Kisah gerilya Letkol Kawilarang dan harimau Sumatera
Merdeka.com - Lima pencari kayu alim (biasanya digunakan untuk bahan minyak wangi), dari Desa Simpang Kiri, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang terjebak di atas pohon karena dikepung lima ekor Harimau di pedalaman hutan Leuser. Sementara satu orang lagi tewas diterkam. Rupanya harimau itu marah karena anaknya dibunuh salah satu pencari kayu.
Kawasan Bukit Barisan dan Gunung Leuser dikenal sebagai habitat Harimau Sumatera. Ada kisah menarik saat Gerilya mempertahankan kemerdekaan dulu.
Saat itu November 1948, Letkol Alex Kawilarang ditunjuk menjadi Komandan Sub Teritorial VII Tapanuli dan Sumatera Timur. Menjadi Komandan di Sumatera hal baru baginya, saat agresi militer Belanda I tahun 1947, Kawilarang bertugas di Kawasan Bogor dan Sukabumi.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Siapa yang memburu hiu monyet? Namun, manusia memburu mereka untuk olahraga, sup sirip hiu, pengambilan daging, dan ekstraksi minyak hati.
-
Apa ancaman utama bagi Harimau Sumatera? Rusaknya ekosistem hutan membuat konflik antara harimau dengan manusia tidak pernah berhenti. "Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan santri saat dikejar harimau? Ada seorang santri yang dikejar-kejar oleh harimau. Setelah kelelahan dan tak bisa lari lagi, dia akhirnya pasrah kepada Tuhan. Lalu memejamkan mata sambil berdoa.
Masalah di Sumatera bukan hanya ancaman serangan Belanda. Perang saudara antara sesama prajurit lokal juga terjadi. Sampai-sampai TNI kekurangan peluru karena sesama pasukannya saling gempur.
Benar saja, Belanda menggelar agresi militer ke II. Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan langsung jatuh tanggal 19 Desember 1948. Empat hari kemudian pasukan Belanda mendarat di Sumatera lewat Balige dan Danau Toba.
Kawilarang meminta semua prajurit TNI berhenti bertikai. Kini mereka menghadapi musuh bersama yaitu Belanda.
Kawilarang masuk hutan dia mengecek semua sektor yang ada di bawahnya hingga masuk ke Aceh. Perjalanannya berat, keluar masuk hutan, meniti pegunungan bukit barisan. Seringkali rombongannya yang hanya beberapa orang ditembaki Belanda. Untungnya Kawilarang selalu bisa lolos.
Salah satu pengalaman Kawilarang yang paling menegangkan adalah bertemu Harimau di belantara Sumatera. Saat itu Kawilarang hendak menuju Sidikalang. Tahunya daerah itu sudah dikuasai Belanda. Dia pun kembali masuk hutan.
"Kira-kira tengah malam, tidak jauh dari Sidikalang, tiba-tiba penunjuk jalan yang ada di depan saya berhenti. Ada apa pula? Ternyata di tengah jalan, dengan jarak cuma tiga meter dari kami, dua titik memencar. Macan!" kata Kawilarang dalam biografi Untuk Sang Merah Putih yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan.
Semua menahan napas. Untunglah setengah menit kemudian binatang itu melompat ke pinggir. Semuanya bersyukur. Perjalanan bisa dilanjutkan. Jika terpaksa menembak tentu akan kedengaran Belanda dan akibatnya lebih fatal.
Bertemu Harimau di hutan memang menakutkan. Namun ada lagi yang saat itu lebih menakutkan rakyat Sumatera di saat peperangan. Di daerah itu gentayangan 'Barisan Harimau Liar'. Mereka adalah kelompok perampok yang mengincar para pengungsi.
"Perampasan, perampokan, pembunuhan kerap terjadi dan umumnya dilakukan oleh kelompok ini," kata Kawilarang.
Kawilarang menebar pasukan di pinggir jalan raya Tarutung-Sibolga. Mereka menyerang konvoi Belanda yang lewat sana. Cara itu cukup efektif, Belanda sampai menjulukinya doden weg atau jalan maut.
Baru tanggal 15 Agustus akhirnya Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat gencatan senjata. Kawilarang menceritakan moril TNI dan rakyat sebenarnya masih tinggi untuk terus gerilya. Hanya peluru yang sudah sangat kurang. Tapi tentara harus patuh para kebijakan pemerintah. Tembak menembak di seluruh Sumatera dihentikan total.
Tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, termasuk seluruh Sumatera. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaBiasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaPeneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatna menjelaskan terkait daerah separatis KKB. Ia mengatakan pergerakan TNI dan KKB 'main kucing-kucingan'
Baca Selengkapnya