Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Krisis air, petani di Sragen alih profesi jadi penambang pasir

Krisis air, petani di Sragen alih profesi jadi penambang pasir Ilustrasi Kekeringan. ©REUTERS/Oswaldo Rivas

Merdeka.com - Krisis air akibat kemarau panjang yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini membuat sejumlah petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah beralih profesi menjadi penambang pasir. Hal tersebut dilakukan lantaran, sawah mereka tak mendapatkan aliran air, sehingga tak bias ditanami padi maupun palawija.

Agar tetap bertahan hidup, para petani di Kecamatan Tangen Sragen, mulai meninggalkan pekerjaan mereka menggarap sawah yang biasanya ditanami padi atau palawija. Mereka beralih profesi sebagai penambang pasir di aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan pekerjaan baru itu para petani mampu mendapatkan penghasilan ribuan hingga puluhan ribu rupiah per hari.

Salah satu petani Suparman mengaku cukup terbantu dengan pekerjaan baru tersebut. Penghasilan dari penjualan pasir tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa untuk bertahan hidup serta untuk membiayai sekolah anak-anaknya.

"Lumayan mas, setiap kemarau kita selalu menambang pasir seperti ini. Bisa untuk menyambung hidup," ujar Suparman, Jumat (3/10).

Dengan membawa peralatan penambang seperti cangkul dan sekop, sejumlah petani di Desa Katelan melakukan penambangan pasir di aliran sungai Bengawan Solo yang kini kondisinya telah mongering. Upaya yang dilakukan oleh sejumlah petani ini selain memanfaatkan sungai yang kering untuk diambil pasirnya. Usaha dalam melakukan penambangan pasir tersebut mampu mendapatkan penghasilan hingga 300 ribu rupiah dalam setiap harinya.

Selain beralih profesi menjadi penambang pasir para petani yang juga terdiri dari para ibu rumah tangga ini, juga menjadi kuli gendong dengan membawa pasir untuk dikumpulkan ketepian sungai. Usaha yang dilakukannya itu sebagai pengganti penghasilannya di saat kemarau tiba. Dengan membawa pasir yang berjarak 500 meter dari tengah hingga ketepian sungai, para ibu rumah tangga ini mendapatkan upah sebesar 500 rupiah dalam satu kali bawa.

Sedangkan dalam satu harinya untuk membawa pasir tersebut, ibu rumah tangga ini mampu membawa 25 kantong pasir dan mendapatkan hasil 12.000 rupiah.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kekeringan dan Kemiskinan di Jateng Jadi Sorotan Media Asing
Kekeringan dan Kemiskinan di Jateng Jadi Sorotan Media Asing

"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.

Baca Selengkapnya
Dampak Kemarau Panjang, Warga Banyumas Buat Lubang di Dasar Sungai
Dampak Kemarau Panjang, Warga Banyumas Buat Lubang di Dasar Sungai

Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.

Baca Selengkapnya
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan

Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.

Baca Selengkapnya
Kekeringan Melanda Ngawi, Begini Perjuangan Warga Ambil Air di Sungai Bengawan Solo
Kekeringan Melanda Ngawi, Begini Perjuangan Warga Ambil Air di Sungai Bengawan Solo

Sudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.

Baca Selengkapnya
Krisis Air Bersih di Jateng Makin Parah, Kondisi Warga Makin Merana
Krisis Air Bersih di Jateng Makin Parah, Kondisi Warga Makin Merana

Warga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari

Baca Selengkapnya
Kekeringan Makin Parah, Begini Perjuangan Warga Jateng Memperoleh Air Bersih
Kekeringan Makin Parah, Begini Perjuangan Warga Jateng Memperoleh Air Bersih

Mereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.

Baca Selengkapnya
Pilu Warga Lebak Alami Kekeringan, Gunakan Air Sungai untuk Mencuci hingga Kebutuhan Minum
Pilu Warga Lebak Alami Kekeringan, Gunakan Air Sungai untuk Mencuci hingga Kebutuhan Minum

Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.

Baca Selengkapnya
Terdampak Kekeringan, Warga Klaten Rela Antre Berjam-jam demi Dapatkan Air Bersih
Terdampak Kekeringan, Warga Klaten Rela Antre Berjam-jam demi Dapatkan Air Bersih

Warga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka

Baca Selengkapnya
Probolinggo Terancam Kekeringan dan Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Minum Air Kubangan Sungai
Probolinggo Terancam Kekeringan dan Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Minum Air Kubangan Sungai

Warga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.

Baca Selengkapnya
Terdampak Kekeringan, Begini Pilunya Warga Majalengka Harus Cuci Baju di Sungai yang Keruh
Terdampak Kekeringan, Begini Pilunya Warga Majalengka Harus Cuci Baju di Sungai yang Keruh

Kondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya
Bertahan Tanpa Curah Hujan, Petani di Tasik Manfaatkan Kincir Air Hadapi Kemarau
Bertahan Tanpa Curah Hujan, Petani di Tasik Manfaatkan Kincir Air Hadapi Kemarau

Para petani di Sukasirna memang lebih memilih membuat kincir air untuk mengairi sawah-sawah dibanding menggunakan pompa air.

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya