Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kejujuran Syekh Abdul Qadir al-Jailani bikin 40 perampok tobat

Kejujuran Syekh Abdul Qadir al-Jailani bikin 40 perampok tobat Ilustrasi Perampokan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Suatu hari Abdul Qadir yang masih belia meminta izin ibundanya untuk pergi ke kota Baghdad. Bocah ini ingin sekali mengunjungi rumah orang-orang saleh di sana dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari mereka.

Sang ibunda merestui. Diberikanlah kepada Abdul Qadir empat puluh dinar sebagai bekal perjalanan. Agar aman, uang disimpan di sebuah saku yang sengaja dibuat di posisi bawah ketiak. Sang ibunda tak lupa berpesan kepada Abdul Qadir untuk senantiasa berkata benar dalam setiap keadaan. Ia perhatikan betul pesan tersebut, lalu ia keluar dengan mengucapkan salam terakhir.

"Pergilah, aku sudah menitipkan keselamatanmu pada Allah agar kamu memperoleh pemeliharaan-Nya," pinta ibunda Abdul Qadir. Seperti dikutip nu online.

Orang lain juga bertanya?

Bocah pemberani itu pun pergi bersama rombongan kafilah unta yang juga sedang menuju ke kota Baghdad. Ketika melintasi suatu tempat bernama Hamdan, tiba-tiba enam puluh orang pengendara kuda menghampiri lalu merampas seluruh harta rombongan kafilah.

Yang unik, tak satu pun dari perampok itu menghampiri Abdul Qadir. Hingga akhirnya salah seorang dari mereka mencoba bertanya kepadanya, "Hai orang fakir, apa yang kamu bawa?"

"Aku membawa empat puluh dinar," jawab Abdul Qadir polos.

"Di mana kamu meletakkannya?"

"Aku letakkan di saku yang terjahit rapat di bawah ketiakku."

Perampok itu tak percaya dan mengira Abdul Qadir sedang meledeknya. Ia meninggalkan bocah laki-laki itu.

Selang beberapa saat, datang lagi salah satu anggota mereka yang melontarkan pertanyaan yang sama. Abdul Qadir kembali menjawab dengan apa adanya. Lagi-lagi, perkataan jujurnya tak mendapat respon serius dan si perampok ngelonyor pergi begitu saja.

Pemimpin gerombolan perampok tersebut heran ketika dua anak buahnya menceritakan jawaban Abdul Qadir. "Panggil Abdul Qadir ke sini!" Perintahnya.

"Apa yang kamu bawa?" Tanya kepala perampok itu.

"Empat puluh dinar."

"Di mana empat puluh dinar itu sekarang?"

"Ada di saku yang terjahit rapat di bawah ketiakku."

Benar. Setelah kepala perampok memerintah para anak buah menggeledah ketiak Abdul Qadir, ditemukanlah uang sebanyak empat puluh dinar. Sikap Abdul Qadir itu membuat para perampok geleng-geleng kepala. Seandainya ia berbohong, para perampok tak akan tahu apalagi penampilan Abdul Qadir saat itu amat sederhana layaknya orang miskin.

"Apa yang mendorongmu mengaku dengan sebenarnya?"

"Ibuku memerintahkan untuk berkata benar. Aku tak berani durhaka kepadanya," jawab Abdul Qadir.

Pemimpin perampok itu menangis, seperti sedang dihantam rasa penyesalan yang mendalam. "Engkau tidak berani ingkar terhadap janji ibumu, sedangkan aku sudah bertahun-tahun mengingkari janji Tuhanku."

Dedengkot perampok itu pun menyatakan tobat di hadapan Abdul Qadir, bocah kecil yang kelak namanya harum di mata dunia sebagai Sulthanul Auliya' Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Drama pertobatan ini lantas diikuti para anak buah si pemimpin perampok secara massal.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata-Kata Ali Bin Abi Thalib, Penuh Makna Kehidupan
Kata-Kata Ali Bin Abi Thalib, Penuh Makna Kehidupan

Kata-kata Ali bin Abi Thalib ini bisa menjadi sumber inspirasi.

Baca Selengkapnya
Niat Sholat Jenazah beserta Tata Cara dan Bacaan Doanya
Niat Sholat Jenazah beserta Tata Cara dan Bacaan Doanya

Menyolati jenazah merupakan salah satu kewajiban muslim terhadap jenazah seorang muslim. Pelaksanaannya sendiri berbeda dengan sholat pada umumnya.

Baca Selengkapnya