Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Mobile Diving Chamber, Alat Pendukung Penyelam Operasi Sriwijaya SJ 182

Mengenal Mobile Diving Chamber, Alat Pendukung Penyelam Operasi Sriwijaya SJ 182 Mobile Diving Chamber. ©2021 Merdeka.com/Bachtiarudin Alam

Merdeka.com - Kegiatan operasi pencarian dan evakuasi insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berlangsung. Termasuk aktivitas penyelaman dari personel TNI AL sampai hari keempat masih terus dilakukan di sekitar perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu.

Dengan padatnya aktivitas penyelaman, TNI Angkatan Laut (AL) pun memutuskan mengerahkan satu alat, yakni Mobile Hyperbaric Chamber yang merupakan alat pendukung oksigen lengkap milik Dinas Potensi Maritim (Dispotmar) TNI AL.

Alat Hyperbaric Chamber pun terpasang di atas truck dan dimasukkan ke dalam KRI Semarang selaku kapal medis yang sejak Senin (11/1) sudah merapat ke titik lokasi operasi di perairan Pulau Laki dan Lancang.

Serma Nurkholis selaku operator alat tersebut yang ditemui di KRI Semarang, menceritakan jika kehadiran alat ini tidak hanya sekedar memberikan dukungan dari segi medis. Lebih daripada itu, alat ini bisa juga menaikkan mental para penyelam, karena tidak khawatir apabila terjadi penyakit penyelam atau disebut dekompresi.

"Untuk memberikan support moril juga, karena seorang penyelam ketika dia bekerja atau beroperasi di bawah air, dan dia tahu dia didukung alat ini, itu menimbulkan satu ketenangan psikologi," tuturnya.

Ketenangan psikologi itu didapat, karena ketika seorang penyelam mengalami dekompresi bisa dengan segera ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh sebab itu kehadiran Diving Chamber ini mutlak ketika sedang dilakukan operasi penyelaman.

"Alat ini mutlak diperlukan ketika berlangsungnya operasi penyelaman. Dan alat ini mendekat dengan personel atau pasukan yang sedang mengerjakan penyelaman," ujarnya.

Alat yang berbentuk seperti tabung dengan corak warna putih itu ternyata memiliki dua bagian ruang. Pertama bagian yang kecil hanya muat satu orang dengan posisi duduk, sementara pada bagian kedua itu terdapat tempat tidur dan satu tempat duduk.

mobile diving chamber©2021 Merdeka.com/Bachtiarudin Alam

Nantinya, saat pengoperasian Diving Chamber biasanya terisi dua sampai tiga orang dengan satu pendamping yang bertugas menjaga penyelam selama proses pengobatan.

"Kebetulan alat yang di bawa kita ini terdiri dari dua kompartemen untuk satu personel satu tender. Sebetulnya dua kompartemen dipakai bisa sampai tiga. Tapi kalau dengan tender dua orang dan satu tender," jelasnya.

Sementara untuk durasi pengobatan, kata Nurkholis, keputusan itu dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter khusus hyperbaric yang telah stand by apabila terdapat penyelam yang mengalami dekompresi.

"Sesuai resep dokter, nanti ada dokter yang menentukan," jelasnya.

Sedangkan terkait proses gambaran ketika mesin diving chamber ini berkerja, Nurkholis menggambarkan nantinya penyelam akan memakai masker yang terpasang di dalam. Setelah mesin dinyalakan barulah oksigen dengan tekanan besar akan disemprotkan kepada penyelam yang berada di dalam.

"Karena tekanan bisa terjadi apabila penyelam terlalu lama menyelam di air. Atau bisa jadi karena penyelam keluar dari prosedur penyelaman normal sehingga menyebabkan dekompresi," ujarnya.

"Maka alat ini berfungsi untuk merecovery (memulihkan) para penyelam, agar kembali ke posisi kesehatan yang prima atau sebelum terjadinya dekompresi tersebut," tambahnya.

Lebih lanjut, Nurkholis mengatakan bila sampai saat ini belum ada penyelam yang memakai mobile diving chamber disediakan KRI Semarang. Hal itu dapat menandakan bila kondisi para penyelam masih sehat dan prima selama operasi dilakukan.

