Kapal Bocor dan Karam, Dua Nelayan Terombang Ambing di Selat Makassar
Merdeka.com - Dua nelayan asal Samarinda, Sahabuddin (55) dan Muhammad Ali (43), diselamatkan oleh awak kapal tugboat setelah terombang-ambing di Selat Makassar selama sekitar sembilan jam karena kapal mereka bocor dan karam pada Selasa (3/3) sekitar pukul 08.30 WITA.
Sahabuddin menceritakan peristiwa itu di Balikpapan, Kamis, ia dan temannya Ali berangkat dari Mamuju, Sulawesi Selatan menuju Samarinda, Kalimantan Timur menggunakan kapal penangkap ikan KM Melia berkapasitas 23 Gross Tonnage (GT). Setelah separuh perjalanan atau lebih kurang 70 mil dari Mamuju, kapal sepanjang 20 meter itu mengalami kebocoran.
Sahabuddin adalah pemilik KM Melia dan menambahkan bahwa perjalanan tetap diteruskan dan yakin bisa tiba di Samarinda dengan selamat sekiranya pompa terus berfungsi baik.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
"Kami gunakan pompa untuk mengeluarkan air dari kapal," kata Sahabuddin dilansir Antara, Kamis (5/3).
Setelah beberapa jam, pompa air juga mengalami kerusakan. Sejak tengah malam, air yang masuk ke dalam kapal tak terbendung lagi dan mulai merendam mesin kapal. Setelah yakin kapal sudah tak bisa diselamatkan, Sahabuddin dan Ali meminta pertolongan lewat radio sambil menyiapkan rakit penyelamat.
Pesan itu didengar radio pantai 'Poso Radio' di Sulawesi Barat dan terus disiarkan ke perairan Selat Makassar. Tak berapa lama, permintaan bantuan pertama direspons oleh Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Madani, namun saat itu KM Melia sudah karam dan kedua awak sudah bertahan di rakit.
Karena terlalu jauh dari lokasi, KMP Madani terus menyiarkan permintaan pertolongan dua awak KM Amelia kepada siapa saja yang melintas di sekitar titik koordinat 02 07’ 16” Lintang Selatan–117 57’ 41” Bujur Timur.
Sahabuddin dan Ali tidak putus asa. Sambil terus meminta pertolongan dengan radio kapal yang mereka selamatkan dari kapal, mereka sabar menunggu di atas rakit.
Rakit kedua nelayan pun perlahan dibawa arus laut ke arah Pulau Balag-balagan, kepulauan di depan Kabupaten Paser atau di tenggara Balikpapan.
"Selat Makassar perairan yang ramai dan banyak kapal lalu lalang, jadi kami terus berusaha sambil terus berdoa,” tutur Sahabuddin.
Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Balikpapan Gusti Mulyadi, karena rakit kedua korban terbawa arus, maka Kapal Negara (KN) SAR Wisanggeni yang melalukan pencarian, tidak mendapati mereka di titik koordinat tempat KM Amelia karam.
Akhirnya, pada pukul 08.20 Rabu (4/3) KN Wisanggeni mendapat laporan dari awak Tug Boat (TB) Surya 17 bahwa kedua nelayan telah diselamatkan oleh TB PSL Frank pada pukul 17.00 Selasa 3 Maret 2020.
"Awak PSL Frank mendapati mereka pada posisi 0226.318' Lintang Selatan 11805.073' Bujur Timur, kata Mulyadi. Kedua nelayan hanyut ke selatan-tenggara.
Pada saat menerima laporan dari TB Surya 17, posisi KN Wisanggeni ternyata hanya lebih kurang 8 mil arah tenggara dari posisi PSL Frank yang sedang meneruskan perjalanan ke Muara Jawa, Kaltim. Karena itu pada pukul 10.00 Wita hari Rabu (4/3), KN Wisanggeni menjemput kedua korban dari PSL Frank.
Alhamduillah, kami berdua selamat, dan sehat, kata Sahabuddin di Kantor SAR Balikpapan.
Keduanya pun dijemput keluarga masing-masing.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaDaya tampung ojek perahu yang tenggelam idealnya ditumpangi 14-15 orang. Tetapi pada saat kejadian peristiwa diisi 40 lebih orang penumpang.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, kedua korban tersebut akibat menghirup asap dan loncat dari tangga utama kapal akibat panik.
Baca SelengkapnyaKapal yang memuat 40 ton beras dan 30 tabung elpiji tenggelam usai dihantam ombak saat berada di Perairan Selayar.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaDua kapal pengangkut BBM tujuan Mentawai terdampar di Pantai Padang setelah terseret ombak dari kawasan Batang Harau.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca Selengkapnya