Mengenal Sosok ZA Penyerang Mabes Polri, Pendiam dan Jarang Keluar Rumah
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam keterangannya Rabu (31/1) malam di Mabes Polri menjelaskan, ZA merupakan pelaku teror lone wolf dengan ideologi ISIS. Polisi masih menelusuri keterkaitan ZA dengan kelompok-kelompok yang ada.
Tidak ada yang menduga jika gadis yang dikenal pendiam itu bakal melakukan aksi yang menggegerkan. Zakiah Aini (ZA) bahkan jarang keluar rumah. Aksi ZA itu juga membuat kaget para tetangganya di Ciracas Jakarta Timur. Termasuk, Kusdi selaku Ketua RT tempat ZA tinggal tidak menyangka kalau ada warganya lah yang terlibat.
Kusdi mengatakan, berdasarkan cerita dari pihak keluarga kalau ZA memang cukup pendiam. Namun keluarga tidak ada yang merasa sikap pendiam ZA membuat dirinya nekat melakukan aksi teror tersebut. Perilaku ZA selama ini biasa saja.
-
Kenapa orang pendiam bisa punya mental yang kuat? Ketenangan batin yang mereka miliki dapat menjadi dasar untuk membangun mental yang kuat dan sehat, yang sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
-
Bagaimana orang pendiam menyelesaikan masalah? Mereka mungkin tidak selalu mengekspresikan kreativitasnya dengan lantang, tetapi mereka mampu menciptakan karya atau ide yang inovatif, terutama dalam bidang seni, sastra, atau bidang yang membutuhkan kreativitas tinggi.
-
Apa yang orang pendiam lakukan sebelum bertindak? Orang pendiam cenderung memiliki ketelitian yang tinggi dalam setiap tindakan yang mereka lakukan. Karena mereka lebih suka berpikir sebelum bertindak, keputusan yang diambil biasanya sudah melalui pertimbangan matang.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang membantu anak pendiam? Carol mengemukakan bahwa seseorang dapat mencari terapi untuk mengatasi pendiam, namun tidak demikian halnya dengan introvert.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
"Enggak pernah, enggak ada (perilaku aneh). Ibu bapaknya enggak pernah (menyangka) untuk ke arah situ (terlibat aksi penyerangan) enggak pernah. (Aktivitas) biasa saja bantuin, nyapu ngepel biasa di rumah, kata keluarga," ujar Kusdi ketika dijumpai wartawan, pada Kamis (1/4).
Kusdi mengakui kalau selama menjadi RT tidak pernah melihat ZA beraktivitas keluar rumah dan dari keterangan keterangan keluarga, ZA yang mulai dirasakan adanya perubahan menjadi pendiam sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
"Ya katanya sih sejak SMP, kata keluarganya gitu. Saya sendiri selama jadi RT disini enggk pernah ngelihat dia," tuturnya.
"Enggak ada kayaknya (temen sekolah ramai di rumahnya) enggak punya teman. Kalau saya bilang, orang dianya juga kayaknya kaga mencari temen," tambahnya.
Bahkan, Kusdi sempat terkejut terkait penampilan ZA yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara menggunakan cadar. Sebagaimana diketahui, kalau pada saat aksi penyerangan di Mabes Polri kemarin, ZA terlihat menggunakan gamis dan memakai cadar.
"Oh enggak pake cadar dia mah. Biasa aja. Kerudung biasa. Pake kerudung pakai masker. Enggak pake cadar. Enggak tahu kalau di luar. Kalau di sana saya enggak tahu (kalau pakai cadar)," ujarnya.
Keluarga ZA Aktif Ikut Kegiatan Warga
Sedangkan, kata Kusdi, keluarga ZA terutama ibunya adalah orang yang aktif kegiatan warga seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT, Posyadu. Termasuk bapaknya yang sering bersosialisasi dengan warga.
"(Ibunya) Aktif PKK, Posyandu sama istri saya bareng, aktif. Bapaknya sering ke musala, ngobrol sama warga, bergaul. Kayak orang hidup biasa," tuturnya.
