Kelompok bersenjata Tembagapura punya puluhan senpi, anggota 30 orang
Merdeka.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua diperkirakan memiliki belasan pucuk senjata api. Senjata selama ini digunakan melakukan teror penembakan terhadap kendaraan dan fasilitas milik PT Freeport maupun perlawanan kepada aparat.
"Mereka punya senjata api antara 10 sampai 15 pucuk," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar di Timika, seperti dilansir Antara, Senin (6/11).
Boy memprediksi KKB yang kini membaur dengan masyarakat di beberapa kampung sekitar Tembagapura itu berasal dari dua kelompok dengan jumlah anggota diperkirakan sebanyak 30-an orang.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Siapa yang bersembunyi di terowongan? Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan pentolan Hamas lainnya diyakini bersembunyi di bawah tanah di dalam terowongan.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Dimana tumbila biasanya bersembunyi? Biasanya, tumbila sering bersembunyi di sekitar tempat tidur atau sekitar kasur.
-
Di mana penembakan terjadi? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL. Mereka sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten TTU.
-
Cangkang kerucut memburu mangsa? Cangkang kerucut menggunakan racun sebagai senjata utama dalam memburu mangsa.
Upaya mengejar kelompok tersebut hingga kini masih terhambat lantaran mereka selalu bersembunyi dibalik lereng-lereng bukit terjal.
"Habis ganggu lari, habis ganggu lari. Mereka pintar lari dan bersembunyi di bukit-bukit karena mungkin sudah kebiasaan. Tapi pasti kami akan kejar terus," ujarnya.
Saat ini, pasukan Brimob dibantu TNI sudah berada di area Tembagapura untuk melakukan pengejaran terhadap anggota KKB yang sering melakukan aksi teror penembakan di wilayah itu.
Pada Sabtu (4/11) malam, kelompok tersebut membakar sejumlah gubuk liar milik para pendulang emas tradisional yang berjejer di sepanjang bantaran Kali Kabur, dekat perkampungan Utikini Lama dan Kimbeli, Distrik Tembagapura.
Keberadaan gubuk-gubuk liar itu sebetulnya sejak awal telah ditertibkan oleh aparat karena dianggap dapat membahayakan keselamatan para pendulang emas tradisional.
"Yang mereka bakar itu rumah-rumah kayu di pinggir sungai yang dibuat oleh para pendulang. Itu memang daerah terlarang, tapi selama ini para pendulang bandel. Rupanya mereka juga menjadi sasaran kelompok ini," kata Kapolda.
Aparat telah meminta para pendulang tradisional segera meninggalkan kawasan pendulangan emas tradisional di sepanjang aliran Kali Kabur guna memudahkan melakukan pengejaran KKB.
Namun permintaan atau ultimatum tersebut belum ditanggapi para pendulang emas tradisional.
"Pendulangnya tidak mau, kita sudah imbau tapi mereka tidak mau. Mungkin karena di situlah lokasi mereka mencari makan, padahal daerah di sepanjang bantara kali itu sangat berbahaya. Sudah beberapa kali kejadian longsor sampai menelan korban jiwa," jelas Kapolda. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga anggota OPM itu tewas setelah sebelumnya melakukan perlawanan ketika hendak ditangkap oleh pasukan TNI.
Baca SelengkapnyaPerjuangan para prajurit TNI yang harus bersiaga menjaga perbatasan
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI-Polri melumpuhkan lima anggota KKB di Pegunungan Bintang.
Baca SelengkapnyaLaporan itu diperoleh dari pendulang yang berhasil menyelamatkan diri dengan berlari dan tiba di pos Kolop.
Baca SelengkapnyaKelompok OPM Teranus Enumbi di Papua berhasil dilumpuhkan oleh aparat TNI.
Baca SelengkapnyaJenazah ketiga terduga anggota OPM masih berada di RSUD Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaKeduanya merupakan anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Baca SelengkapnyaGerombolan OPM yang disergap dipimpin Teranus Enumbi. Mereka kerap menyerang masyarakat dan aparat TNI serta menebar teror di Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaTNI masih berada di dalam hutan sampai saat ini untuk melaksanakan eksfiltrasi (proses pemindahan personel).
Baca SelengkapnyaAcara bakar batu di Puncak Papua berujung penembakan pos Raider
Baca SelengkapnyaSalah satu benteng peninggalan Jepang ditemukan di tengah perkampungan penduduk.
Baca SelengkapnyaTerbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.
Baca Selengkapnya