Kesaksian Korban Selamat dari Maut Usai Kapal Terbalik di Sungai Bengawan Solo
Merdeka.com - Beberapa penumpang selamat bercerita kronologi perahu sebelum terbalik di Sungai Bengawan Solo, di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Arus sungai yang deras diduga menjadi penyebab utama perahu itu terbalik.
Mat Sarmuji (56), salah satu warga Kecamatan Rengel, Tuban yang menumpangi perahu itu mengaku jika sebelum terbalik, sang juru mudi sudah merasakan derasnya air sungai. Bahkan, juru mudi tersebut terlihat berencana membatalkan penyeberangan saat sudah berada di tengah sungai.
Namun sayang, niat kembali itu rupanya sudah keburu insiden kecelakaan. “Perahu hendak balik, depannya kena arus dan terbalik,” ungkapnya.
-
Dulu, di mana kapal-kapal dari Sungai Bengawan Solo bersandar? Sebelum memasuki kawasan perdagangan, kapal-kapal dari Sungai Bengawan Solo bersandar dulu di Gandekan
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Mengapa kapal-kapal dari Sungai Bengawan Solo harus bersandar di Gandekan? Namun untuk sampai ke pusat-pusat perdagangan, kapal-kapal itu akan terlebih dahulu bersandar di Gandekan.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
Mengetahui hal itu, dirinya pun hanya bisa pasrah. Apalagi, ia tak mampu berenang lantaran derasnya arus waktu itu. Ia pun memilih terbawa arus, hingga akhirnya ia bisa berada di tepi sungai dan ditolong warga sekitar.
“Arusnya deras. Ngatut banyu (mengikuti arus sungai) dan Alhamdulillah selamat,” terangnya.
Hal senada disampaikan oleh Arif Dwi Setiawan (39). Ia mengaku bersyukur masih bisa selamat dari kejadian yang dapat merenggut nyawanya tersebut. “Alhamdulillah, bisa selamat,” ungkapnya
Pria asal Kecamatan Rengel itu menceritakan, ketika perahu yang ditumpanginya terbalik. Seketika, dirinya langsung tersapu oleh derasnya arus sungai.
Ia pun berusaha berenang dan berteriak sekuat tenaga untuk minta tolong ketika berada di tengah sungai. Beruntung, suara itu didengar orang yang berada di atas perahu penambangan pasir yang ada di sekitar lokasi.
“Saya ditolong penambang pasir dan dilempar tali. Terus saya pegang tali itu, dan bisa selamat,” ungkapnya.
Sebelumnya, perahu penyeberangan berpenumpang belasan orang terbalik dan tenggelam di Sungai Bengawan Solo di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu (3/11) sekitar pukul 09.30 Wib.
Kejadian tersebut bermula ketika perahu penyeberangan itu bersandar dari tambangan di Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Tuban. Perahu terbuka itu dikemudikan oleh Kasiyan (65) warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
Kemudian, perahu penumpang itu menyeberang menuju arah Kanor Bojonegoro dan ketika sampai ditengah Sungai Bengawan Solo mengalami oleng hingga perahunya terbalik karena derasnya arus sungai.
“Pengemudi perahu tidak mempertimbangkan arus sungai yang deras sehingga pada saat akan menyeberang perahu tersebut terbalik di tengah sungai," jelas Kapolres Tuban AKBP Darman.
Lebih lanjut, berdasarkan data dari BPBD Tuban mencatat ada 10 penumpang perahu yang ditemukan dalam kondisi selamat, pada siang hari.
Petugas gabungan dari BPBD, TNI, dan Kepolisian juga masih terus melakukan pencarian korban tenggelam dengan menyusuri sungai dari titik perahu terbalik hingga sepanjang 4,7 kilometer.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah kapal Speedboat KM. Pari Kudus terbalik di Kepulauan Seribu hari ini, Senin (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaKeseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur.
Baca SelengkapnyaDaya tampung ojek perahu yang tenggelam idealnya ditumpangi 14-15 orang. Tetapi pada saat kejadian peristiwa diisi 40 lebih orang penumpang.
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan adalah warga yang akan menyeberang dari Lanto menuju ke desa mereka usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan menyeberang usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaArif menuturkan, usai dievakuasi di dermaga setempat, beberapa korban yang membutuhkan perawatan medis dibawa ke rumah sakit dan dijemput keluarga.
Baca SelengkapnyaTenggelamnya kapal penyeberangan di Buton Tengah mengakibatkan 15 orang tewas. Diduga kapal tersebut kelebihan muatan seusai merayakan HUT
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaAda 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca Selengkapnya