Menag Beberkan Tiga Alasan Prioritaskan Kemandirian Pesantren
Merdeka.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kemandirian pesantren menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama tahun 2021. Dia mengungkapkan terdapat tiga alasan pentingnya memandirikan lembaga pendidikan yang juga menjadi akar tradisi Islam di Nusantara ini.
"Pertama, pesantren sudah teruji sebagai pusat pendidikan yang bisa bertahan bertahun-tahun, dan pesantren juga memiliki SDM yang melimpah yang berpotensi menjadi SDM yang unggul," katanya saat melaunching Peta Jalan Kemandirian Pesantren dikutip dalam keterangan pers, Rabu (5/5).
Dia mengatakan SDM unggul pesantren memiliki pertumbuhan yang sangat ketat sejak sebelum berdirinya Indonesia. Dia pun mencontohkan beberapa tokoh seperti Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan yang merupakan santri dari Kiai Sholeh Darat. Nama lainnya adalah Kiai Ahmad Watucongol dan Kiai Dimyati Termas.
-
Siapa yang mendirikan pondok pesantren di Kediri? Kiai nyentrik ini mendirikan pesantren tak jauh dari bekas lokalisasi.
-
Siapa pendiri Pondok Al Hamdaniyah? Sejarah Pondok Pesanten Al Hamdaniyah Siwalanpanji didirikan oleh Kiai Hamdany pada tahun 1787.
-
Siapa pendiri pondok pesantren Langitan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Mengapa Kiai Hamdany mendirikan pondok pesantren? Saat pertama kali datang ke desa ini, Kiai Hamdany berdoa agar kelak kawasan tersebut menjadi daratan sehingga bisa dijadikan tempat tinggal.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Bagaimana Cak Diqin membangun pesantren? Dikutip dari YouTube Diskominfo Boyolali, pendirian ponpes ini juga mendapat dukungan berbagai pihak. Mereka menyodorkan bantuan berupa dana maupun tenaga pengasuh agar ponpes segera berdiri dan bermanfaat bagi masyarakat.
"SDM unggul pesantren terus tumbuh hingga saat ini sesuai konteks zamannya hingga mereka berkiprah di banyak bidang tugas dalam ikut membangun negeri," bebernya.
Dia menjelaskan dalam perjalanannya, pesantren secara konsisten telah mendidik jutaan santri hingga ke pelosok negeri dan telah melahirkan para ulama, kiai yang memiliki kedalaman ilmu agama mumpuni. Pesantren tanpa kenal lelah kata dia ikut berperan dalam mendampingi masyarakat dan turut menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di tengah-tengah mereka.
Selanjutnya alasan kedua kata Gus Menag yaitu pesantren dan masyarakat sekitarnya memiliki sumber daya ekonomi yang bila dikelola dengan baik bisa menjadi potensi ekonomi berkelanjutan. Pesantren, kata dia, tumbuh dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Pesantren bukan menara gading, tetapi lembaga yang berkembang bersama peradaban lingkungan sekitarnya.
"Pesantren tidak hanya berkontribusi dalam penguatan literasi keagamaan masyarakat sekitar, tapi juga ikut membantu mengembangkan ekonomi masyarakatnya," ujarnya.
"Pesantren menjadi semacam magnet atau episentrum yang sangat potensial bagi pengembangan ekonomi masyarakat sekitar," tambahnya.
Selanjutnya alasan ketiga kata dia yaitu pesantren harus dimandirikan. Sebab menurutnya lembaga tersebut juga memiliki jejaring antar pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Jaringan tersebut terbentuk baik dari relasi guru-murid, alumni, maupun dari keilmuan dan menjadi faktor potensial bagi pengembangan ekonomi umat.
"Sinergi ekonomi antar pesantren bisa menjadi kekuatan yang dapat menopang perekonomian bangsa," ungkapnya.
Sebab itu dia menetapkan tujuan besar dari kebijakan kemandirian pesantren ini yaitu terwujudnya pesantren yang memiliki sumber daya ekonomi yang kuat. Tidak hanya itu dia juga berharap pesantren bisa berkelanjutan sehingga dapat menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat dengan optimal.
