LSI Sebut 40 Persen Publik Menilai Tren Korupsi Meningkat 2 Tahun Terakhir
Merdeka.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan hasil survei terkait persepsi terhadap korupsi dalam dua tahun terakhir. Hasilnya, 39,6 persen responden menilai tingkat korupsi di Indonesia mengalami peningkatan.
Hasil tersebut dari pertanyaan 'dalam dua tahun terakhir, bagaimana menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di Indonesia saat ini, apakah meningkat, menurun, atau tidak mengalami perubahan?'.
Pada survei terakhir di bulan Oktober 2020, sebanyak 39,6% responden menilai bahwa tingkat korupsi dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Sedangkan, 13,8% menyatakan menurun, 31,9% responden menyatakan tidak mengalami perubahan dan yang memilih tidak berpendapat 14,8 persen.
-
Apa sektor korupsi terbanyak pada 2023? 'Dari sepuluh besar, sektor desa paling banyak dengan total 187,' kata Peneliti ICW Diky Anindya dalam rilis terkait Tren Penindakan Kasus Korupsi Tahun 2023, Senin (20/5).
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
Hasil tersebut tidak jauh berbeda dari survei tingkat korupsi pada bulan September 2020. Yang menjawab korupsi meningkat pada bulan September sebanyak 42,1% dan menyatakan korupsi menurun 12,3%. Kemudian, 31,8% responden menyatakan tidak mengalami perubahan dan yang memilih tidak berpendapat 11,3 persen.
Sedangkan, pada bulan Agustus 2020, Yang menjawab korupsi meningkat pada sebanyak 38,4% dan korupsi menyatakan menurun 12,3%. Lalu, 34,2% responden menyatakan tidak mengalami perubahan dan yang memilih tidak berpendapat 15,1 persen.
"Trackpoll kita bulan Oktober itu hampir 40 persen yang mengatakan tingkat korupsi dalam 2 tahun terakhir itu mengalami peningkatan, yang menyatakan menurun 13,8 persen. Sebelumnya pada September itu tidak terlalu beda, 42 persen menyatakan korupsi mengalami peningkatan, sekitar 15 persen menyatakan korupsi mengalami penurunan," Kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei LSI Tren Persepsi Korupsi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19 secara virtual, Selasa (3/11).
"Sebelumnya pada Agustus itu hampir sama sekitar 38,4 persen menyatakan korupsi meningkat, dan 12 persen menyatakan korupsi menurun," sambungnya.
Djayadi menuturkan, meski di masa pandemi Covid-19, jumlah orang yang mengatakan bahwa korupsi meningkat masih jauh lebih banyak dibandingkan yang menyatakan menurun.
"Artinya, persepsi korupsinya masih negatif, sama seperti ketika sebelum pandemi," ucapnya.
Selain itu, LSI mengungkapkan persepsi pendukung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait tingkat korupsi. Hasilnya, pendukung Prabowo-Sandi lebih banyak menyatakan tren korupsi mengalami peningkatan.
Dari hasil survei, pendukung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menyatakan korupsi meningkat 34%, korupsi menurun 16,8%, tidak mengalami perubahan 31,8% dan tidak berpendapat 17,4%.
Sedangkan, pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menyatakan korupsi meningkat 46,1%, korupsi menurun 8,7%, tidak mengalami perubahan 31,2% dan tidak berpendapat 14,0%.
"Para pendukung Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin itu cenderung lebih positif pandangannya terhadap keadaan korupsi, atau dengan kata lain pendukung Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin cenderung lebih sedikit yang memandang bahwa korupsi itu meningkat dibandingkan dengan para pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," tutur Djayadi.
"Jadi ada efek 'partisanship' di situ. Yang mendukung Prabowo-Sandi cenderung lebih banyak, mendekati 50 persen, yang memandang korupsi meningkat," tutup dia.
Metode survei LSI menggunakan simple random sampling dengan 1.200 responden lewat wawancara telepon. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (Margin of Error-MoE) - /+ 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei dilakukan pada 13-17 Oktober 2020.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja pemerintah di sejumlah sektor juga tidak luput dari penilaian publik.
Baca SelengkapnyaTingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga penegakan hukum meningkat dari periode September 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Baca SelengkapnyaKasus korupsi tata niaga timah menyebabkan kerugian negara Rp271 triliun.
Baca SelengkapnyaHasilnya, masyarakat menilai pemberantasan korupsi di ukuran sedang, buruk dan sangat buruk
Baca SelengkapnyaIndeks persepsi korupsi di Indonesia berada di posisi 34, turun dari posisi 38 di 2015.
Baca SelengkapnyaIndonesia Corruption Watch (ICW) merilis tren penindakan kasus korupsi pada 2023. Mereka mencatat 791 kasus rasuah atau terbanyak dalam lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator menyebut tingkat kepercayaan publik kepada Mahkamah Konstitusi (MK) mulai kembali pulih yakni sebesar 63,4 perse
Baca SelengkapnyaKesimpulan hasil survei LSI menunjukan pihak yang menilai Pemilu 2024 diwarnai kecurangan mayoritas berasal dari pemilih pasangan capres dan cawapres 01 dan 03.
Baca SelengkapnyaSemakin tinggi pendidikan, masyarakat cenderung semakin antikorupsi.
Baca SelengkapnyaSurvei tersebut dilakukan pada 1-8 Juli 2023. Hampir 60 persen publik yakin.
Baca SelengkapnyaHasil SPI KPK menunjukkan skor integritas untuk tahun 2023 sebesar 71.
Baca Selengkapnya