Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Klaim PSBB Berhasil, Ridwan Kamil Khawatirkan Kebijakan Relaksasi Transportasi

Klaim PSBB Berhasil, Ridwan Kamil Khawatirkan Kebijakan Relaksasi Transportasi Ridwan Kamil. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengklaim pelaksanaan pekan pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi berjalan baik. Meski begitu, ia khawatir kebijakan relaksasi transportasi publik dimanfaatkan warga terutama orang tanpa gejala (OTG) virus corona (Covid-19) untuk mudik.

Pekan pertama pelaksanaan PSBB ia sebut membuahkan konsistensi hasil adanya penekanan kegiatan berbanding lurus dengan penurunan kasus. Hingga data hari ini, jumlah pasien di rumah sakit rata-rata sekitar di angka 350 orang, turun dibandingkan rentang di akhir April di sekitar 430.

Pada awal hingga pertengahan bulan April tercatat rata-rata terjadi 40 kasus perhari. Dari tengah april sampai akhir April turun ke 28 kasus perhari. Lalu, pada 1 Mei sampai 12 Mei turun lagi menjadi 21 kasus perhari.

"Jadi di Jabar selama PSBB jumlah pasien yang dirawat justru turun bukannya naik, puncaknya terjadi di akhir April. Sekarang tingkat kematian juga turun," kata dia saat konferensi pers daring, Selasa (12/5).

Evaluasi berikutnya, tingkat penyebaran virus setelah diberlakukan PSBB kecepatan indeks untuk reproduksi covid-19 turun di angka 0,86 persen. Ini merupakan hasil dari pelarangan mudik yang sudah ditetapkan.

"Kalau (Indeks) tiga artinya, satu pasien bisa menularkan ke tiga orang dalam satu hari, nah hari ini kita di 0,86, sekarang satu pasien menularkannya ke satu orang dalam satu hari," jelas dia.

Di sektor lalu lintas, peningkatan pergerakan kendaraan meningkat pada sore hari meski angkanya di kisaran 35 persen, atau masih dalam ambang batas yang ditentukan. "Pekan lalu sudah menunjukkan pergerakan kendaraan di kisaran 20 persen. Sekarang ada kenaikan, meski peningkatannya di sore hari," kata Ridwan Kamil.

Di sisi lain, Ridwan Kamil mengaku khawatir dengan kebijakan relaksasi transportasi publik yang dibuat oleh pemerintah pusat bisa mengganggu hasil PSBB. Bisa jadi warga di wilayah episentrum virus memanfaatkannya untuk mudik.

"Takut ditunggangi oleh para pemudik dan OTG (orang tanpa gejala). Data menunjukkan dari terminal dan stasiun yang kita tes ada 1 persen mereka yang dites yang positif, kalau dibuka keran dibuka perjalanan ini, ada potensi 1 persen pembawa virus ini yang harus kita waspadai," pungkasnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Alasan Pemerintah Batasi Pemudik Berhenti 30 Menit di Rest Area saat Mudik Tahun 2024
Ini Alasan Pemerintah Batasi Pemudik Berhenti 30 Menit di Rest Area saat Mudik Tahun 2024

Pemerintah memprediksi arus mudik tahun 2024 bakal melonjak hingga 50 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes

Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kakorlantas Sebut Angka Kecelakaan Mudik dan Arus Balik 2024 Turun
Kakorlantas Sebut Angka Kecelakaan Mudik dan Arus Balik 2024 Turun

Sementara untuk luka berat pada mudik dan lebaran tahun ini mengalami kenaikan. Aan mengungkap trend luka berat pemudik hingga 533.

Baca Selengkapnya
Polri: Tren Gangguan Kamtibmas Alami Penurunan Sebanyak 6,64 Persen
Polri: Tren Gangguan Kamtibmas Alami Penurunan Sebanyak 6,64 Persen

Secara umum tren gangguan Kamtibmas mengalami penurunan sebanyak 119 kasus atau 6,64 persen

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman

Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.

Baca Selengkapnya
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.

Baca Selengkapnya
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi

Berbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.

Baca Selengkapnya
Pasca Tragedi Maut Tol Cikampek Skema Contraflow Saat Arus Balik Tetap Diberlakukan, Ini Alasannya
Pasca Tragedi Maut Tol Cikampek Skema Contraflow Saat Arus Balik Tetap Diberlakukan, Ini Alasannya

Korlantas tetap memberlakukan skema contraflow saat arus balik lebaran.

Baca Selengkapnya
Kakorlantas Prediksi Laju Mobil di Tol saat Arus Mudik Capai 40-50 Km/Per Jam
Kakorlantas Prediksi Laju Mobil di Tol saat Arus Mudik Capai 40-50 Km/Per Jam

Jumlah kendaraan pada satu segmen jalan dalam satu waktu dibandingkan dengan kapasitas jalan.

Baca Selengkapnya