Lebih Dari 160 Penyelam Dilibatkan

Sebelumnya, TNI Angkatan Laut telah menerjunkan sekitar 160 penyelam yang tergabung dalam berbagai kesatuan, dalam operasi pencarian dan evakuasi Pesawat Seiwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/11) lalu.

"Total ada 160 Penyelam dari Marinir, Kopaska AL, Denjaka," sebut Laksamana Yayan Sofyan selaku Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi Sriwijaya Air saat ditemui wartawan, di KRI Semarang, (11/1).

Dia menjelaskan secara teknis dalam melakukan proses penyelaman, para personel telah diatur untuk secara bergantian saat proses menyelam dengan jeda waktu sekitar 30 menit. Hal itu bertujuan menjaga stamina penyelam.

"Ada yang stand by. Dia (personel) menyelam katakanlah 30 menit. Terus kemudian bergantian lagi, dua orang dua orang menyebar, bergantian lagi menyelam. Sehingga stamina mereka tetap bagus," jelasnya.

Sementara untuk malam hari para personel penyelam telah ditempatkan di sejumlah posko untuk beristirahat dan melanjutkan pencarian di esok harinya.

"Malam ini istirahat yang bekerja KRI Rigel untuk pencarian data. Semua Penyelam tidak hanya di sini, ada di darat, ada di Posko," sebutnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang
Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.

Baca Selengkapnya
KM Lebanon Angkut 23 Penumpang Tenggelam di Alor, 4 Orang Hilang
KM Lebanon Angkut 23 Penumpang Tenggelam di Alor, 4 Orang Hilang

KM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.

Baca Selengkapnya
12 Nelayan Asal Lamongan Ditemukan Terapung di Atas Sisa Material Kapal di Selat Bali, Tiga Masih Hilang
12 Nelayan Asal Lamongan Ditemukan Terapung di Atas Sisa Material Kapal di Selat Bali, Tiga Masih Hilang

12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.

Baca Selengkapnya
71 Nelayan di Sukabumi Terjebak di Bangunan Bekas Dermaga Usai Dihantam Ombak, Begini Detik-Detik Evakuasi Korban
71 Nelayan di Sukabumi Terjebak di Bangunan Bekas Dermaga Usai Dihantam Ombak, Begini Detik-Detik Evakuasi Korban

Proses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.

Baca Selengkapnya
Evakuasi Bangkai Pesawat TNI Super Tucano Terkendala Cuaca dan Medan yang Ekstrem
Evakuasi Bangkai Pesawat TNI Super Tucano Terkendala Cuaca dan Medan yang Ekstrem

Baru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kapal Tenggelam di Selat Malaka, 3 Orang Hilang dan 11 Selamat
Kronologi Kapal Tenggelam di Selat Malaka, 3 Orang Hilang dan 11 Selamat

Saat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.

Baca Selengkapnya
Seorang Dokter Hilang di Perairan Lombok, 4 Hari Belum Ditemukan
Seorang Dokter Hilang di Perairan Lombok, 4 Hari Belum Ditemukan

Dokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang

Baca Selengkapnya
15 ABK Putra Sumber Mas Dilaporkan Hilang Usai Cari Ikan di Pulau Masalembu
15 ABK Putra Sumber Mas Dilaporkan Hilang Usai Cari Ikan di Pulau Masalembu

Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
KM Dewi Noor Tenggelam di Kepulauan Seribu, Dua Korban Ditemukan Meninggal Dunia
KM Dewi Noor Tenggelam di Kepulauan Seribu, Dua Korban Ditemukan Meninggal Dunia

Kedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.

Baca Selengkapnya
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat

Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan

Baca Selengkapnya
Kapal Pengangkut Pisang dan Kelapa dari Tanjung Balai Karam di Perbatasan Riau-Malaysia, 11 Orang Hilang
Kapal Pengangkut Pisang dan Kelapa dari Tanjung Balai Karam di Perbatasan Riau-Malaysia, 11 Orang Hilang

Kapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.

Baca Selengkapnya
Terombang-ambing Dua Hari karena Patah Kemudi, Kapal Nelayan Sulawesi Tenggara Terdampar dan Tenggelam di Kupang
Terombang-ambing Dua Hari karena Patah Kemudi, Kapal Nelayan Sulawesi Tenggara Terdampar dan Tenggelam di Kupang

Kapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.

Baca Selengkapnya