Menengok makam pahlawan tentara Jerman di kaki gunung Pangrango
Merdeka.com - Angin bertiup lembut menyelusup pepohonan di kaki Gunung Pangrango. Melagukan nyanyian sunyi untuk para tentara Jerman yang beristirahat selamanya di sana. Mereka datang dari jauh, bertempur di dua samudera, dan gugur ribuan kilometer dari kampung halaman.
Barisan makam bernisan putih berderet rapi. Nisan mereka membentuk Eisernes Kreuz atau salib besi, lambang bala tentara Jerman. Ada 10 makam di sana. Di baris pertama, dua nisan bertuliskan unbekannt atau tak dikenal. Sementara sisanya berjejer rapi di baris belakang.
Kawasan seluas 1.000 meter di tengah Perkebunan Cikopo, Mega Mendung, Bogor itu kini dikenal sebagai Taman Makam Pahlawan Tentara Jerman. Dulunya merupakan perkebunan teh seluas 900 hektar milik Emil dan Theodor Hellferich, dua orang Jerman.
-
Di mana lokasi pasukan Jerman di Indonesia? Komplek Makam Jerman ini salah satu buktinya. Deretan nisan berbentuk Salib Ksatria itu berjejer rapi. Ada 10 makam di sini. Namun hanya 8 yang dikenali. Dua lagi dicatat sebagai unbekannt. Orang-orang menyebutnya Makam Jerman. Komplek Makam itu terletak di kawasan Megamendung, Ciawi, Bogor.
-
Kenapa pasukan Jerman di Indonesia? Saat Perang Dunia II Meletus, Jerman dan Jepang bersekutu.Jerman memiliki armada kapal selam U-Boat. Unit ini merupakan pasukan elite dalam Kriegsmarine. U-Boat Menghancurkan Banyak Kapal AL & Juga Kapal Dagang Sekutu Selama Perang Dunia II, kapal selam Jerman menebar maut untuk kapal-kapal sekutu.Tak cuma di Atlantik, U-Boat juga dikirim ke Pasifik dan perairan Asia Tenggara.Termasuk wilayah Hindia Belanda yang saat itu dikuasai Jepang. Namun berbeda dengan misi mereka di Atlantik, dari Indonesia U-Boat juga ditugaskan memuat hasil perkebunan seperti karet dan kina yang dibutuhkan Jerman dalam peperangan.
-
Bagaimana pasukan Jerman membantu perjuangan Indonesia? Seperti orang-orang Jepang, beberapa eks serdadu Jepang ini pun diketahui pernah menjadi pelatih militer untuk para pejuang Indonesia selama perang kemerdekaan.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Negara mana yang mereka lalui? Mereka akan bersepeda melintasi negara seperti SIngapura, Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Uni Emirat Arab.
Lokasi perkebunan Cikopo tak jauh dari pintu tol Ciawi. Jalan terus menanjak menuju area pemakaman. Tapi kini tak ada satu pun pohon teh yang tersisa di sana. Perkebunan teh tinggal cerita. Kini Perkebunan Cikopo sudah jadi vila milik orang-orang kaya dari Jakarta.
Tahun 1914, Hellferich bersaudara mendirikan monumen untuk memperingati kematian Admiral Graf Spee yang tenggelam oleh tentara Inggris dalam pertempuran di Asia Tenggara. Sekaligus penghormatan terhadap armada Jerman. Sebagai penghargaan pada budaya lokal, mereka juga membangun patung Buddha dan patung Ganesha di kedua sisi monumen tersebut.
Salah satunya jenazah Letnan Satu Laut Friedrich Steinfeld, kapten kapal selam U-195 dari 16 April 1944 hingga 8 Mei 1945. Steinfeld gugur pada 30 November 1945 dan dimakamkan di perkebunan Cikopo, Bogor.
Penugasan kapal selam U-195 di Indonesia lebih sebagai kapal kargo. Torpedo andalan kapal selam ini dikeluarkan sehingga bisa memuat karet dan bahan baku industri lainnya. Sebuah tugas yang sebenarnya sangat memalukan bagi kapten kapal selam dan seluruh krunya.
