Kisah peluru tembus helm baja prajurit TNI ambil emas rakyat
Merdeka.com - Para prajurit TNI yang bertempur di medan perang punya sebuah kepercayaan. Jangan pernah merampas apa yang bukan hak mereka. Jangan mengambil barang apapun milik rakyat jika tak mau bernasib sial.
Letnan (Purn) Supardi (84), masih mengingat jelas pengalamannya bertempur dari satu palagan ke palagan lain. Dia berjuang sejak tahun 1945. Ikut mempertahankan kemerdekaan dari gangguan Sekutu dan Belanda. Lalu Supardi pun ikut menumpas aneka petualangan bersenjata di awal berdirinya republik ini.
Salah satu medan pertempuran terberat adalah saat menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) tahun 1950. Saat dikirim ke Ambon, Supardi masih berpangkat prajurit. Dia anggota Batalyon Corps Tjadangan Umum Markas Besar Angkatan Darat.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Kenapa TNI harus dijaga dari pengaruh partai politik? Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
-
Bagaimana TNI tunjukkan loyalitasnya? Loyalitas tinggi yang mereka tunjukkan terhadap rekan sejawat, atasan, dan kesatuan hampir selalu bisa menyentuh hati wanita.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa yang diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia.
-
Bagaimana ajakan agar tak golput? Berikut Merdeka.com rangkum kata-kata ajakan agar memotivasi untuk tidak golput, mengingatkan kita jika suara bersama memiliki kekuatan nyata untuk memberi dan membentuk masa depan cerah bagi bangsa.
Di sana, Pasukan Ekspedisi pemerintah RI harus menghadapi sisa-sisa pasukan komando Belanda. Pasukan Baret Hijau alias Speciale Troepen ini dikenal sebagai jago perang gerilya. Mereka juga dikenal sebagai penembak jitu.
"Mereka satu peluru itu satu nyawa. Kalau ada korban di pihak kita itu pasti kena kepala, atau kena dada. Sedangkan kalau korban dari pihak mereka pasti karena berondongan peluru," kenang Supardi saat berbincang dengan merdeka.com di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (18/12).
Beberapa kali pasukan TNI juga harus melakukan raid amfibi dari laut. Begitu mendekat ke pantai, RMS sudah siap menembaki mereka. Posisi RMS pun menguntungkan karena menggunakan kubu-kubu pertahanan bekas tentara Jepang di Pantai.
Butuh perjuangan keras sampai akhirnya seluruh Maluku bisa dikuasai para prajurit TNI.
Tapi pengalaman yang paling menggetarkan adalah saat dia melihat teman-temannya yang tewas tertembak. Banyak di antara mereka ternyata menyimpan barang rampasan.
"Ada yang tertembak di dada. Pas diperiksa ada uang di sakunya. Uang RMS. Itu uang dari mana? Ada emas juga,"
"Ada juga yang bisa peluru sampai tembus ke helm baja. Itu bagaimana peluru bisa menembus helm? Pas di periksa, eh di dalam helm dia sembunyikan emas rupanya," kata Supardi sambil geleng-geleng prihatin.
Menurutnya hal-hal semacam ini tabu dilakukan prajurit yang bertempur. Ini yang bisa menyebabkan prajurit celaka.
Prinsip ini biasanya dipegang teguh para prajurit yang berada di tengah pertempuran. Contohlah Mayor Kawilarang yang tak mau mengambil guci berisi permata peninggalan Jepang di Bogor.
Atau Letnan Benny Moerdani yang tak mau menyentuh uang satu peti yang ditemukan saat menumpas PRRI di Sumatera. Ada juga Komandan Polisi Istimewa M Jasin yang tak tergiur emas dan permata empat besek saat menumpas petualangan Mayor Sabaruddin.
Mereka sadar tak ada emas senilai nyawa dan tugas prajurit adalah bertempur, bukan mencuri yang bukan hak mereka.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.
Baca SelengkapnyaNasib nahas dialami seorang anggota Brimob Polda Kepri setelah terkena busur panah saat mengamankan penggusuran pemukiman ilegal di Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaDengan suara knalpot bising menyulut emosi masyarakat sekitar, termasuk prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaViral video anggota geng motor membawa senjata tajam (sajam) masuk Kompleks Lanud Halim Perdana Kusuma TNI AU Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI ini terlihat mengendarai motor dengan seorang wanita tanpa menggunakan helm.
Baca SelengkapnyaBegini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaCalon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berjanji seluruh prajurit TNI tidak akan bertindak arogansi.
Baca SelengkapnyaMenurut Maruli, apa yang dilakukan prajurit TNI itu tergolong jahat.
Baca SelengkapnyaSenjata yang dipakai para pejuang pun beragam, jauh dari kata modern seperti bangsa barat.
Baca Selengkapnya