Kuah beulangong perekat silaturrahmi warga Aceh
Merdeka.com - Menjelang siang, belasan pria berbaris rapi di depan belanga besar sambil memegang alat pengaduk yang terbuat dari batang daun kelapa. Ada juga yang memastikan api agar tetap stabil. Mereka hendak menyiapkan kuah beulangong (kuah belanga), masakan tradisional khas Aceh Besar.
Asap mengepul keluar dari tungku yang terbuat dari drum. Sumber api dari serbuk kayu yang dimasukkan dalam tungku, api terus dijaga untuk memasak kuah beulangong hingga 2 jam lebih.
Mereka adalah peserta lomba memasak kuah beulangong se-Kota Banda Aceh. Setiap kecamatan mengirimkan satu peserta. Ada sembilan kecamatan yang ikut lomba memasak kuah beulangong di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
-
Gimana cara masyarakat Aceh masak kuah beulangong? Kuah beulangong dimasak dalam kuali besar yang disebut 'beulangong' atau 'belanga', demikian tradisi masyarakat Aceh yang mempersiapkan hidangan ini.
-
Siapa yang memasak Kuah Beulangong? Uniknya dalam proses memasak Kuah Beulangong harus dilakukan oleh kaum lelaki. Kaum lelaki bertanggung jawab seluruhnya.
-
Siapa yang biasanya masak kuah beulangong? Uniknya, proses memasaknya dilakukan oleh para lelaki, terutama tokoh masyarakat, dan dihidangkan sebagai bentuk kebersamaan dan syukur.
-
Kenapa masyarakat Bengkulu bakar batok kelapa? Dalam masyarakat setempat, Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Tradisi ini konon sudah berjalan ratusan tahun. Selama proses pembakaran batok, banyak doa-doa yang dipanjatkan oleh masyarakat setempat.
-
Kenapa orang jaga waktu masaknya jengkol? Salah satu cara untuk mendapatkan jengkol yang enak adalah dengan menghindari memasaknya dalam waktu yang terlalu lama. Disarankan untuk memasak jengkol selama 20 hingga 30 menit saja. Dengan menggunakan suhu yang rendah saat memasak, Anda dapat menjaga tekstur dan cita rasa jengkol, sehingga bau menyengat yang sering kali mengganggu dapat diminimalisir.
-
Siapa yang sedang memasak? Maudy Ayunda, yang sedang memasak.
Lomba ini dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Tgk Tuan Di Kandang, seorang ulama karismatik di gampong tersebut. Ulama yang disegani itu dimakamkan di gampong itu.
"Ini dalam rangka HUT Tgk Tuan Di Kandang, nantinya kita akan lakukan zikir nanti malam dan kenduri rakyat," jelas Camat Kutaraja, Wahyudi di Banda Aceh, Senin (21/8).
Kuah beulangong ini di tengah-tengah masyarakat Aceh sudah sangat mengakar. Menjadi hidangan khas setiap ada hajatan seperti pesta perkawinan, keuduri blang (kenduri sawah), sunatan dan sejumlah hajatan lainnya selalu memasak kuah beulangong.
Kuah beulangong yang dilombakan itu nantinya akan dikumpulkan untuk dimakan bersama. Kuah beulangong juga menjadi perekat silaturrahmi antarwarga di Aceh.
Sudah menjadi tradisi, kuah beulangong selalu dimasak secara bersama-sama secara gotong royong. Kemudian kuah beulangong dibagi sama rata kepada warga dan bahkan makan secara bersama-sama.
"Nanti dikumpulkan dan makan bersama di kuburan Tgk Dikandang," jelas Wahyudi.
Katanya, setelah semua masak peserta akan menghidangkan kepada dewan juri. Nantinya juri akan menilai rasa, warna kuah beulangong dan terakhir penilaian kebersihan.
"Akan diberikan hadiah bagi pemanang, sedangkan yang gak menang juga akan diberikan hadiah pengganti membeli barang-barang memasak Kuah Beulangong," jelasnya.
Gampong Pande, titik nol Banda Aceh merupakan Aceh Lhee Sagoe (Aceh Tiga Segi) yaitu Indra Patra, Indra Puri dan Indra Purwa memiliki banyak situs. Di Gampong Pande inilah terdapat sebuah makam Tuan Di Kandang dipercaya oleh warga setempat seorang ulama yang jujur.
Makam Tuan Di Kandang berada di tengah-tengah, sedangkan di sekelilingnya ada puluhan nisan lainnya yang masih berdiri kokoh. Nisan-nisan tersebut terukir kaligrafi yang dituliskan lafaz Alquran, seperti dua kalimah syahadat dan sejumlah ayat lainnya.
Masyarakat setempat percaya, Tuan Di Kandang nama aslinya adalah Mahmud Abi Abdullah Syech Abdur Rauf Baghdadi. Dia merupakan sosok panutan warga setempat. Tuan Di Kandang dipercaya sebagai seorang ulama yang membawa ajaran Agama Islam.
Tuan Di Kandang merupakan putra dari Sultan Mahmud Syah Seljuq, seorang raja dari Baghdad. Raja ini berkuasa pada masa Bani Abbasiyah. Kemudian Tuan Di Kandang melarikan diri ke Aceh bersama 500 orang pengikutnya. Dia melarikan ke Aceh saat Baghdad diserang oleh Kerajaan Mongol pada 1116 Masehi.
Warga setempat percaya, Tuan Di Kandang sosok yang jujur, taat beribadah hingga diangkat menjadi penasihat Kerajaan Sultan Alaidin Johansyah. Karena kejujurannya, hingga dia dijuluki sebagai Tuan Di Kandang.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kuah Beulangong Khas Aceh ini biasanya ada saat memasuki Nuzulul Quran di Negeri Serambi Mekah
Baca SelengkapnyaTradisi ini masih terus dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca SelengkapnyaKue dongkal cocok disajikan saat sarapan, karena ringan namun mengenyangkan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat adat dan pecalang juga sigap memberikan bantuan pengamanan selama proses pelaksanaan apel tersebut.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaBiasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.
Baca SelengkapnyaBiasanya tradisi ini dilaksanakan ketika hari raya Idulfitri. Namun di Aceh, Meugang juga berlaku untuk merayakan hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaKudapan lezat dengan cita rasa manis ini cocok disantap saat sedang bersantai atau menjadi teman ngobrol sembari menikmati secangkir kopi.
Baca SelengkapnyaDari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca Selengkapnya