi saja.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap nantinya angka stunting di Provinsi Bengkulu dapat turun di bawah 14 persen.
Baca SelengkapnyaAngka total fertility rate di Jawa Tengah sudah 2,09 dari target 2,1
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyoroti capaian pemerintah dalam memberantas stunting.
Baca SelengkapnyaIndonesia berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen dan menaikan Indeks Pembangunan Gender menjadi 76,5 di tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSelain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.
Baca SelengkapnyaSurvei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional rata rata masih 21,6 persen.
Baca Selengkapnya