Lagi, warga Mempawah Kalbar desak 700 eks Gafatar angkat kaki
Merdeka.com - Warga masyarakat Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (18/1) siang kembali mendatangi pemukiman warga mengaku eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di Desa Antibar, Mempawah. Mereka kembali mendesak sekitar 700 warga eks Gafatar meninggalkan Mempawah.
Dalam aksinya, warga setempat sempat merusak bangunan semi permanen, berada tidak jauh dari permukiman eks Gafatar di desa itu. Keterangan diperoleh merdeka.com, warga berusaha masuk ke pemukiman warga eks Gafatar, tetapi dihalau polisi. Aksi massa mereda setelah Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) turun tangan, meredakan ketegangan dan meminta masyarakat bermusyawarah sekaligus meminta penjelasan langsung kelompok warga eks Gafatar.
"Mari kita bermusyawarah terkait soal ini," kata salah seorang perwakilan forum, di lokasi.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Apa tujuan dari sekte sesat ini? Wanita itu mengatakan bahwa kuil itu bernama Kanaan, dan anggota kelompoknya percaya bahwa dunia akan segera berakhir.
-
Apa saja keluhan petani bawang merah kepada Ganjar? Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Kenapa orang merasa 'gabut'? Gabut adalah kata yang kini digunakan juga untuk menggambarkan sebuah keadaan di mana seseorang bingung ingin melakukan aktivitas apa dan tidak memiliki kegiatan tertentu pada saat itu.
Sebelumnya, masyarakat mendatangi kantor Bupati Mempawah. Namun, jawaban Bupati Mempawah, Ria Norsan, dinilai tidak memuaskan, sehingga massa warga yang terus bertambah mendatangi lokasi permukiman warga eks Gafatar di desa itu. Di tengah perjalanan, bangunan semi permanen, jadi sasaran massa.
Warga Mempawah di tempat eks Gafatar ©2016 Merdeka.com/istimewa
Hujan mengguyur lokasi sekitar pemukiman siang tadi seakan meredam amarah warga yang memuncak. Ditambah kehadiran Forkopimda, turut mencegah massa merangsek masuk ke pemukiman eks Gafatar. Dialog terbuka pun digelar di lokasi, dengan pengawalan aparat kepolisian. Kedua pihak, baik masyarakat dan warga eks Gafatar, sepakat duduk satu meja di kantor Bupati Mempawah, sore tadi.
Sebelumnya juga, Sabtu (16/1) dini hari lalu, warga Mempawah juga mendatangi pemukiman warga eks Gafatar, di Desa Antibar dan Desa Suap, Mempawah. Mereka memperingatkan supaya pengikut Gafatar segera angkat kaki dari Mempawah.
Keberadan eks Gafatar yang telah berubah menjadi kelompok tani dinilai meresahkan. Sebab, Gafatar tak pernah bersosialisasi dan dikhawatirkan menyebarluaskan ajaran menyimpang bagi warga Mempawah. Saat itu, perwakilan warga eks Gafatar meminta waktu 3x24 jam sejak Sabtu (17/1), untuk meninggalkan Mempawah.
Baca juga:
Warga usir sekitar 700 orang eks Gafatar di Mempawah Kalbar
Wilayah Kalimantan diduga akan jadi basis Gafatar
Gafatar dapat hibah tanah 5.000 Ha, mau bangun kota di Kalimantan
MUI desak Pemkot Samarinda pulangkan pengikut Gafatar ke daerah asal
2014, Gafatar pernah bermarkas di Bandung
Bawa dokumen Gafatar, 2 warga Surabaya diamankan polisi di Pontianak (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaRatusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaTak hanya tersingkir dari perkotaan, kata Mahfud, warga Betawi juga terpaksa menjual tanah untuk keperluan industri hingga investasi.
Baca SelengkapnyaViral Konvoi Pesilat Halangi Laju Mobil Damkar di Sragen
Baca SelengkapnyaAksi ini dilakukan untuk mencabut izin dua perusahaan kelapa sawit di Boven Digoel dan Sorong yang mengancam hutan adat.
Baca SelengkapnyaTerbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca Selengkapnya