Tiga Ekosistem Pendukung Memandirikan Pesantren
Menurutnya, upaya memandirikan pesantren tahun ini menemukan momentum yang tepat karena ada tiga ekosistem pendukung yaitu ekosistem digital, UMKM, Halal. Dia menjelaskan pandemi saat ini mengharusnya seluruh pihak untuk melakukan kegiatan ekonomi secara digital, tidak hanya dalam dunia UMKM sekitar pesantren sebagian besar adalah dari kalangan UMKM, dan bila terjadi kolaborasi pesantren.
"UMKM disekitarnya maka akselerasi pemberdayaan ekonomi pesantren dan masyarakat akan bisa terjadi lebih cepat," bebernya.
Dia pun mendorong ekosistem halal. Sebab dia menilai dalam kurun 10 tahun terakhir ini ada peningkatan trend industri halal yang cukup tinggi. Yaqut pun mendorong BPJPH bekerja sama dengan pesantren untuk perkuat produk halal.
"Saya mendorong BPJPH untuk bekerjasama dengan pesantren dalam memperkuat ekosistem halal di Indonesia," katanya.
Sebab itu dengan tiga ekosistem tersebut, dia optimis jika dilakukan dengan baik dan benar, kebijakan kemandirian pesantren akan berjalan dengan sukses, serta dampaknya bisa dirasakan oleh pesantren dan masyarakat sekitarnya. Tidak hanya itu dia juga mengajak seluruh kementerian dan lembaga negara lain dalam berbagai program kemandirian pesantren.
"Kementerian Agama sedang menyiapkan dashboard potensi ekonomi pesantren yang bisa diakses oleh kementerian dan lembaga lain, sehingga bila K/L memiliki program tertentu bisa mengacu ke dashboard tersebut untuk menentukan pesantren mana yang layak mendapatkan program sehingga program K/L lebih tepat sasaran," ungkapnya.
Selain merilis Peta Jalan, Kemenag pada tahap awal juga telah menetapkan sembilan lembaga yang akan dijadikan pilot project kemandirian pesantren, yaitu:
1. Pesantren As'adiyah Kalimantan Utara,2. Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Sulawesi Selatan,3. Pesantren Dayah Darul Atiq NAD,4. Pesantren Qomarul Huda NTB,5. Pesantren Al Imdad Yogyakarta,6. Pesantren At Tahdzib Jawa Timur,7. Pesantren Tarbiyatul Banin Cirebon,8. Pesantren Al Amin Riau, serta9. Pesantren Raudatul Mubtadiin Jawa Tengah.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.
Baca SelengkapnyaPesantren ini melahirkan ulama-ulama besar Indonesia
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, pemerintah bertekad untuk memajukan pondok-pondok pesantren
Baca SelengkapnyaHasyim Asy'ari dan Syaikhona Kholil punya kenangan khusus di sini
Baca SelengkapnyaSaat ini adalah lebih dari 1.000 masjid dan lebih dari 4.000 musala berdiri di Sidoarjo
Baca SelengkapnyaSaat ini, pesantren juga mendapatkan perhatian lebih dari negara dengan disahkannya Undang-Undang Pesantren di tahun 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaUlama karismatik ini adalah gurunya para ulama dan pahlawan nasional Indonesia
Baca SelengkapnyaPondok pesantren ini pernah beberapa kali menjadi basis perjuangan rakyat melawan penjajah.
Baca SelengkapnyaSeiring perkembangan zaman dan kemajuan Indonesia, pesantren saat ini menurut Mahfud sudah kian maju.
Baca SelengkapnyaPendiri Ponpes ini ingin lembaga pendidikan islam miliknya bisa seperti Universitas Al Azhar Mesir hingga Universitas Harvard.
Baca SelengkapnyaSaat ini kewenangan pengelolaan pesantren masih berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis).
Baca Selengkapnya