Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masjid Al Ma'moer, harapan dan doa para pedagang batik Laweyan

Masjid Al Ma'moer, harapan dan doa para pedagang batik Laweyan Masjid Al Mamoer Laweyan. ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Kampung batik Laweyan adalah salah satu kawasan bersejarah di Kota Solo, Jawa Tengah. Wilayah ini sarat dengan cerita sejarah kehidupan masyarakat Kota Solo tempo dulu. Masih banyaknya rumah kuno peninggalan saudagar batik.

Para saudagar batik tidak hanya meninggalkan rumah kuno. Mereka juga sempat membangun masjid dengan arsitektur perpaduan Arab dan Jawa. Masjid Al Ma'moer namanya. Terletak di Jalan Sidoluhur No 50, Laweyan atau berada di tengah-tengah Kampung Batik Laweyan.

Itu merupakan masjid pertama dibangun para juragan batik di Kampung Laweyan. Masjid ini dibangun Haji Mas Sururi Bin Sulaiman pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang. Namun, masjid ini baru diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1945 oleh para Ulama di Kota Solo tepat sehari sebelum hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Meski sudah berusia puluhan tahun, ternyata masjid ini tidak pernah dipakai untuk melaksanakan salat Jumat. "Dari dulu hingga sekarang memang tidak diselenggarakan Salat Jumat di sini. Karena letaknya berdekatan dengan Masjid Laweyan yang merupakan masjid milik Keraton Surakarta yang lebih tua," jelas Takmir Masjid Al Ma'moer, Muhammad Najib, Rabu (15/6).

Najib menceritakan, sebelum menjadi masjid, bangunan ini merupakan rumah warga dibeli Haji Masruri bin Sulaiman. Dalam pembangunannya, arsitektur bangunan Masjid Al Ma'moer mengadopsi gambar dari beberapa masjid di Arab Saudi. Dengan luas bangunan 446 meter persegi, masjid yang hingga kini belum pernah tersentuh renovasi itu mampu menampung 300an jamah.

Bentuk bangunan termasuk tempat berwudlu yang berupa kolam besar hingga kini masih dipertahankan dan digunakan. Menara kecil pada bagian depan bangunan juga masih digunakan. Begitu juga tulisan-tulisan Jawa dengan ejaan lama juga masih jelas terlihat, seperti "kakoes" untuk menunjukkan tempat buang air besar, "koelah" atau kamar mandi, serta "mligi kepoetrian" atau khusus untuk putri.

"Semuanya masih asli hanya ditambahi keramik tahun 1980-an lalu. Yang membedakan dengan arsitek masjid kuno di Solo, tempat mimbar kebanyakan berarsitektur Jawa kalau di sini berarsitektur Arab," jelasnya lagi.

Menurut dia, selama bulan Ramadan, Masjid Al Ma'moer juga melaksanakan salat Tarawih. Pada mulanya, untuk menjadi imam di masjid ini ada syarat harus dipenuhi. Mereka harus hafal Alquran.

Sebagai tempat berkumpulnya para pejuang pada masanya, masjid ini juga kerap menjadi lokasi itikaf di bulan Ramadan. "Sejak awal didirikan masjid ini diniatkan untuk digunakan itikaf. Maka disebut masjid meskipun tidak digunakan untuk salat Jumat. Nama Masjid Al Ma’Moer diambil dengan ujub supaya masjid dan masyarakat sekitar yang kebanyakan berprofesi sebagai pedagang batik ini selalu dimakmurkan," pungkasnya. (mdk/ang)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Suasana Jumatan Pertama Ramadan di Pasar Tanah Abang, Pengunjung dan Pedagang Salat di Antara Kios-Kios
FOTO: Suasana Jumatan Pertama Ramadan di Pasar Tanah Abang, Pengunjung dan Pedagang Salat di Antara Kios-Kios

Keterbatasan ruang pada masjid di lokasi tersebut membuat penyelenggaraan salat Jumat berlangsung hingga ke lorong, kios dan lapak pedagang.

Baca Selengkapnya
Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan

Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.

Baca Selengkapnya
Masjid di Jakarta Ini Dulu Diduga Dibangun oleh Pasukan Mataram, Ini Fakta di Baliknya
Masjid di Jakarta Ini Dulu Diduga Dibangun oleh Pasukan Mataram, Ini Fakta di Baliknya

Kebenaran bahwa masjid itu didirikan oleh pasukan Mataram masih diragukan.

Baca Selengkapnya
Bergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman
Bergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman

Masjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Al-Mahmudiyah Suro, Masjid Tertua di Palembang yang Punya Tradisi Unik
Sejarah Masjid Al-Mahmudiyah Suro, Masjid Tertua di Palembang yang Punya Tradisi Unik

Masjid yang konon sudah berusia lebih dari satu abad ini memiliki nuansa Melayu yang begitu kental serta tradisi unik.

Baca Selengkapnya
Cerita Unik Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Dulu Ditakuti Belanda
Cerita Unik Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Dulu Ditakuti Belanda

Masjid tersebut kabarnya tak pernah menjadi sasaran penghancuran, atau penyerangan dari pasukan militer Belanda maupun pendudukan Jepang.

Baca Selengkapnya
Akibat Kemarau Panjang, Masjid di Kampung Ini Sepi Jemaah 'Tidak Ada Air, Masjid Nyaris Bangkrut'
Akibat Kemarau Panjang, Masjid di Kampung Ini Sepi Jemaah 'Tidak Ada Air, Masjid Nyaris Bangkrut'

Kondisinya sangat memprihatinkan terdampak kemarau panjang. Seperti apa penampakannya saat ini?

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Masjid Jami Al Makmur Cikini, Warisan Raden Saleh yang Pernah Digotong Manual karena Akan Digusur
Kisah di Balik Masjid Jami Al Makmur Cikini, Warisan Raden Saleh yang Pernah Digotong Manual karena Akan Digusur

Kabarnya masjid ini dulu pernah digotong manual agar tidak digusur.

Baca Selengkapnya
Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan
Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan

Saat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk

Baca Selengkapnya
Berusia Lebih dari 300 Tahun, Kampung Batik Jetis Sidoarjo Berawal dari Kegiatan Jemaah Masjid
Berusia Lebih dari 300 Tahun, Kampung Batik Jetis Sidoarjo Berawal dari Kegiatan Jemaah Masjid

Mengunjungi Kampung Batik Jetis Sidoarjo yang sudah eksis lebih dari 300 tahun silam. Munculnya para pembatik andal berawal dari komunit jemaah masjid.

Baca Selengkapnya