Ada juga malam Letnan Satu Laut Willi Schlummer dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens yang terbunuh di Bogor oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, 12 Oktober 1945. Lalu makam Letnan Laut W Martens yang terbunuh dalam kereta api dari Jakarta ke Bogor.
"Saya ingat banyak tentara Angkatan laut Jerman, seragamnya warna coklat khaki tapi lebih muda. Mereka dimakamkan dengan upacara militer. Warga menonton upacara itu" ujar Munir, seorang warga Cikopo menggambarkan kejadian puluhan tahun silam.
Munir lahir di perkebunan teh Cikopo tahun 1938. Ayahnya buruh perkebunan teh, sementara ibunya menjadi pembantu di rumah pejabat perkebunan. Dia banyak berkisah soal cerita lampau di sini.
"Dulu ada gedung kantor Jerman dekat makam ini. Satunya lagi di atas bukit. Tapi sekarang sudah tak ada," katanya.
Di pemakaman ini juga beristirahat Kopral Satu Willi Petschow. Meninggal karena sakit di Cikopo. Letnan Kapten Herman Tangermann meninggal 23 Agustus 1945 karena kecelakaan.
Di pojok paling kiri, makam Letnan Satu Dr Ir H. Haake, meninggal saat kapal selamnya terkena ranjau di Selat Sunda 30 November 1944. Lalu ada Eduard Onnen, tukang kayu kapal yang meninggal 15 April 1945.
Areal pemakaman bersih dan tertata rapi, sama sekali tak ada sampah. Pemerintah Jerman memang merawat makam para pahlawannya. Ada seorang kuncen yang ditunjuk mengurusi makam-makam itu. Nyai (52), namanya. Tinggal persis di samping komplek pemakaman Jerman.
"Dulu ayah saya yang merawat, sekarang saya. Tugas saya membersihkan makam dan merawatnya," kata nyai kepada merdeka.com.
Gaji Nyai dirapel sekaligus untuk enam bulan. Jumlahnya tak terlalu besar, tapi dia mengaku tak masalah. Baginya merupakan kebanggaan merawat makam para pahlawan itu.
Setiap hari Minggu bulan ketiga November, Pemerintah Jerman selalu menggelar upacara kemiliteran di komplek makam itu. Namun tahun ini tak ada upacara. Penyebabnya Dubes Jerman untuk Indonesia sibuk memberi bantuan bagi Filipina yang diterjang topan.
"Saya sih sudah siap. Makam sudah dicat dan dirapikan. Tapi katanya tak ada upacara tahun ini, mungkin tahun depan," kata Nyai.
Maka tak ada terompet, lagu sendu dan iringan doa bagi para pahlawan Jerman yang dikubur ribuan kilometer dari kampung halamannya. Nyai mengaku belum pernah ada yang berziarah ke makam Jerman tersebut selain pihak Kedutaan Besar Jerman di Indonesia.
Mereka berlayar menempuh dua samudera. Bertarung demi negara, dan akhirnya gugur di negara asing. Nyanyian sendu bagi para prajurit.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaDi sana dimakamkan para pejuang KNIL yang tewas selama Perang Dunia II
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 3.000 tentara Jepang tewas pada sebuah goa di pulau itu
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPerjalanan ini dipenuhi pertumpahan darah dan tangisan air mata.
Baca SelengkapnyaKompleks makam yang disebut dengan Kerkhof Peucut ini menjadi daya tarik wisata yang ada di Provinsi Aceh.
Baca SelengkapnyaPada dinding-dinding rumah itu masih terdapat lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pada saat perang meletus.
Baca SelengkapnyaPraka Mohammad Sugeng adalah nama prajurit TNI yang gugur dalam pertempuran di Papua. Namanya dikenang untuk lapangan tembak di Bandung.
Baca SelengkapnyaSimak kisah salah satu pembantaian rakyat sipil selama Perang Dunia 2.
Baca SelengkapnyaZiarah memperingati HUT TNI Ke-78 ini dilaksanakan untuk mengenang, menghormati, meneladani jasa-jasa dan perjuangan para Pahlawan Kusuma Bangsa.
Baca Selengkapnya