Mengaku Lihat Harimau, 6 Petani di Pagaralam Minta Dievakuasi dari Kebun
Merdeka.com - Sebanyak enam orang petani yang sedang membuka kebun cabai di Dusun Mringan, Dempo Selatan, Kota Pagaralam minta dievakuasi karena mengaku telah melihat tujuh ekor harimau.
Staf Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA SKW Lahat, Wahid mengatakan setelah diperiksa jejak-jejaknya ternyata yang dilihat enam petani tersebut merupakan sekelompok kerbau.
"Mereka itu malam hari mengintip ada segerombol hewan besar dari jarak 100 meter yang diyakini harimau, lalu mereka menelpon pemilik lahan agar dievakuasi karena mereka mau jalan ke pemukiman takut berpapasan dengan harimau," kata Wahid dihubungi dari Palembang dilansir Antara, Minggu (8/12).
-
Hewan apa yang ditemukan di perangkap petani? Seorang petani di Beachport, Australia Selatan, melakukan penemuan luar biasa ketika memasang perangkap untuk menangkap predator yang berpotensi memangsa ternaknya. Pao Ling Tsai tadinya berharap menangkap musang atau rubah, tetapi justru dia dikejutkan dengan seekor hewan yang terakhir kali terlihat di Australia Selatan lebih dari 130 tahun yang lalu.
-
Siapa yang memperkirakan jumlah Harimau Sumatera? WWF memperkirakan populasinya di alam liar Andalas hanya sekitar 600 ekor.
-
Dimana warga Lebak memelihara kerbau? “Kami setiap hari melepaskan ternak kerbau di lahan tanah lapang, karena terdapat pakan rerumputan hijau itu,“ kata dia lagi.
-
Bagaimana warga Lebak beternak kerbau? Warga di Kabupaten Lebak sendiri memiliki cara yang unik dalam beternak kerbau. Mereka hanya melepaskannya saja di tanah lapang yang luas. Konsep ini merupakan cara tradisional untuk membudidaya kerbau, karena hewan tersebut bisa leluasa mencari makan.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita.
-
Siapa yang mengamankan biawak tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
Menurut dia, tim gabungan Polisi, TNI dan BKSDA segera menyusul ke tengah kebun untuk menjemput keenam petani. Lokasinya berjarak tiga kilometer dari batas wilayah hutan lindung atau satu jam berjalan kaki dari pemukiman.
Ternyata Gerombolan Kerbau
Setelah dicek tanda-tanda jejak oleh BKSDA, harimau yang dikira enam warga tersebut dapat dipastikan gerombolan kerbau lepas milik warga lainnya. Sebab pada dasarnya harimau termasuk hewan penyendiri yang kecil kemungkinan berkelompok lebih dari tiga ekor.
Meski demikian, tim tetap membawa pulang keenam petani tersebut demi keselamatan karena hutan lindung di dekat kebun itu masih termasuk kantong harimau, sehingga dimungkinkan bisa dimasuki harimau.
"Mereka sudah dua bulan di kebun itu dan memang minta dijemput karena ketakutan melihat berita-berita harimau sebulan terakhir, dan untuk sementara waktu mereka tidak boleh ke kebun dulu," kata Wahid.
Warga Trauma
Secara umum, kata dia, psikis warga Pagaralam di sekitar hutan lindung tampak masih trauma setelah tewasnya dua petani di Lahat dan Pagaralam akibat serangan harimau satu bulan terakhir.
"Bahkan saat warga lihat ada jejak hewan cepat-cepat lapor ke petugas, setelah diperiksa ternyata jejak babi hutan atau anjing. Warga memang agak trauma," kata Wahid.
Para petani yang berada di dalam hutan lindung sendiri sudah diminta keluar dan kembali ke pemukiman sampai situasi dinyatakan kondusif. Namun pihaknya belum bisa memastikan bahwa semua petani di dalam hutan lindung sudah keluar.
Hutan lindung di Gunung Dempo memiliki luas 28.740 hektare yang berbatasan langsung dengan lahan masyarakat, perkebunan pemerintah, dan berbagai desa di Kabupaten Lahat serta Provinsi Bengkulu.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaPadahal sebelumnya petugas TNTN telah memberi peringatan lebih dahulu untuk perambah.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaSemua anggota BKSDA dan FZS Jambi sudah dievakuasi ke kantor polisi terdekat.
Baca SelengkapnyaPelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.
Baca Selengkapnya