Kisah pilu Mbah Bati, puluhan tahun seatap dengan kambing
Merdeka.com - Cerita nestapa Mbah Bati ini menyadarkan pentingnya berbagi. Ketika para pejabat lebih mementingkan urusan pribadi, ada Mbah Bati (70) dan Mbah Giyo (80) dengan cerita menyayat hati.
Bagaimana tidak, pasangan suami istri yang tua renta ini harus rela menghabiskan hidupnya puluhan tahun bersama ternak peliharaan yang menjadi mata pencarian mereka. Bukan sekadar memelihara dan menggembala, tapi mereka dan ternaknya tinggal di satu rumah yang sama, bahkan tidur berdampingan. Miris.
Kisah nyata ini ada di Desa Punggu, Kecamatan Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah. Menurut para tetangga, pasutri ini sudah membina rumah tangga lebih dari 40 tahun lamanya.
-
Apa kata-kata yang mewakili anak kurang kasih sayang? 'Hati yang terluka tidak bisa disembuhkan sekaligus. Itu lebih buruk lagi jika luka yang datang berasal dari seseorang yang engkau cintai.'
-
Bagaimana orangtua yang kurang terlibat bersikap? Mereka jarang menetapkan aturan dan tidak memberikan panduan atau harapan perilaku.
-
Apa tanda anak kurang kasih sayang? Salah satu tanda paling jelas bahwa anak kurang mendapatkan kasih sayang adalah perubahan suasana hati. Anak yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi lebih pendiam dan cenderung menarik diri. Ia mungkin mulai menghindari interaksi dengan keluarga atau teman-temannya.
-
Kenapa anak tengah sering merasa diabaikan? Anak tengah sering kali merasa bahwa orang tua lebih memperhatikan anak tertua atau anak bungsu. Mereka merasa dirugikan oleh kurangnya perhatian dan cinta yang mereka anggap layak mereka terima.
-
Kenapa anak psikopat kurang peduli dengan penderitaan orang lain? Menurut penelitian, anak-anak dengan tanda-tanda psikopat cenderung kurang merasakan empati dan sering kali menunjukkan hiposensitivitas terhadap penderitaan dan rasa sakit orang lain.
-
Apa ciri orang tua yang kurang terlibat? Ciri Neglectful ParentingJauh dari tindakan emosional anakMembatasi interaksi dengan anak-anak mereka karena terlalu terbebani oleh masalah mereka sendiri.Memberikan sedikit atau tanpa pengawasan pada anak.Hanya memberi sedikit harapan atau kadang tidak sama sekali tuntutan pada perilaku anak.Menunjukkan sedikit kehangatan, cinta, dan kasih sayang terhadap anak-anak mereka.
"Mbah Giyo suami kedua Mbah Bati. Dari pernikahan Mbah Bati yang pertama dikaruniai dua anak, perempuan dan laki-laki. Sedangkan dari pernikahannya bersama Mbah Giyo dikaruniai tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan," cerita Icuk (30), tetangga Mba Bati yang juga warga Desa Punggu, saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (21/5).
Menurut Icuk, luas rumah Mbah Bati lebih kurang 7 meter persegi. Meski beratapkan genteng, rumah kecil itu masih berlantaikan tanah, berdinding bambu dan tidak memiliki kamar mandi. Saat musim hujan datang, cucuran air pun membasahi.
Tak punya kasur apalagi televisi. Mbah Bati hanya punya radio uzur yang dimilikinya sejak muda.
"Listrik diberi sama keponakannya yang tinggal depan rumah mereka. Itu pun hanya dialiri listrik 5 watt, dan hanya dihidupkan malam sampai subuh," tambahnya.
Selain Mbah Bati dan Mbah Giyo, di rumah itu tinggal putri dari pernikahan keduanya yang mengalami gangguan mental. Mereka bersempit-sempit dengan ternak kambing dan ayam yang tinggal di dalam rumah.
"Kalau Mbah Bati masih ada sekat dari bambu jadi nggak tidur berdampingan sama kambingnya. Tapi kalau Mba Giyo ya tidurnya sebelahan sama kambing. Kalau ayam-ayam itu di bagian dapur," jelas ibu satu orang anak ini.
Sungguh tak bisa dibayangkan sedihnya kehidupan pasangan tua ini. Apalagi jika musim penghujan datang, bau kotoran ternak semakin terasa menyengat. Belum lagi selokan yang mampet menambah kumuhnya rumah itu.
Sebenarnya, lanjut Icuk, rumah Mbah Bati berdekatan dengan rumah putri dari pernikahan pertamanya. Tapi sayang, putrinya itu terlalu sibuk dengan keluarganya.
"Tapi dia tidak terlalu peduli. Dulu Mbah Bati pernah dialiri listrik sama dia, tapi diminta bayaran, ya mana ada uang Mbah Bati. Akhirnya diputus, dan Mbah Bati pakai senter. Kalau anak laki-lakinya dari pernikahan pertama di luar kota," tambahnya.
Meski sudah tua dan tubuhnya membungkuk, Mbah Bati masih kuat menggembala kambing-kambingnya. Saat ini, Mbah Bati memiliki dua ekor kambing. Setelah besar, nantinya kambing itu dijual ke pasar yang tak jauh dari rumahnya.
"Kalau Mbah Giyo lebih banyak duduk di rumah karena sudah tua dan lemas. Beliau juga kurus sekali."
Untuk sekadar mengisi perut agar tak kelaparan, lanjut Icuk, biasanya Mba Bati mendapat sumbangan dari warga. Selain itu, Mbah Bati juga mendapatkan bantuan raskin dari pemerintah setempat.
"Kadang ada warga yang kasih dua-tiga ribu. Kalau dari pemerintah cuma dapat raskin," tambahnya.
Mbah Bati yang sesekali sakit mau tidak mau terpaksa pasrah. Menjadi tulang punggung sekaligus mengurus anak yang mengalami gangguan mental. Jika kambing atau ayamnya sudah bisa menghasilkan uang, akan dijual.
"Kadang cucunya dari Jakarta pulang kasih uang juga," ucap Icuk.
Icuk tak melihat ada bantuan lebih dari pemerintah setelah melihat nasib Mbah Bati dan Mbah Giyo. Meski demikian, dia melihat Mbah Bati tak putus asa dan sabar menikmati jalan hidupnya.
"Mbah Bati orang yang ramah dan baik. Setiap bertemu orang yang tua dan muda disapanya. Saya berharap ada uluran tangan yang iklas membantu kehidupan mereka," harap wanita berusia 30 tahun ini. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaKambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.
Baca SelengkapnyaMbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah sering menikah, namun hanya satu istri yang bisa memberikan keturunan.
Baca SelengkapnyaSimak deretan potret Fati Indraloka yang ungkap kondisi anak-anaknya usai ditinggal sang ayah!
Baca SelengkapnyaPutri bungsu Babe Cabita merasakan kehilangan sosok sang ayah yang telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca Selengkapnya