Kronologi Tenggelamnya KM Liberty l di Perairan Utara Bali, 9 ABK Masih Dicari
Merdeka.com - Basarnas Bali menjelaskan secara detil penyebab tenggelamnya kapal cargo KM Liberty l di Perairan Utara Bali beberapa waktu lalu. Saat kejadian, kapal yang dilengkapi emergency sistem indikator radio beacon tidak memancarkan sinyalnya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar atau Basarnas Bali, Gede Darmada, mengatakan peristiwa bermula saat gelombang yang menghantam badan kapal.
"Kami, tanya kepada kapten yang kebetulan selamat memang kejadiannya begitu cepat. Informasinya malam sekitar pukul 23.00 Wita, otomatis possibility jarak pandang sampai dua dan tiga meter," kata Darmada, di Kantor Basarnas Bali, Rabu (27/10).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Apa yang ditemukan di dalam kapal karam? Sekelompok peneliti arkeologi bawah air menemukan dua buah lempengan timah seberat 22 gram dan 44 gram di sebuah kapal karam Zaman Perunggu di lepas pantai Antalya Kumluca,Turki.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
Saat itu, katanya, muncul gelombang besar yang mendorong kapal. Kapten coba bermanuver, tetapi gelombang kembali datang dari sisi samping sehingga kapal itu terhempas.
"Sehingga, semuanya berusaha menyelamatkan diri tanpa memperhatikan pengantar sinyal bahaya. Artinya ada kepanikan," imbuhnya.
Saat diterjang badai, sebagian anak Buah Kapal (ABK) berlari mendekati liferaft atau perahu karet untuk menyelamatkan diri dan sebagian berlari mengambil life jaket dan pelampung.
"Ada juga, karena keterlambatan mengoptimalkan benda-benda yang mengapung dari kapal di malam hari. Artinya, saat malam agak sulit possibility," ujarnya.
Dia menambahkan, kapal cargo tersebut hanya membawa kru dan para ABK. Muatan kapal berisi semen, serta kebutuhan pokok seperti beras, telur dan lain-lainnya.
Basarnas Bali akan terus melakukan pencarian kepada 9 ABK yang masih hilang sesuai Standard Operating Procedure (SOP) Basarnas selama 7 hari. Namun, dengan pertimbangan situasi dan kondisi di lapangan saat ini.
"Karena, kita hitung kejadiannya 4 hari (lalu) dari tanggal 23 (Oktober) yang dilaporkan. Sehingga misi penyelamatan sedikit berkurang artinya peluang untuk bisa diselamatkan sedikit berbeda mengingat hanya pelampung dan berpegangan," ujarnya.
"Jadi, orang hanya mampu bertahan satu atau dua hari kecuali orang itu ditemukan dengan kapal lewat. Harapan kita, ditemukan dengan kapal-kapal yang lewat hanya saja belum sempat melaporkan dan itu sering terjadi dan menolong mereka," ujar Darmada.
Enam orang yang selamat adalah Jacobus Wolonterry yang merupakan nakhoda, David Makatita masinis III, Arif Budi Ruhul juru mudi, Muhamad Jufri juru mudi, Hanli Kiuk yaitu sebagai juru minyak dan Muhammad Ali.
Sementara, 9 orang yang masih dalam upaya pencarian antara lain, Dwi Harmianto sebagai mualim I, Khoirul Hudha mualim II, Rizki Adi Tama sebagai masinis II, Jeri Jepri sebagai juru mudi, Sebastian Saga juru minyak, Rivaldy Refly M juru minyak, Matheis Maoni Teo sebagai serang, Petrus Rumahlewang sebagai Opt Crane dan Hadiq Zain sebagai koki.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaBeruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu mengakibatkan sebagian dari 16 ton beras buloh terendam air.
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca Selengkapnya