KPK didesak koordinasi dengan MA putus mata rantai mafia peradilan
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui mafia peradilan di Tanah Air kain menjamur. Salah satu sebabnya diduga karena tak ada sanksi tegas dari Mahkamah Agung sebagai lembaga tertinggi.
Wakil ketua KPK, Alexander Marwata mengungkapkan pihaknya saat ini terus mengupayakan agar ranah peradilan terbebas dari praktik suap menyuap.
"Bahwa memang mafia peradilan itu ada. Kita enggak hanya berhenti (menindak) tetapi bagaimana kita bisa mendorong reformasi utamanya di MA," ujar Alex saat mengikuti aksi teatrikal Koalisi Pemantau Peradilan di pelataran Gedung KPK, Jakarta, Selasa (26/7).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Siapa yang dilantik Jokowi menjadi Ketua KPK? Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK sementara.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
Terpisah, dalam aksi teatrikalnya kali ini, koalisi tersebut meminta KPK segera menindak dan menangkap dalang mafia hukum di peradilan. Berhubung permainan Pokemon Go tengah booming, dalam teatrikalnya, Pikachu monster dianggap sebagai mafia peradilan sedangkan Pokeball merupakan KPK.
Direktur YLBHI, Julius Ibrani, mengatakan seharusnya KPK bisa mendeteksi adanya aktor besar dalam jual beli perkara yang terjadi saat ini.
"Pemeriksaan yang dilakukan KPK menjadi pintu masuk yang penting. Untuk tidak hanya menangkap aktor-aktor pada level operator," ujar Julius di Gedung KPK, Selasa (26/7).
Menurutnya, waktu yang tepat bagi KPK melakukan pertemuan dengan pimpinan Mahkamah Agung dan melakukan koordinasi ataupun kerjasama dalam memutus tali rantai mafia peradilan di MA.
"Kami mendorong KPK kerjasama langsung internal dengan MA dalam rangka membenahi sistem peradilan kita," tukasnya.
Koalisi Pemantau Peradilan terdiri atas ICW, ILR, dan YLBHI. Mereka membawa poster bertuliskan Makumon Go yang artinya pergilah Monster Mafia Hukum.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada sejumlah hal yang perlu ada perubahan, terutama yang menyangkut masalah manajemen SDM.
Baca SelengkapnyaPimpinan KPK baru harus memutuskan nasib para koruptor dengan hukuman yang setimpal.
Baca SelengkapnyaMabes Polri membantah pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata yang menyebut ada masalah koordinasi dan supervisi antara KPK dengan Kejaksaan dan Polri.
Baca SelengkapnyaKejagung dan Polri Bantah Tutup Pintu Koordinasi, Ini Respons KPK
Baca SelengkapnyaAlexander berharap agar pimpinan KPK yang baru dapat mensupervisi dengan Kejagung dan Polri.
Baca SelengkapnyaKejagung menegaskan tidak menutup ruang koordinasti dan surpervisi dan mempersilakan KPK mencari bukti apabila ada personel korps Adhyaksa.
Baca SelengkapnyaAlex menyebut perpanjangan untuk mengawal Pemilu secara maksimal.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata meminta maaf karena sudah gagal memberantas korupsi
Baca SelengkapnyaAlexander menambahkan agar masyarakat tidak mengandalkan KPK untuk membasmi korupsi
Baca SelengkapnyaMenurut KPK, ego sektoral antar lembaga-lembaga tersebut masih terjadi sehingga menghambat koordinasi.
Baca SelengkapnyaUsulan OTT KPK dihapus disampaikan calon pimpinan KPK petahana Johanis Tanak dalam fit and proper test di DPR beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata malah harus berurusan dengan Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Baca Selengkapnya