Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok Kesiapan Fasilitas dan Nakes Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Omicron

Menengok Kesiapan Fasilitas dan Nakes Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Omicron Tower 8 Wisma Atlet disiapkan untuk ruang isolasi pasien Covid-19. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat sejak awal Januari 2022. Seiring merebaknya varian 1.1.529 atau lebih dikenal dengan Omicron. Data Kementerian Kesehatan 10 Januari 2022, total kasus Omicron di Tanah Air menembus 506 orang.

Tenaga kesehatan mempersiapkan diri menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dampak varian Omicron. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia ( PB IDI) melakukan rapat koordinasi dengan seluruh cabang dan wilayah untuk bersiap siaga.

"PB IDI monitoring terus," kata Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih, kepada merdeka.com, Kamis (13/1).

Daeng menjelaskan, setelah kasus Omicron terdeteksi pertama kali di Indonesia, PB IDI mengeluarkan surat perintah organisasi. Surat ditujukan kepada seluruh dokter Indonesia, Ketua IDI Cabang, Ketua IDI Wilayah, Ketua Perhimpunan, dan Ketua Keseminatan.

Dalam surat tersebut, ada sembilan hal yang ditekankan PB IDI. Di antaranya, meminta dokter meningkatkan kewaspadaan dan siaga menghadapi kemungkinan adanya lonjakan kasus.

Termasuk mendorong diberlakukan kembali triase dengan benar atau sempurna di fasilitas pelayanan kesehatan. Triase tidak hanya didasarkan pada pengukuran suhu tubuh saja, namun juga dari anamnesis gejala-gejala yang lain.

Berbeda dengan varian lain sebelumnya, gejala utama Omicron bukan demam. Gejala yang banyak ditemukan pada pasien terinfeksi Omicron adalah batuk, lelah (fatique), sakit tenggorokan, selesma atau hidung meler (runny nose/rhinore), hidung tersumbat, sakit kepala, demam, mual, muntah, diare, sesak nafas, anosmia, dan agesia.

Kemudian, PB IDI meminta dokter segera mendapatkan vaksinasi covid-19, termasuk suntikan ketiga. Suntikan ketiga dapat diberikan baik dengan vaksin homolog maupun heterolog, sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi dianjurkan untuk membatasi atau menghindari kegiatan yang berisiko tinggi, termasuk praktik. Melakukan praktik tanpa vaksinasi akan membahayakan diri sendiri, pasien dan masyarakat. Bagi dokter yang kondisinya tidak layak vaksin, bila terpaksa melakukan kegiatan sebagai dokter perlu proteksi tambahan, misalnya hazmat.

Selanjutnya, dokter harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin yang ketat. Selain itu, PB IDI meminta dokter memakai alat pelindung diri (APD) sesuai pedoman yang berlaku saat melakukan tugas profesional.

Terutama lebih dianjurkan menggunakan masker N95, bila tidak tersedia, dapat menggunakan KN95. Bila keduanya tidak tersedia, masih diperkenankan memakai masker bedah. Masker wajib digunakan dengan benar, menggunakan goggle atau faceshield dan gown, serta enggunakan hazmat bila melakukan tindakan.

Selain itu, dokter harus melaksanakan cuci tangan dengan sabun secara benar sesering mungkin pada saat melakukan kegiatan profesional. Menjalankan pemeriksaan swab rutin, swab antigen atau PCR, setiap dua minggu sekali.

Apabila melihat timbulnya klaster baru Covid-19, dokter segera melaporkan. Temuan kluster baru perlu dilanjutkan dengan Whole Genom Sequensing (WGS), setelah PCR.

Anjuran kasus terkonfirmasi Covid-19 yang wajib dilakukan WGS bila ada riwayat perjalanan dari luar negeri dalam 14 hari sebelumnya, ada riwayat kontak dengan orang terinfeksi Omicron, kasus suspek dan ada riwayat kontak dengan orang yang pulang dari luar negeri dalam 14 hari terakhir.

Kemudian, bila muncul klaster baru dalam jumlah besar, ada kegagalan terapi, penyintas yang kemudian tertular kembali, dan bila menggunakan PCR yang non-S GenTarget Failure (SGTF), maka WGS dikirim berdasarkan kriteria Litbangkes.

Bila menggunakan PCR yang SGTF, maka tetap dilanjutkan dengan WGS. Terakhir, PB IDI meminta penatalaksana pasien terkonfirmasi maupun suspek Covid-19 sesuai dengan pedoman yang ada. Daeng mengatakan, perintah ini masih berlaku hingga saat ini.

Persiapan Fasilitas Kesehatan

Sejalan dengan tenaga kesehatan, pemerintah juga menyiapkan fasilitas kesehatan, oksigen, hingga obat untuk mengantisipasi lonjakan kasus akibat Omicron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini sudah ada 80.000 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.

Namun, 3.000 tempat tidur di antaranya sudah diisi pasien Covid-19. Rencananya, pemerintah akan menambah tempat tidur di rumah sakit menjadi 150.000.

"Kita masih bisa meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakitnya ke angka 150.000," kata Budi, Selasa (11/1) malam.

Budi menyebut, pemerintah juga sudah menyiapkan obat Covid-19 Molnupiravir produksi Merck sebanyak 400.000 tablet dan protokol kesehatan baru untuk perawatan pasien di rumah sakit. Sejalan dengan itu, pemerintah sudah mendistribusikan lebih dari 16.000 oksigen generator ke seluruh fasilitas kesehatan dan memasang lebih dari 36 oksigen konsentrator di rumah sakit.

Menurut Budi, kemungkinan kasus Omicron akan meningkat cepat dan banyak. Berdasarkan penelitian, sebanyak 30 sampai 40 persen pasien Covid-19 masuk rumah sakit.

Dilihat dari karakteristiknya, Omicron memiliki tingkat penularan sangat cepat. Namun, gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan.

"Tapi kita harus tetap waspada dan hati-hati. Kita harus siaga dan tidak perlu panik karena kasus yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya," ucapnya.

Tiga Cara Hadapi Omicron

Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengatakan sebetulnya cara menghadapi Omicron sama seperti varian lainnya. Pertama, menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, terutama menggunakan masker.

Kedua, memperketat surveilans. Jika warga merasakan kondisi tubuhnya tidak sehat, harus segera melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Ketiga, segera mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Terutama orang tua kita, para lansia yang belum divaksin, harus segera divaksin. Mereka adalah orang-orang yang harus kita lindungi karena merupakan faktor yang paling lemah untuk masuk ke rumah sakit," katanya mengakhiri.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223

Kemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi

Berbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun

Kelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes

Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.

Baca Selengkapnya