Kisah Bung Karno jadi model dadakan lukisan 'Memanah' Henk Ngantung
Merdeka.com - "Lukisan bagus. Ini sebuah simbol bangsa Indonesia yang terus, terus, dan terus bergerak maju. Paulatim longius itur!". Itulah kesan pertama Presiden Sukarno begitu melihat lukisan yang tengah dikerjakan Henk Ngantung.
Sukarno menyampaikan keinginannya membeli lukisan itu. Sayangnya lukisan bergambar orang memanah itu belum rampung. Diperlukan model untuk menyelesaikan lukisan itu. Tanpa ragu Sukarno menawarkan diri. "Aku, Sukarno akan jadi model," kata Sukarno.
Henk Ngantung tak dapat menolak. Dia menyelesaikan lukisannya dalam waktu kurang lebih 30 menit. Setelah selesai, Sukarno memasukkan lukisan itu langsung ke mobil dan membawa pulang ke rumahnya di Pengangsaan Timur 56, Jakarta.
-
Siapa seniman Batak yang dikoleksi Presiden Soekarno? Salah satu karya Nasjah yang cukup terkenal yaitu 'Lestari Fardani' tahun 1958 ini telah dikoleksi oleh Presiden Soekarno pada 1960.
-
Apa yang dipamerkan seniman? Kedua belas seniman bergiliran menampilkan karya mereka di empat studio seni langsung per bulan selama tiga bulan ke depan.
-
Apa pekerjaan pertama Soekarno? Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.
-
Apa saja peninggalan Bung Karno di rumahnya? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Karya seni apa yang dilelang? 'Comedian', karya seni konseptual yang menampilkan pisang yang direkatkan dengan lakban di dinding, akan dilelang kembali.
-
Siapa yang suka mengoleksi lukisan? Meskipun begitu, ternyata Keynes memiliki hobi yaitu mengoleksi berbagai macam karya lukisan seperti Picasso, Seurat, dan Cezanne.
Lukisan Berjudul 'Memanah' karya Henk Ngantung itu menjadi satu dari 28 koleksi lukisan di Istana Kepresidenan. Lukisan itu dibeli pada 1943 saat Sukarno melihat pameran yang diadakan Keimin Bunka Sidhoso, pusat kebudayaan Jepang.
"Tahun 1943, Bung Karno membeli lukisan Henk Ngantung. Di sanalah dia mulai berhasrat mengoleksi lukisan," ujar Bambang Asrini Widjanarko, kurator seni yang berbincang dengan merdeka.com di Galeri Nasional Indonesia, Jumat (5/8).
Keinginan Sukarno mengoleksi lukisan muncul sejak dia diasingkan ke Bengkulu pada 1937. Hal ini dinyatakan dalam timeline sejarah koleksi benda seni Istana Kepresidenan RI yang dapat dilihat ketika mengunjungi pameran di Galeri Nasional.
'Memanah' juga ternyata dipakai sebagai latar belakang dalam konferensi pers perdana pemerintah Indonesia yang diadakan sesaat setelah Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks proklamasi.
Berbeda dengan koleksi lukisan lain yang dilukis di atas kanvas, Henk Ngantung justru menggunakan triplek sebagai media untuk melukis.
"Karena merupakan lukisan yang bersejarah, kita memiliki inisiatif untuk melukisnya ulang. Dilukis oleh Haris Purnomo," ujar Adek Wahyuni Saptantinah, pengelola barang seni Istana kepresidenan.
Adek telah mengelola barang seni di Istana Kepresidenan selama 33 tahun. Lukisan 'Memanah' yang asli sudah tak lagi sempurna. Bagian kanan atas lukisan telah hilang, catnya pun mengelupas. Namun, karya asli pelukis yang juga adalah pionir Tugu Selamat Datang ini tetap dapat dilihat di Pameran 17/71: Goresan Juang Kemerdekaan.
Henk Ngantung memiliki kedekatan dengan Sukarno. Untuk menjadikan Jakarta sebagai kota budaya, Henk Ngantung ditunjuk langsung oleh Sukarno menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 1964.
Tapi pada 1965, Henk tiba-tiba dicopot dari jabatannya. Dia dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat viral patung Bung Karno di Banyuasin yang tembem dan gempal. Kini sudah berubah bentuk berkat pemahat ini.
Baca SelengkapnyaKampanye di Ende, Ganjar Pranowo Napak Tilas di Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca SelengkapnyaSosoknya diabadikan dalam bentuk patung sebagai apresiasi bangsa Indonesia
Baca SelengkapnyaProvinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca SelengkapnyaPatung ini akan dibuat setinggi 6 meter. Pascatuai polemik, kontraktor diminta perbaiki dan ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaSebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk patung Bung Karno di Banyuasin belum lama selesai, namun sudah mendapatkan kritikan dari seniman dan dewan kesenian.
Baca SelengkapnyaNasjah bukanlah keturunan seniman, bahkan tidak ada keluarganya satupun yang miliki bakat di bidang seni.
Baca SelengkapnyaTokoh seniman kondang ini adalah orang pertama yang mengenalkan modernitas seni rupa Indonesia dalam konteks kondisi nyata bangsa Indonesia saat itu.
Baca SelengkapnyaBanyak yang menilai patung tersebut sangat tidak mirip dengan Bung Karno.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ratna Sari Dewi istri Bung Karno kembali mencuri perhatian.
Baca Selengkapnya