Menengok Bisnis Madu Kele-Kele yang Menggiurkan di Jembrana Bali
Merdeka.com - Madu Kele-Kele atau lebah Trigona mulai menjadi primadona bisnis baru di Kabupaten Jembrana, Bali. Banyak masyarakat Jembrana mulai menekuni budidaya Kele-Kele, salah satunya I Komang Suardika.
Masyarakat biasanya memanfaatkan pekarangan rumah, termasuk jineng atau bale-bale untuk dijadikan rumah Kele-Kele. Bisnis madu Kele-Kele ini cukup menggiurkan lantaran hanya memerlukan modal sedikit, namun bisa meraup untung banyak.
"Madu Kele-Kele ini harganya sangat bagus. Bahkan lebih mahal dari madu lebah dan khasiatnya lebih bagus," kata Mang Bole, sapaan akrab Komang Minggu (4/8).
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjaga lingkungan melalui Kelekak? Kelekak dilakukan dengan sengaja agar lahan yang sudah tidak ditanami oleh suatu tumbuhan akan digantikan dengan tanaman buah seperti durian, cempedak, duku, dan jenis tanaman lainnya. Seluruh tanaman tersebut ditinggal dan dibiarkan tumbuh hingga menjadi hutan tanaman buah di kemudian hari.
-
Kenapa menanam kale di rumah semakin populer? Menanam kale di rumah telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan pecinta berkebun dan mereka yang peduli dengan kesehatan.
-
Kenapa masyarakat Bangka Belitung menjaga Kelekak? Warisan yang Harus Dijaga Mengutip dari beberapa sumber, terdapat aturan jika Kelekak tidak boleh diperjualbelikan. Mereka menganggap jika tanah tersebut merupakan warisan yang harus dilestarikan sebuah keluarga dari generasi ke generasi.
-
Di mana Keleng beternak jangkrik? Peternak bernama Keleng, warga Desa Sei Semayang ini memanfaatkan halaman rumahnya untuk budi daya jangkrik.
-
Apa ciri khas kampung Bali di Kalimantan Barat? Di kampung Bali, Desahan Jaya terdapat sebuah Pura yang cukup besar dan luas. Bangunan ini pastinya menambah suasana khas Bali yang begitu kental dan terasa.
-
Apa yang dibudidayakan oleh Keleng? Peternak bernama Keleng, warga Desa Sei Semayang ini memanfaatkan halaman rumahnya untuk budi daya jangkrik.
Mang Bole menuturkan, harga madu Kele-Kele mencapai Rp1,2-1,5 juta per liternya. Sedangkan untuk mendapatkan satu liter madu, Mang Bole harus membuat sekitar 10 Kungkungan atau kotak ukuran 20x50 cm untuk rumah Kele-Kele.
Kemudian, biaya pemeliharaan hanya Rp500 ribu. Satu kungkungan, kata Mang Bole, biasanya menghasilkan paling sedikit 10 cc madu.
"Masa panen Kele-Kele antara tiga-sampai 6 bulan. Pemanenan bisa dilakukan bertahun-tahun sepanjang Kele-Kele itu tidak pindah dari sarangnya," ujarnya.
©IstimewaBudidaya Kele-kele tidak lah sulit. Pembudidaya tidak perlu memberikan pakan karena Kele-kele biasa mencari makan sendiri. Pembudidaya hanya perlu menyesuaikan rumah Kele-kele dekat dengan bunga-bunga. Hal ini karena Kele-kele memakan sari bunga dan buah-buahan sebagai bahan dasar madu.
"Saat ini saya baru memelihara lima puluh Kungkungan (kotak) Kele-Kele. Dari jumlah tersebut bisa menghasilkan sekitar Rp20 juta rupiah dalam waktu tiga bulan. Rencananya saya akan terus kembangkan hingga jumlahnya ratusan. Pemasaran madunya juga tidak ada kendala," ujarnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desa Kemudo berhasil mandiri dan memberdayakan warganya dari pengolahan limbah pabrik.
Baca SelengkapnyaPasutri ini membuktikan bahwa menjadi difabel bukan halangan untuk produktif.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka jika Bangka Belitung memiliki kekayaan alam selain timah, yaitu madu Heterotrigona Itama atau madu teran.
Baca SelengkapnyaBerawal dari pintu tripleks, madu lanceng milik Sugeng bagaikan emas yang memiliki banyak keistimewaan dari pelosok Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaDi desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaJarak kampung itu menuju pusat desa mencapai 5-6 kilometer
Baca SelengkapnyaPeternak jangkrik di Deli Serdang sukses meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Peternak tak perlu modal besar untuk memulai usaha yang satu ini.
Baca SelengkapnyaSensasi manisnya lelehan gula aren bercampur aroma pandan di dalam mulut, menjadi ciri khas ketika mencicipi nikmatnya klepon.
Baca SelengkapnyaDari budidaya kelengkeng, Desa Murtigading di Bantul berharap bisa makin mentereng.
Baca SelengkapnyaBahkan kepopulerannya mengalahkan buah stroberi yang selama ini jadi ikon Ciwidey.
Baca SelengkapnyaDaun katel unik, rasanya renyah bisa dijadikan aneka makanan dan hanya bisa ditemukan di Majalengka
Baca SelengkapnyaPelindo Persero merevitalisasi kawasan hutan bambu Desa Penglipuran sebagai Pasar Pelipur Lara untuk memfasilitasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Selengkapnya