Kerabat nakhoda Brahma 12 minta pemerintah terus upayakan pembebasan
Merdeka.com - Keluarga Kapten Peter Tonsen Barahama, nakhoda kapal pandu (tugboagt) Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf terus berharap upaya pembebasan terus dilakukan pemerintah. Apalagi pasca eksekusi mati salah satu tahanan asal Kanada.
"Harapan saya, semua tawanan bisa kembali ke tengah-tengah keluarga dengan selamat dan berharap pemerintah kita dan pihak perusahaan terus berusaha membebaskan mereka baik dengan cara negosiasi maupun pembayaran tebusan," tutur Charlos Barahama, ayah Peter saat ditemui di rumah mereka yang terletak di kompleks Perumahan Taman Sari Mapanget, Kota Manado, Sabtu (30/4).
Dikatakannya, informasi terakhir tentang tawanan asal Kanada yang dieksekusi mati pihak Abu Sayyaf, membuat pihak keluarga khawatir dan sedih. Mereka terus berupaya mencari informasi terkait nasib Peter dan tawanan lainnya.
-
Kenapa ayah ini merasa sedih? Mendapati sang putri jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dia ikut merasa pilu. Tak ada orang tua yang tak hancur melihat buah hati mereka mengalami penderitaan.
-
Kenapa Syaki digendong oleh ayahnya? Saat di pelaminan, kejadian lucu terjadi ketika Syaki menangis tersedu-sedu saat digendong oleh ayahnya.
-
Kenapa polisi mengancam keluarga buron? 'Ancaman itu sudah kami sampaikan ke keluarga agar turut membantu polisi menangkap para pelaku,' jelas Umi.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang merasakan kehilangan Bapak? Kepergianmu membuatku kehilangan bagian terpenting dari hidupku.
-
Siapa yang ditangkap dan dipelihara? Dahulu pernah ada orang dari suatu daerah berhasil menangkap burung jalak lawu ini untuk dijadikan burung peliharaan. Awalnya tidak terjadi apa-apa pada orang yang menangkap burung ini. Namun, ketika sampai di tengah perjalanan. As mobil orang tadi tiba-tiba patah secara misterius.
"Waktu dengar berita eksekusi salah satu tawanan asal Kanada tentu saja kami sangat khawatir dan cemas. Nanti dapat kabar dari pihak perusahaan bahwa mereka baik-baik saja barulah kami agak tenang. Memang sampai saat ini perasaan (cemas) itu tetap ada namun kami keluarga berusaha terus menahan," jelas Charlos yang didampingi istrinya Sopitje Salemburung.
"Peter anak yang baik. Ia mudah bergaul dan peramah. Meski penghasilannya masih terbilang minim, ia suka membantu keluarga. Kalau orang tua ataupun anggota keluarga lain sakit, ia suka membantu dengan mengirim uang," imbuhnya.
Meski demikian, lanjutnya, bungsu dari 3 bersaudara tersebut memiliki sifat yang agak tertutup soal pekerjaan. Meski telah bergelut selama 11 tahun sebagai pelaut, Peter jarang memberi informasi kepada kedua orang tuanya.
"Kalau kerja di perusahaan (kapal) ini, yang dia bilang sudah 3 kali trip. Namun dia enggak pernah bilang kerja di kapal apa dan perusahaan mana," ujar Charlos mengenang.
Charlos masih terpukul dengan kejadian yang dialami Peter dan 9 awak kapal lainnya. Meski berusaha bersikap tenang, raut wajah kedua orang tua nakhoba TB Brahma 12 ini sesekali terlihat sayu. Charlos pun masih berharap pada upaya pemerintah dan pihak perusahaan demi kebebasan sang anak.
"Harapan saya, semua tawanan bisa kembali ke tengah-tengah keluarga dengan selamat dan berharap pemerintah kita dan pihak perusahaan terus berusaha membebaskan mereka baik dengan cara negosiasi maupun pembayaran tebusan," tutur Charlos.
Kabar terakhir dari perusahaan tempat Peter bekerja cukup melegakan hati. Informasinya, Peter Cs dalam keadaan selamat dan berada di suatu tempat yang belum diketahui pasti.
Peter sendiri menjadi korban penculikan kelompok Abu Sayyaf bersama 9 awak kapal lainnya pada Sabtu (26/3) lalu. Saat itu kapal TB Brahma 12 yang dinakhodainya dalam perjalanan dari Kalimantan menuju Batangas, Filipina. Kapal bermuatan batubara tersebut dibajak, 10 awak kapal diculik. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan tawanan tersebut juga mengatakan helikopter Apache Israel juga menembaki mereka.
Baca SelengkapnyaPara terdakwa diputus bersalah tetapi hukumannya jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaNP dihukum 14 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau. Padahal, selama ini dia merasa diteror pria yang suka mengintipnya.
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan sadisnya membunuh keempat anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaMomen perpisahan anak ke-3 Anies Baswedan dengan keluarga sebelum berangkat ke Manchester, Inggris.
Baca Selengkapnya