Jubir Satgas Covid-19: Pastikan Anak Sehat dan Paham Prokes Sebelum Ikuti PTM
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan, keluarga terkhusus orang tua harus memastikan anak sehat dan memahami untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan baik sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
"Pada saat kita sudah siap memutuskan anak untuk ikut pembelajaran tatap muka, maka orang tua dan seluruh anggota keluarga wajib memastikan anak tersebut fit dan sehat untuk pergi ke sekolah," kata Reisa dalam Siaran Pers PPKM virtual di Jakarta, Rabu (29/9).
Reisa mengatakan anak harus diberikan sarapan yang bergizi. Selain itu, sebelum pergi ke sekolah, periksa suhu tubuh anak dan pastikan tidak sedang demam atau batuk pilek atau sakit tenggorokan atau sesak nafas.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah anak sakit? Penting bagi orangtua untuk mencegah buah hati sakit pada masa liburan ini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang harus dihindari anak sakit? Anak yang mengalami diare sebaiknya tetap di rumah untuk menghindari penularan kepada teman sekelas.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
"Kalau anak sakit jangan dipaksa ke sekolah," ujar Reisa yang juga merupakan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru.
Ia menuturkan protokol kesehatan keluarga juga penting untuk memastikan pembelajaran tatap muka berlangsung dengan lancar dan aman.
Menurut Reisa, beberapa ahli memperhatikan titik lemah yang memungkinkan terjadinya penularan pada saat PTM di sekolah adalah pada saat peserta didik berinteraksi bersama keluarga yang ada di rumah.
Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 juga telah menerbitkan panduan orang tua dalam menghadapi PTM yang menerangkan proses PTM dibuka bahwa hanya bisa dilakukan di daerah yang bukan berada pada status level 4 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan melibatkan semua unsur keluarga, yakni orang tua dan anak peserta didik, guru, manajemen sekolah dan komunitas atau warga sekitar sekolah.
Reisa mengatakan harus dipastikan anak dapat memakai masker sesuai standar. Gunakan masker medis, masker kain empat lapis atau masker ganda.
Anak harus selalu membawa seperangkat alat protokol kesehatan seperti penyanitasi tangan (hand sanitizer) atau sabun cuci tangan, masker cadangan bahkan tisu kering dan tisu basah apabila diperlukan.
Latih dan biasakanlah anak-anak memakan bekal yang diberikan hanya di kelas sendirian dan dalam waktu yang tidak terlalu lama sesuai yang diberikan pihak sekolah, biasanya sekitar 20 menit.
Tentunya, semua perangkat sekolah termasuk alat tulis sebaiknya dibawa sendiri dari rumah. Keluarga atau orang tua diharapkan untuk memperhatikan persiapan-persiapan tersebut sebelum anak berangkat ke sekolah.
"Persiapan hanya akan menghasilkan prestasi dan kesuksesan tentunya hal ini juga berlaku untuk penerapan PTM terutama bagian yang harus dilakukan oleh keluarga," tutur Reisa.
Ia mengajak orang tua untuk mulai membiasakan diri untuk mengantar dan menjemput anak dari rumah dan ke sekolah agar bukan hanya resiko tertular COVID-19 yang bisa ditekan seminimal mungkin, namun orang tua juga dapat mengingatkan protokol pulang ke rumah dengan baik.
"Ingatkan sesering mungkin dan akhirnya menjadi kebiasaan untuk seluruh keluarga pada saat pulang ke rumah atau beraktivitas di luar rumah," kata Reisa.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat anak sakit, orangtua perlu tahu kapan sebaiknya dia libur bersekolah.
Baca SelengkapnyaLiburan akhir tahun seperti sekarang seharusnya menjadi waktu menyenangkan bagi anak. Namun anak rentan sakit saat menjalani liburan.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaPada cuaca ekstrem dan musim liburan, anak rentan sakit sehingga orangtua perlu lebih menjaganya.
Baca SelengkapnyaAda keadaan yang mesti di antisipasi misalkan anak tersebut dikhawatirkan punya gangguan organ hati yang berat.
Baca SelengkapnyaLalu bagaimana dengan meminta anak meminum air putih?
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaMelalui perjalanan mudik yang panjang bisa sangat melelahkan terutama bagi anak sehingga penting untuk mengatur waktu.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca Selengkapnya