Melaut di wilayah Indonesia, 6 nelayan Langkat ditangkap Malaysia
Merdeka.com - Enam nelayan tradisional asal Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang sedang mencari ikan di perairan Selat Malaka, kembali ditangkap polisi maritim Malaysia. Padahal, kabarnya mereka saat itu berada di wilayah Indonesia.
"Kita ada mendapat laporan dari keluarga nelayan, menyampaikan enam nelayan tradisional asal Pangkalan Brandan sekarang ini ditangkap polisi maritim Malaysia," kata Direktur Rumah Bahari Langkat, Azhar Kasim, di Pangkalan Brandan, Kecamatan Babalan, Selasa (15/3).
Azhar mengatakan, berdasarkan laporan nelayan yang pulang, mereka melihat ke enam nelayan ini ditangkap polisi maritim Malaysia pada Kamis (10/3), saat sedang melaut di perairan Indonesia, dengan tekong Andika. Sekarang enam orang itu berada di Pulau Penang, Malaysia.
-
Di mana nelayan Pantura melaut? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
-
Kapan nelayan Pantura mulai terdampak? Pada tahun 1743 Masehi, daerah pesisir pantai utara Jawa yang sebelumnya masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam mulai dikuasai VOC.
-
Dimana nelayan menemukan hewan laut itu? Hewan laut aneh dan misterius ini tidak sengaja ditangkap kapal nelayan Jepang; Zuiyo Maru yang sedang berlayar disebelah timur Christchurch, Selandia Baru.
-
Dimana Nelayan Bojonegara cari ikan? Selain rumpon, memperkirakan waktu melaut berdasarkan pengalaman mereka menjadi salah satu strategi melaut. Mereka mengamati pola cuaca dan kondisi laut yang memengaruhi ikan seperti Januari hasil tangkapan akan baik serta November dan Desember ikannya akan sedikit.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Bagaimana nelayan menangkap Ikan Tuhuk? Biasanya, para nelayan menangkap dengan cara memancing, apabila menggunakan jaring justru meruskanya.
"Informasi tertangkapnya nelayan ini baru kita terima Senin (14/3) dari pihak keluarga," ucap Azhar.
Seperti dilansir dari Antara, ke enam nelayan ditangkap itu Andika (28), Ijal (36), Dandi (18), ketiganya warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Brandan Timur Baru, Kecamatan Babalan, kemudian Bawel (35) warga Lorong Kuburan, Kelurahan Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, Sasan (35) warga Jalan Borboran, Kelurahan Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, dan seorang lagi belum diketahui identitasnya.
Sedangkan sang pemilik kapal, Saleh, sekaligus orangtua Andika sudah berangkat ke Pulau Penang, Malaysia. Dia akan menebus ke enam nelayan itu tersebut dengan membayar RM 1.500.
Menurut Azhar, sebelumnya ada enam nelayan yang juga ditangkap sekarang ini masih berada di Pulau Penang, Malaysia. Mereka itu terdiri dari Junaidi (42), Saiful Amri (30), Helmi Sahputra (27), Usman Kasim (36), Muhammad Razali (65), dan Taufik Hidayat (20).
Polisi maritim Malaysia juga masih menahan lima nelayan Langkat saat mencari ikan di perairan perbatasan kedua negara. Mereka adalah Syafrizal, Erwin, Zulham, Hidayat, Chairil. Seluruhnya warga Dusun III, Desa Kelantan, Kecamatan Brandan Barat, tuturnya.
Penangkapan terhadap para nelayan tradisional ini dilakukan Sabtu (30/1), sekitar pukul 10.30 WIB, saat mereka sedang berada di laut untuk mencari ikan dan bergerak hendak pulang. Lalu perahu mereka ditarik oleh polisi maritim Malaysia, dan dibawa ke Pulau Penang menggunakan kapal nomor lambung 3225.
Penangkapan terhadap nelayan tradisional ini diketahui setelah salah seorang anak buah kapal Chairil menghubungi ponsel orangtuanya, Suhadi. Dia mengatakan saat ini mereka berada di Pulau Penang, karena ditangkap polisi Malaysia.
"Hingga sekarang ini sudah ada 17 orang nelayan asal Langkat yang ditahan polisi maritim Malaysia di Pulau Penang," lanjut Azhar. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca Selengkapnya"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaSaat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca SelengkapnyaPetugas sampai melompat ke atas perahu motor, mengambil alih kemudi, dan mengamankan dua pelaku di atas perahu.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaPolres Rokan Hilir amankan 51 Pekerja Imigran Indonesia dari Malaysia.
Baca SelengkapnyaBeruntung 14 ABK tugboat dan tongkang Royal 17 selamat usai para kelompok perompak.
Baca SelengkapnyaMereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaKetiganya ditangkap di perairan sebelah Selatan Pulau Landu, Kecamatan Rote Barat Daya, Minggu (26/5) kemarin.
Baca SelengkapnyaPara pelaku adalah nelayan yang semula diminta seseorang melakukan perjalanan mengangkut ikan.
Baca Selengkapnya