Sementara untuk kondisi di rumah, Kusdi mengetahui kalau ZA yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dan tinggal bersama kedua orang tuanya serta satu keponakan.
"Anak yang lakinya sudah ikut sama bininya, yang perempuan pertama ikut sama suaminya. Paling si anak lakinya satu, memang kerja juga. Dia (ZA) sendiri berarti sama ponakannya doang, sama bapak dan ibunya," katanya.
Atas kejadian ini, Kusdi menyampaikan akan lebih membangun keeratan antar warga dengan beragam kegiatan yang akan disiapkan. Termasuk mengimbau warga agar tidak menjauhi keluarga ZA.
"Imbauannya ya kita harus lebih aktif lagi di lingkungan kita ini. Dibikin lebih ketat lagi lah," ujarnya.
Sempat Pamit Keluar Dari Pagi
Sebelumnya, Banyak yang tidak menyangka kalau ZA perempuan berumur 25 tahun yang dikenal cukup tertutup tersebut, menjadi pelaku penyerangan ke Markas Besar (Mabes) Polri pada Rabu (31/4) kemarin.
"Padahal ayah dan ibunya aktif. Anaknya (ZA) doang yang diam di kamar aja. Kalau keluar itu paling sampai teras, berapa menit, balik lagi ke kamar," kata Kusdi.
Bahkan, Kusdi pun sempat terkejut saat beberapa personel polisi mendatangi rumahnya yang pada kemarin meminta untuk diberitahu rumah Zakiah.
Kusdi mengatakan berdasarkan pengakuan dari keluarga kalau ZA sempat pamit dari rumah sejak pagi. Namun tidak ada yang mengetahui keberangkatannya ke mana.
Karena kepergian itu pihak keluarga, kata Kusdi, mengaku sempat khawatir dan ingin melapor ke polisi terkait kepergian ZA yang belum pulang sejak pagi.
"Kata keluarganya si tadinya sudah mau lapor ke kepolisian, karena dari jam 9 pagi sampai magrib belum pulang-pulang. Jam setengah 9 keluar katanya 'Mah saya mau keluar sebentar' tapi sampai seharian, Magrib sampai meninggal itu engga ada kabar," tuturnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hengki mengatakan, pelaku sempat menjauh kala ditegur petugas. Tetapi, tiba-tiba, pelaku kembali mendekati petugas dan melakukan penyerangan.
Baca SelengkapnyaZidan dikenal sebagai sosok yang baik pada sanak keluarga. Di kampus UI, ia dikenal berprestasi di bidang akademik maupun nonakademik.
Baca SelengkapnyaTerungkap alasan mengapa proses penangkapan Pegi berlangsung bertahun-tahun
Baca SelengkapnyaDiberitakan sebelumnya, petugas penjagaan di Rumdin Kapolri terluka di bagian bibir akibat diserang oleh seorang pria inisial JPP pada Kamis (14/12).
Baca SelengkapnyaPolisi menyatakan pria yang menyerang polisi jaga di rumah dinas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bukan termasuk jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaPelaku ternyata juga pernah melakukan pembakaran serupa di kampung tetangga.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan keluarga, pelaku sempat mengalami depresi sehingga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.
Baca SelengkapnyaMemiliki ketergantungan dengan obat-obatan terlarang, pria asal Palembang ini mengidap penyakit skizofrenia. Ada sebuah fakta menyentuh hati yang terungkap.
Baca SelengkapnyaSetahun lebih kuliah di UI dan kos, MNZ menceritakan pada keluarga kalau dia memiliki teman yang baik.
Baca SelengkapnyaDokter gigi bernama Iman Samsudin (40) ini mengaku sosok pemilik rumah ialah orang baik dan berjiwa sosial
Baca SelengkapnyaSejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca SelengkapnyaKorban diketahui berinisial AM (18), warga Kecamatan Jatiasih.
Baca Selengkapnya