Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mau Merayakan Lebaran Topat, Puluhan Warga Luar Mataram Diminta Putar Balik

Mau Merayakan Lebaran Topat, Puluhan Warga Luar Mataram Diminta Putar Balik Warga mau ke Mataram diputar balik. ©ANTARA/Nirkomala

Merdeka.com - Puluhan warga yang hendak masuk ke wilayah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan tujuan merayakan "Lebaran Topat" (ketupat) 1442 Hijriah, pada sejumlah objek wisata diminta putar balik sebagai upaya penyekatan mobilisasi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Kamis, mengatakan, berdasarkan informasi dari petugas di pintu masuk kota, putar balik kendaraan yang akan masuk ke wilayah kota sudah dilakukan terhadap puluhan pengendara kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

"Misalnya, di posko perbatasan Dasan Cermen, sejak pukul 08.00-13.00 Wita, tercatat 29 kendaraan roda dua dengan jumlah orang 39 dan sebanyak delapan kendaraan roda empat jumlah orang 27 diminta putar balik. Jumlah itu, belum termasuk pada posko lainnya," katanya seperti dikutip Antara, Kamis (20/5).

Menurutnya, putar balik terhadap pengendara yang hendak masuk ke Kota Mataram itu diprioritaskan bagi warga yang akan berwisata merayakan Lebaran Topat yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, dengan ritual ziarah makam keramat, doa dan zikir, kemudian berwisata.

"Pasalnya, semua objek wisata termasuk makam keramat di Kota Mataram ditutup sampai 23 Mei 2021. Jadi buat apa mereka masuk ke wilayah kota," katanya.

Namun demikian, warga luar Kota Mataram boleh tetap masuk ke wilayah kota jika itu berhubungan dengan masalah kesehatan atau hendak menuju rumah sakit, serta masuk kota untuk bekerja.

"Kalau untuk urusan kesehatan dan pekerjaan silakan masuk kita tidak larang asal sesuai dengan protokol kesehatan. Yang kita larang adalah warga yang hendak berwisata," katanya.

Lebih jauh Martawang mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya ke sejumlah objek wisata di Kota Mataram, Alhamdulillah kondisinya aman terkendali dan sesuai harapan yakni tidak ada mobilisasi masyarakat datang ke objek wisata untuk merayakan Lebaran Topat.

Seperti, Pantai Ampenan, Pantai Gading, Laong Baloq, dan kolam renang Cantika, sepi pengunjung. Ini artinya, masyarakat sudah kooperatif merayakan Lebaran Topat di rumah.

"Kalau tidak pandemi, ribuan warga akan tumpah ruah di sepanjang pantai merayakan puncak Lebaran Topat yang merupakan lebaran setelah enam hari puasa Syawal," katanya.

Kendati demikian, petugas gabungan baik dari unsur TNI/Polri, Satpol PP dan Dinas Perhubungan, tetap melakukan pengawasan pada pintu masuk serta objek wisata di sepajang 9 kilomter pantai serta wisata religi.

"Bahkan pada beberapa pintu masuk, petugas dari Dinas Kesehatan menyiapkan alat swab antigen, dan GeNose sebagai deteksi dini paparan Covid-19 terhadap warga yang terindikasi berpotensi tertular Covid-19," katanya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menengok Tradisi Mudik di Turki dan Malaysia, Beda dengan Indonesia?
Menengok Tradisi Mudik di Turki dan Malaysia, Beda dengan Indonesia?

Turki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.

Baca Selengkapnya
Sanksi Bagi Masyarakat yang Nekat Konvoi pada Malam Takbiran
Sanksi Bagi Masyarakat yang Nekat Konvoi pada Malam Takbiran

Latif mengatakan, pihaknya telah menyiapkan titik-titik penyekatan untuk menjaga masyarakat supaya tidak melakukan arak-arakan.

Baca Selengkapnya
Update Arus Balik Lebaran: Kondisi Gerbang Tol Kalikangkung Sore Ini
Update Arus Balik Lebaran: Kondisi Gerbang Tol Kalikangkung Sore Ini

Kendaraan tampak masih bisa melaju dengan lancar melewati gerbang tol

Baca Selengkapnya
Polda Metro Minta Warga Tak Takbiran Keliling: Di Masjid Lebih Khusyuk
Polda Metro Minta Warga Tak Takbiran Keliling: Di Masjid Lebih Khusyuk

Polda Metro Jaya melarang warga DKI Jakarta dan sekitarnya untuk melakukan kegiatan takbiran keliling atau di jalan raya.

Baca Selengkapnya
Amankan Mudik Lebaran, Polri Gelar Operasi Ketupat Mulai 4-16 April
Amankan Mudik Lebaran, Polri Gelar Operasi Ketupat Mulai 4-16 April

Operasi Ketupat dilaksanakan selama 13 hari yaitu mulai 4 April sampai dengan 16 April 2024.

Baca Selengkapnya
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung

Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan

Baca Selengkapnya
Arus Lalu Lintas Tol Jakarta-Cikampek Dialihkan Keluar GT Kalihurip
Arus Lalu Lintas Tol Jakarta-Cikampek Dialihkan Keluar GT Kalihurip

Arus lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek keluar di KM 68 ke Gerbang Tol (GT) Kalihurip, untuk mengantisipasi lonjakan volume

Baca Selengkapnya
Jalur Menuju Anyer Ditutup, Pengendara Diminta Balik Arah
Jalur Menuju Anyer Ditutup, Pengendara Diminta Balik Arah

Saat melakukan pengalihan arus lalu lintas, petugas mengarahkan pengendara untuk putar balik.

Baca Selengkapnya
Tradisi Puter Kayun Warga Boyolangu Banyuwangi Berlangsung Meriah
Tradisi Puter Kayun Warga Boyolangu Banyuwangi Berlangsung Meriah

Tradisi Puter Kayun bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisatawan.

Baca Selengkapnya
Arus Balik Lebaran, 714.093 Kendaraan Sudah Kembali ke Jabodetabek
Arus Balik Lebaran, 714.093 Kendaraan Sudah Kembali ke Jabodetabek

Jasa Marga mencatat sebanyak 714.093 kendaraan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) pada H+1 hingga H+2 Lebaran Idulfitri 2024.

Baca Selengkapnya
Merawat Tradisi Lebaran di Penjuru Indonesia
Merawat Tradisi Lebaran di Penjuru Indonesia

Tradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.

Baca Selengkapnya
MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu
MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu

Pihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.

Baca Selengkapnya