Kisah pelarian bomber Mapolres Solo 6 bulan tidur di kandang ayam
Merdeka.com - Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo 5 Juli lalu sudah lama diincar aparat keamanan. Dia terdeteksi pernah mengikuti pelatihan membuat bom dan memiliki beberapa bom rakitan. Saat bom di Jalan Thamrin lalu, Rohman berhasil lolos dari sergapan aparat di Bekasi. Selama menghilang, rupanya dia bersembunyi di Klaten dan tidur di kandang ayam.
Rohman baru keluar dari persembunyiannya pada saat dia memutuskan beraksi seorang diri meledakkan bom yang akhirnya menewaskan dirinya sendiri. Pada Sabtu (23/7) kemarin, Tim dari Densus 88 menangkap tiga orang yang diduga selama ini menyembunyikan Rohman.
Informasi yang dihimpun, ketiga orang yang diamankan itu adalah AS (40), warga Dukuh Candirejo RT 10 RW 04, Desa Sorogaten, Kecamatan Tulung, Klaten. Kemudian W (40), warga Dukuh Jetis RT 12 RW 06, Desa Gedong Jetis, Tulung, Klaten, dan CBS (34), warga Glagah Kidul RT 02 RW 01, Desa Glagahwangi, Polanharjo, Klaten.
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
Pelaku bom di Polresta Solo ©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Ketiga warga Klaten tersebut diduga membantu menyembunyikan Nur Rohman saat menjadi buron kepolisian usai penyergapan Densus 88 di Bekasi. Informasi yang beredar, AS merupakan kakak kandung dari Nur Rohman yang tinggal bersama keluarganya di Klaten.
Usai penangkapan ketiganya dibawa oleh tim Densus 88/AT Mabes Polri. Polisi juga akan melakukan penggeledahan dan olah TKP di rumah para terduga. Selain ketiga warga tersebut Densus juga mengamankan seorang warga lainnya.
"Ada satu lagi tapi saya belum tahu siapa yang ditangkap berikutnya. Saya belum mendapatkan informasi pasti dari anggota yang di lapangan," kata Kapolres Klaten, AKBP Faizal.
Sementara itu, informasi soal persembunyian Rohman itu diungkap oleh Kapolsek Tulung AKP Parmo. Dia bekerja di sebuah peternakan ayam dan rela tidur di kandang ayam selama enam bulan. Nur Rohman baru muncul saat akan melakukan bom bunuh diri sehari menjelang Lebaran lalu.
"Sebelum melakukan aksi bom bunuh diri di Solo, dia lari dan bersembunyi serta tidur di peternakan ayam," ujar kapolsek.
Parmo mengatakan, pemilik peternakan bernama Winarno, dan peternakannya ada di Dusun Menggung, Desa Gedong Jetis, Tulung, Klaten. "Seperti sudah menjadi anak kandang, bekerja di kandang dan sekaligus tidur di kandang," ujarnya.
Kapolsek menambahkan, pasangan Agus Suharyanto-Bekti dan pasangan Winarno-Zubaidah harus berurusan dengan polisi karena dianggap melindungi Nur Rohman. "Agus itu kakak kandung Nur Rohman, Winarno adalah pemilik usaha ternak ayam tempat Nur Rohman bekerja," jelasnya.
Dua pasangan itu, lanjut dia, saat ini masih dibawa oleh Densus 88. Rumah Agus maupun rumah dan kandang milik Winarno juga telah digeledah. Namun Parmo mengaku tidak tahu-menahu barang apa saja yang ditemukan dan dibawa Densus 88.
"Saya tidak tahu, penggeledahan tidak melibatkan Polsek. Perannya apa juga tidak tahu," tukasnya.
Terkait barang hasil penggeledahan yang dibawa Densus 88, Camat Tulung, Klaten, Rahmad Sugiarto yang mengaku diajak Densus 88 untuk ikut menyaksikan penggeledahan mengungkapkan sejumlah tempat diperiksa oleh petugas.
"Setelah dari gubuk, saya, pak kepala desa dan pak kadus diajak ke tepi sungai di selatan gubuk. Katanya Nur Rohman sering melakukan kegiatan di sana," ujar Rahmad.
Rahmad menambahkan, usai memeriksa kedua tempat tersebut, Densus 88 kembali ke Polsek Tulung. Dia tidak tahu pasti apa yang diamankan oleh Densus. Namun dia melihat ada beberapa barang yang dibawa keluar.
"Saya kurang jelas, karena agak jauh. Tadi bawa pakaian, sarung dan ada serbuk putih. Jumlahnya saya tidak tahu," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga pria diamankan dalam sebuah rumah kontrakan di Kota Batu
Baca SelengkapnyaTiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 menempati rumah di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaSetelah berhasil kabur, para tahanan ini masuk ke kawasan rumah penduduk.
Baca SelengkapnyaMurtala Ilyas merupakan otak intelektual dalam jaringan narkoba Malaysia-Medan-Aceh-Jakarta.
Baca SelengkapnyaTiga pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu merupakan warga Kota Lhokseumawe, masing-masing berinisial RM (50), HU (41) dan DA (25).
Baca SelengkapnyaKetiga pengungsi Rohingya yang lari tersebut adalah laki-laki, Sana Ullah (22), Shobir Hossain (19) dan Azim Ultah (19).
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.
Baca SelengkapnyaSalah satu tahanan yang kabur adalah gembong narkoba Murtala Ilyas.
Baca SelengkapnyaAwalnya ada 14 tahanan yang melarikan diri, namun 8 orang sudah kembali diamankan.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh tahanan kabur dari Rutan Salemba. Mereka menjebol jeruji besi kamar tahanan, lalu menyusuri gorong-gorong sempit dan pengap.
Baca Selengkapnya