Kisah tragis pria dibakar karena dituduh curi amplifier musala
Merdeka.com - Kesedihan masih tampak di wajah Siti Zubaidah. Warga Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi itu ditinggal mati suaminya Muhammad Aljahra alias Zoya (30) yang tewas secara mengenaskan. Zoya dituduh mencuri amplifier musala dan dihajar warga serta dibakar hidup-hidup di Babelan, Bekasi Selasa (2/8) petang.
"Saya yakin kalau suami saya tidak melakukan pencurian. Saya enggak percaya atas tuduhan itu," kata Zubaidah saat ditemui merdeka.com, Kamis (3/8).
Menurut dia, suaminya merupakan teknisi elektronik. Biasanya memperbaiki pengeras suara seperti toa yang rusak, sound system, televisi dan lainnya. "Saya pasrah dengan kejadian ini," katanya.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa pelaku pembunuhan di Batubara? “Kematian korban sangat tragis. Namun hingga saat ini pelaku juga belum ditangkap,“
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
Ditinggal suaminya, Zubaidah yang sehari-harinya hanya seorang ibu rumah tangga, kini harus menghidupi anak laki-lakinya yang masih berusia empat tahun. Kesedihannya bertambah karena saat ini dia sedang mengandung enam bulan anak keduanya.
"Saya tidak menyangka kejadian ini menimpa suami," kata Zubaidah yang mengaku air matanya sudah kering karena kejadian ini.
Dia menuturkan, Zoya merupakan tulang punggung keluarga. Penghasilannya tidak menentu dari hasil jual beli barang elektronik bekas, serta jasa memperbaiki elektronik seperti televisi, amplifier, sound sistem, dan lainnya. "Dalam seminggu biasanya mendapatkan Rp 300 ribu, paling banyak Rp 500 ribu," ujarnya.
Menurut dia, untuk mendapatkan elektronik bekas atau rusak, biasaya mencari di sejumlah tukang barang bekas. Dari situ dibeli untuk dibawa pulang lalu diperbaiki. "Kemudian dijual lagi, nyari rongsokan biasanya keliling ke beberapa tempat," imbuhnya.
Zubaidah mengaku sudah diperiksa polisi di Polsek Babelan. Dalam pemeriksaan itu, penyidik menanyakan seputar profesi dan keperluan suaminya pergi dari rumah. "Saya di sana diminta tanda tangan, enggak tahu apa isi berkas yang saya tanda tangani," katanya.
Ketika dikonfirmasi sehari sebelumnya Rabu (2/8), Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Rizal Marito mengatakan korban merupakan pelaku pencurian berdasarkan laporan yang diterima. "Ada laporan polisinya," cetusnya.
Laporan polisi itu dibuat oleh marbot di sebuah musala yang amplifiernya hilang di Kampung Muara Bakti RT 012 RW 07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Atas dasari itu, Rizal membantah bahwa Zoya merupakan korban amuk massa salah sasaran seperti yang disebutkan di media sosial yang kini menjadi viral. "Hasil penyelidikan menyebutkan, bahwa korban yang dibakar massa ini adalah pelaku pencurian amplifier musala," ujarnya.
Polisi sudah meminta keterangan saksi, seperti marbot musala yang melaporkan bahwa amplifier di musala hilang.
Saat kejadian, lanjut dia, sang marbot berteriak maling karena amplifier di musala hilang. Dibantu warga, mereka mengejar MA yang saat itu memboyong amplifier menggunakan sepeda motor.
Sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian, MA berhasil dikepung. Di luar dugaan, dia nekat menceburkan diri hingga berenang ke kampung seberang. Nahas, dia berhasil ditangkap dan langsung diamuk massa yang kesal dengan ulahnya.
Meski begitu, Rizal menyayangkan aksi main hakim warga yang mengakibatkan Zoya meninggal dunia. "Untuk pengeroyokan yang mengakibatkan MA meninggal dunia akan tetap kami proses," kata Rizal.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan
Baca SelengkapnyaKorban tersengat arus listrik dan terjatuh kedalam bak air dalam posisi masih memegang kabel tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku ternyata juga pernah melakukan pembakaran serupa di kampung tetangga.
Baca SelengkapnyaPelaku bertindak normal setelah melakukan pembunuhan, sehingga warga tidak curiga.
Baca SelengkapnyaTak hanya istri, pelaku juga membakar rumahnya di Musi Rawas
Baca SelengkapnyaSaat tiba di lokasi, polisi membawa pelaku yang sebelumnya sudah menyerahkan diri.
Baca Selengkapnya"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca SelengkapnyaCairan itu pun sempat berada dimulut sang suami yang saat itu baru saja terbakar tubuhnya.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pria berinisial MA (31), warga Kabupaten Buleleng, karena diduga membakar warung milik ibu tirinya.
Baca SelengkapnyaPolisi tengah menggali motif FA tega menghabisi nyawa istrinya
Baca SelengkapnyaEstimasi kerugian akibat kebakaran sekitar Rp500 juta.
Baca SelengkapnyaPelaku yang emosi menyiramkan satu botol bensin, kemudian membakar istrinya
Baca Selengkapnya