Luapan Sungai Karang Mumus Sebabkan Ratusan Rumah di Samarinda Kebanjiran
Merdeka.com - Sungai Karang Mumus di Samarinda, Kalimantan Timur, meluap. Imbasnya tidak kurang 500 rumah warga terendam banjir dengan kedalaman hampir 1 meter. Ditengarai luapan sungai akibat tingginya permukaan air bendung Benanga di Lempake, Samarinda Utara, imbas hujan deras pada Jumat (27/11).
Banjir mulai merendam Minggu (29/11) kemarin, di Perumahan Perumnas Bengkuring, kelurahan Sempaja Timur, Samarinda Utara. Sedikitnya 506 di 11 RT terendam banjir di perumahan itu.
Berikutnya, banjir juga merendam 136 rumah warga di 3 RT kelurahan Gunung Lingai, kecamatan Sungai Pinang. Sehingga, sementara ini, ada 636 rumah yang terendam, yang sebagian besar berada di sekitar bantaran sungai.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Dimana banjir lahar di Sumatera Utara terjadi? Di Indonesia, daerah yang sering mengalami banjir lahar termasuk daerah sekitar gunung berapi aktif seperti Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Kelud di Jawa Timur, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan Gunung Agung di Bali.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
"Dari pendataan relawan, ketinggian air bervariasi 20-70 cm. Kami terus memantau ketinggian air," kata Koordinator Relawan Info Taruna Samarinda (ITS) Joko Iswanto kepada merdeka.com, Senin (30/11).
Joko pun menyampaikan sejumlah keperluan yang diperlukan korban banjir. "Seperti konsumsi makanan, obat-obatan, dan kebutuhan anak seperti pampers," ujar Joko.
Ditemui di kantornya, petugas pengamat air Unit Pengelola Bendung (UPB) BWS Kalimantan III Dirjen SDA Kementerian PUPR, Suheri menerangkan, tinggi muka air (TMA) dini hari ini sempat menyentuh 83 cm.
"Level TMA bendung Benanga adalah waspada, karena di atas 50 cm. Kenaikan TMA cukup cepat, rata-rata 7 cm per jam. Kami terus pantau tiap jam," kata Suheri.
Diduga ketinggian TMA begitu cepat akibat masifnya pembukaan lahan di hulu bendung, sehingga air melimpah ke bendung Benanga. Sebab saat ini air bendung berwarna lumpur keruh. "Pasti ada (penyumbang air yang membuat TMA cepat naik). Semisal eks tambang," demikian Suheri.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaDasyatnya Banjir Lahar Semeru, Putus Jembatan Hingga buat Ratusan Warga Mengungsi
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaCurah hujan yang tinggi menyebabkan debitnya yang masuk ke badan sungai menjadi lebih besar hingga akhirnya meluap.
Baca SelengkapnyaHujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan lima kabupaten dan kota di Sumatera Selatan terendam banjir.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan sehingga mengakibatkan jalan nasional jalur Demak-Semarang lumpuh total.
Baca SelengkapnyaBanjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaSatu rumah diperkirakan kerugiannya kurang lebih Rp100 juta.
Baca Selengkapnya10 kecamatan itu yakni Bangko, Batang Masumai, Muara Siau, Lembah Masurai, Bangko Barat, Pemenang Selatan, Tiang Pumpung, Pemenang Barat, Pemenang dan Jangkat.
Baca Selengkapnya