Kasus perda reklamasi, Sanusi menyesal terima Rp 2 M dari Ariesman
Merdeka.com - M Sanusi, tersangka kasus suap pembahasan raperda reklamasi di Teluk Jakarta kembali menjalani sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta. Mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta itu mengaku menyesal telah menerima uang sebesar Rp2 miliar dari Direktur Utama PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.
"Saya secara eksplisit menyampaikan secara tegas kepada Pak Ariesman waktu itu mohon bantuannya, makanya saya bilang baru pertama kali sepanjang hidup saya minta tolong sama orang. Untuk hal seperti itu, untuk politik, sebelumnya tidak pernah. Tidak pernah satu orang pun saya mintakan tolong cuma kemarin saya mintakan tolong," kata Sanusi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (1/12).
Hal tersebut dikatakannya saat menjawab pertanyaan dari Jaksa Ronald F Worotikan terkait alasan dirinya menerima uang Rp2 milliar tersebut dalam sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan terdakwa Mohamad Sanusi.
-
Siapa yang melakukan kesalahan? Semua anak adam (manusia) melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat'
-
Apa itu kata-kata penyesalan dosa? Kata-kata penyesalan dosa bisa dijadikan instropeksi atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Dengan mengucapkan kata-kata penyesalan dosa, seseorang mengakui tanggung jawab atas tindakannya dan menyadari dampak negatif yang telah ditimbulkannya.
-
Bagaimana cara mengungkapkan kekesalan? Luar perasaan dan kekesalan Anda melalui kata-kata sindiran buat pacar yang sibuk.
-
Siapa yang membuat Saipul Jamil merasa menyesal? Di samping itu, Saipul Jamil juga merasa menyesal atas perbuatan sang asisten yang ternyata terlibat dalam konsumsi narkoba.
-
Apa kerugian yang dirasakan Sarwendah akibat berita gugatan? Ya kerugiannya adalah satu rasa tidak nyaman, karena anak anak ini kan sudah besar, sudah mengerti, bagaimana kalau seandainya berita bohong yang ditangkap sama anak-anaknya, itu yang dikhawatirkan. Padahal niat menggugat sama sekali tidak ada,' papar Chris.
-
Mengapa Dinda menyesal? Dinda menyesal tidak sempat berfoto selfie ketika masih mengenakan baju pengantin bersama Angga, khususnya saat adiknya mengenakan rompi sekeren ini.
"Sangat menyesal pak. saya tidak pernah meminta tolong apa pun, termasuk kepada Pak Ariesman, padahal saya kenal dari 2004. Tahun 2017 itu, cagub Partai Gerindra itu cuma saya sendiri, suratnya sudah keluar tetapi saya tidak pernah minta tolong kepada siapa pun, saya juga tidak tahu pada saat itu kenapa harus mengucapkan kata itu kepada Pak Ariesman sehingga menimbulkan kejadian seperti ini, saya menyesal," kata Sanusi.
Jaksa Ronald pun mempertanyakan apakah ada kaitannya dengan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Startegis Pantai Utara (Pantura) Jakarta.
"Dalam perjalanannya, tanpa saya sadari, sebenarnya Pak Ariesman tidak pernah bertanya atau bertanya tentang itu. Kalau pun bertanya saya jelaskan secara normatif sepanjang menurut saya argumentasinya memadai, rasional, memang itu dibutuhkan, pasti saya akan memperjuangkan masukan dari siapa pun," tuturnya.
"Merasa menyesal?" Tanya Jaksa Ronald.
"Saya sangat menyesal yang saya sesalkan adalah di luar keteledoran saya, di luar daya saya. Saya menyesal, kemampuan saya yang biasa digunakan untuk banyak orang kali ini saya membuat orang semua tertatih-tatih. Rakyat Jakarta jadi tidak bisa bekerja di reklamasi," katanya.
Ia menilai pada saat periode pertama dirinya menjadi anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta hanya dirinya yang diundang oleh Pemda DKI Jakarta dalam rangka pembahasan tentang analisis dampak lingkungan (amdal) regional.
"Itu membahas amdal regional terhadap laut, saya yang selalu diundang oleh Pemda dan saya mempelajari banyak. Tetapi akibat saya reklamasi tertunda, akibat saya orang Jakarta tidak bisa bekerja, dan akibat saya juga, saya punya keluarga akhirnya tidak bisa ketemu setiap hari," ucap Sanusi.
Mohamad Sanusi didakwa menerima suap Rp2 miliar dari Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara (Pantura) Jakarta (RTRKSP) dan melakukan pencucian uang sebesar Rp45,28 miliar, antara lain diterima dari Direktur Utama PT Wirabayu Pratama Danu Wira yang merupakan rekanan pelaksana proyek pekerjaan di Dinas Tata Air pemprov DKI Jakarta periode 2012-2015 sejumlah Rp21,18 miliar yaitu dari Direktur Utama PT Wirabayu Pratama Danu Wira (Rp21,18 miliar), Kemudian, Direktur Utama PT Imemba Contrakctors Boy Ishak (Rp2 miliar) dan dari pihak-pihak lain sejumlah Rp22,1 miliar.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Direktur PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS) Sarimuda dituntut 4 tahun 6 bulan penjara karena diduga melakukan tindak pindana korupsi senilai Rp18 miliar.
Baca Selengkapnya"Saya berharap baik di persidangan maupun di luar persidangan, bisa berproses secara adil untuk saya," sambung dia.
Baca SelengkapnyaSelama adanya pengumpulan dana untuk kebutuhan SYL, Kasdi mengatakan situasi kerja di Kementan menjadi tidak kondusif.
Baca SelengkapnyaMeski donasi seharusnya digunakan untuk membantu yang membutuhkan, sejumlah kasus justru memperlihatkan dana tersebut diselewengkan.
Baca SelengkapnyaJaksa Urip divonis 20 tahun penjara pada 2008 dan bebas pada tahun 2017
Baca SelengkapnyaJaksa menyebut, Surya Darmadi memperkaya diri sendiri sebesar Rp7.593.068.204.327 atau Rp7,59 triliun dan US$7.885.857,36.
Baca SelengkapnyaKorupsi Pengangkutan Batubara dengan Modus Tagihan Fiktif, Eks Kadishub Sumsel Didakwa Rp18 M
Baca SelengkapnyaRumah warga dibongkar dalam proyek pembangunan jalan provinsi di IKN.
Baca SelengkapnyaKarena tidak terima, emak-emak sekitar langsung menggeruduk pabrik tersebut.
Baca SelengkapnyaUsaha milik pria ini hampir bangkrut karena tingkah laku tak bertanggung jawab orang kepercayaannya. Berikut cerita selengkapnya.
Baca SelengkapnyaSYL memeras PNS Kementan yang uangnya digunakan untuk kepentingan pribadi.
Baca SelengkapnyaPetisi itu dibuat sebagai bentuk kekecewaan donator terhadap Agus.
Baca Selengkapnya