Kisah pesinden 3 zaman yang terlupakan
Merdeka.com - Siapa sangka pemilik warung gudeg di area Terminal Jombor, Sleman, Yogyakarta adalah salah satu maestro seni karawitan yang sudah terlupakan. Jasa-jasanya melestarikan kesenian karawitan sejak zaman penjajahan Jepang tidak membuatnya bisa menikmati hari tuanya dengan tenang.
Orang-orang di sekitar terminal mengenalnya sebagai penjual gudeg bukan sebagai seorang seniman. Pukul 09.00 WIB, dia mulai menyiapkan warungnya dan memanaskan sejumlah masakan untuk disajikan pada pelanggannya.
Dia adalah Maria Magdalena Rubinem, pesinden yang sudah memulai karir sejak tahun 1942. Dimasa kecilnya, meski buta huruf tak membuatnya minder untuk belajar nyiden. Namun berkat seorang tetangganya, Rubinem akhirnya diajak untuk belajar nyinden di Kraton.
-
Siapa seniman Batak yang dikoleksi Presiden Soekarno? Salah satu karya Nasjah yang cukup terkenal yaitu 'Lestari Fardani' tahun 1958 ini telah dikoleksi oleh Presiden Soekarno pada 1960.
-
Siapa yang dijuluki Bapak Seni Rupa Modern Indonesia? Beliau ada seorang pelukis legendaris Indonesia yang dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Modern Indonesia. Melalui dirinya, seni di Indonesia semakin berkembang dengan memperkenalkan modernitas seni rupa dengan konteks faktual Bangsa Indonesia.
-
Siapa yang memberi apresiasi kepada seniman Banyuwangi? Komitmen kuat masyarakat Banyuwangi dalam melestarikan seni budaya tersebut, lanjut Ipuk, kini mendapat apresiasi yang luas.
-
Kenapa Soekarno berpesan agar bangsa Indonesia menghormati jasa pahlawannya? Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
-
Bagaimana Soekarno menggambarkan semangat juang bangsa Indonesia? Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad, 'Merdeka, merdeka atau mati'!
-
Bagaimana Soekarno dikenal di negara lain? Beberapa negara Timur Tengah dan Barat, kadang nama Soekarno ditulis Achmed Soekarno. Penambahan pada nama Soekarno kemungkinan dilakukan wartawan barat lantaran masih merasa asing dengan kebiasaan orang Indonesia yang hanya memakai satu nama tanpa menyematkan nama keluarga.
"Kata tetangga saya, suara saya bagus, terus disuruh ikut latihan nyiden di Kraton, tapi saya awalnya tidak mau, wong tidak bisa membaca," kata Rubinem saat ditemui merdeka.com di warung gudeg miliknya, Kamis (30/01).
Berawal dari belajar nyiden, perlahan Rubinem juga mulai belajar untuk membaca dan menulis. Hingga akhirnya dia mendapat kesempatan bergabung di RRI sebagai sinden dalam acara di RRI.
"Tahun 40an saya itu masuk RRI, ya karena saya itu pinter nyiden terus masuk," kenang Rubinem.
Kepiawaian Rubinem dalam nyiden, membuatnya berkali-kali mendapat kesempatan untuk tampil di depan para orang-orang penting di negeri ini, salah satunya Presiden Soekarno.
"Saya sampai disuruh ke Jakarta tampil di depan Pak Karno, ya saya bangga, karena cuma saya sendiri dari RRI," ucapnya.
Tidak hanya sebagai sinden di RRI, di luar tempatnya bekerja tersebut, Rubinem kerap dipanggil untuk nyiden di berbagai tempat di Yogyakarta bahkan di luar Yogya. Ketenaran Rubinem membuatnya betah dengan profesi yang dilakoninya sebagai sinden sekaligus seniman tradisi.
"Saya itu nyiden dari zaman Jepang, Pak Soekarno, Pak Soeharto, sampai saya bosen dan memutuskan berhenti karena usia," kenangnya.
Sayangnya, di hari tuanya dia justru banyak menghabiskan waktu berjualan gudeg ditemani anaknya. Dia merasa, para pemimpin sekarang semakin tidak mempedulikan para seniman. Padahal menurutnya, zaman Soekarno seniman sepertinya begitu dihargai.
"Saya sedih, banyak seniman dilupakan, termasuk saya, nanti kalau sudah mati baru dihargai, waktu masih hidup tidak pernah diperhatikan," keluh Rubinem.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Titim bisa memainkan berbagai macam variasi suara, menyanyikan banyak lagu dengan rupa cengkok, serta mampu menghadirkan seni visual panggung yang memikat.
Baca SelengkapnyaSeorang sinden asal Bojonegoro yang dulu sukses kini harus ngamen keliling pedesaan.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka sosok Benyamin rupanya pernah ditawari jadi menteri penerangan namun ditolak.
Baca SelengkapnyaTokoh seniman kondang ini adalah orang pertama yang mengenalkan modernitas seni rupa Indonesia dalam konteks kondisi nyata bangsa Indonesia saat itu.
Baca SelengkapnyaSoeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta
Baca SelengkapnyaSewaktu muda ia hidup dalam keadaan susah. Baginya, mengenyam pendidikan adalah salah satu hal yang sangat mustahil.
Baca SelengkapnyaPada masanya mereka menjadi idola lantaran sukses berperan di layar lebar maupun di layar kaca.
Baca SelengkapnyaSosoknya ini dikenal sebagai salah satu musisi tersohor di era tahun 60 hingga 70-an dan menjadi Frontman dari grup band Panjaitan Bersaudara.
Baca SelengkapnyaBamsoet mengatakan, Soeharto layak dipertimbangkan untuk mendapatkan gelar pahlawan karena beberapa hal
Baca SelengkapnyaJeje Soekarno, sosok yang tak hanya dikenal sebagai selebritis, tetapi juga sebagai keturunan dari Sang Proklamator, Soekarno.
Baca SelengkapnyaRenjana Production juga memberikan penghargaan kepada para musisi legendaris Indonesia. Mewakili generasi 70-an.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman bertemu dengan pengamen yang sudah dikenalnya dari Letkol.
Baca Selengkapnya