KNKT Cari Strategi Temukan CVR Pesawat Lion Air JT 601
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNTK) saat ini akan fokus menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) lalu.
CVR ini diperlukan untuk mengetahui percakapan pilot sesaat sebelum kecelakaan terjadi. Termasuk apa saja upaya yang dilakukan pilot di dalam kokpit saat membawa pesawat tersebut terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya bersama BPPT melakukan operasi senyap atau tanpa memberi tahu media terkait upaya pencarian CVR ini.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Bagaimana pilot bertahan keluar pesawat? Meskipun mengalami tekanan yang sangat besar dengan kondisi tubuhnya yang terjepit di luar pesawat, Lancaster berhasil bertahan selama 20 menit sambil menunggu pesawat untuk melakukan pendaratan darurat.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Siapa yang menyelamatkan pilot? Pramugari Nigel Ogden segera merespons dengan melompat ke kokpit dan mengamankan Lancaster dengan memegang pinggangnya agar tidak terlepas sepenuhnya dari pesawat.
-
Dimana paus pilot terdampar? Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024.
"Sengaja kami tidak memberi tahu wartawan, kami silent operation. Kami ingin benar-benar memastikan apakah pinker CVR tersebut ada atau tidak. Kami kemarin sampai mengadakan simulasi ada satu pinker kita ikat di pipa dan masukkan ke dalam lumpur. Terus kita coba kita dengarkan dan ternyata masih bisa dideteksi," katanya di Gedung Kementerian Perhubungan, Senin (12/11) sore.
Percobaan yang dilakukan tersebut mematahkan asumsi yang menyebut pinker CVR tak akan bekerja jika terbenam dalam lumpur.
"Artinya kalau sekarang pinker tidak bekerja kemungkinan waktu pesawat mengalami kecelakaan si pinker ini juga mengalami kerusakan. Atau sudah ada leaks sehingga pada saat pertama lama-lama makin lama dan sekarang hilang. Jadi asumsi-asumsi yang sebelumnya kita pikirkan kemungkinan di dalam lumpur sehingga suaranya tidak bisa didengar itu sudah hilang. Karena di tempat kita sudah melakukan pengujian bahwa meskipun di dalam lumpur tidak masalah," paparnya.
CVR, lanjut Soerjanto, sangat diperlukan dalam proses investigasi. Melalui rekaman dalam CVR, akan dapat diketahui bagaimana komunikasi pilot dan kopilot di dalam kokpit. Informasi dari CVR juga akan dikaitkan dengan data dari FDR yang lebih dulu ditemukan.
"Jadi data CVR ini kalau dibuka akan lebih banyak mengamati human faktornya. Kenapa reaksi krunya seperti ini, maka dIperlukan CVR," jelasnya.
Walaupun operasi pencarian tim SAR selesai, tim SAR tetap membantu KNKT mencari CVR ini di dasar laut. Ada 10 penyelam yang dilibatkan dan satu kapal untuk alat transportasi dari pelabuhan ke titik jatuhnya pesawat. Upaya lainnya, KNKT juga akan mendatangkan kapal yang dilengkapi ROV canggih.
"ROV itu akan dilengkapi dengan sensor sonar, multibeam magneto dan sub bottom profiling. Sub bottom profiling ini sangat penting ketika nanti reget-reget yang di dasar laut yang besar sudah kita bersihkan. Kita akan melakukan dengan sub bottom profiling untuk mencari benda-benda yang masih di dalam lumpur. Jadi alat ini yang kita harapkan bisa menemukan seandainya black box atau CVR masuk ke dalam lumpur, kami akan bisa mendeteksi kira-kira dimana lokasi yang akan kita cari. Mudah-mudahan CVR bisa cepat kita temukan," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID6723 dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaMaskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.
Baca SelengkapnyaKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.
Baca SelengkapnyaPilot dan copilot atau first officer Batik Air tertidur secara bersamaan selama 28 menit saat pesawat berada di ketinggian 36.000 kaki.
Baca SelengkapnyaKNKT menerangkan, lokasi lapangan yang berada di dekat pesawat terjatuh itu memang posisinya ideal untuk melakukan pendaratan darurat.
Baca SelengkapnyaPilot pesawat kargo milik PT Smart Aviation ditemukan selamat di Hutan Long Liku, Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaKunto Aji menaiki pesawat Garuda dengan rute Jakarta-Pekanbaru. Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 11.50 WIB.
Baca SelengkapnyaKristi turut menanggapi insiden pesawat BTK6723 Batik Air A320 registrasi PK-LUV, dengan pilot dan copilot tertidur saat penerbangan dari Kendari-Jakarta.
Baca SelengkapnyaKemenhub telah memberikan sanksi tegas berupa di-grounded kepada pilot dan copilot yang tertidur secara bersamaan dalam penerbangan pesawat.
Baca Selengkapnya