Mengintip kerajinan lampion gantung di Bali yang diminati hingga Australia & Eropa
Merdeka.com - Dua pemuda bernama Bofi Suganda (21) dan Septiawan (21) terlihat sedang sibuk mengerjakan lampion gantung, di sebuah Art Shop bernama Ufo Shop, di Jalan Tangkuban Perahu, Desa Kerobokan Kelod, Denpasar. Kedua karyawan yang kompak menggunakan kaos suporter Bonek Persebaya ini sedang bekerja dengan tugas masing-masing untuk membuat lampion gantung dari bahan rotan tersebut.
Bofi Suganda, di halaman depan Art Shop, sedang memilah bahan rotan yang bagus untuk dijadikan lampion gantung. Sedangkan Septiawan dengan cekatan merakit bahan rotan dengan alat cetak besi yang bisa diputar untuk merangkai sesuai bentuk lampion orderan pelanggan.
Kepada merdeka.com, Bofi Suganda pemuda asal Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku baru satu tahun lebih menjadi pengrajin lampion gantung yang diajari oleh pemilik Art Shop yang tak lain adalah bosnya yakni Ibu Linda.
-
Dimana pemuda itu bekerja? Pada Minggu malam, biro pegawai negeri Suzhou, sebuah kota di Provinsi Anhui bagian barat daya, mengumumkan penerimaan rekrutmen kedua untuk tahun ini.
-
Apa yang dilakukan pemuda Tebing Tinggi? Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah Pasca kemerdekaan menjadi masa-masa pemuda Indonesia berjuang untuk mengusir penjajah kolonial Jepang.
-
Apa gambar dekoratif itu? Gambar dekoratif adalah kreasi gambar yang ditambahkan untuk memberikan nilai estetika.
-
Siapa yang membantu Batik Tulis Kebon Indah? Usaha ia bersama puluhan warga di sana dalam mengembangkan batik tulis ini turut dibantu oleh bank BRI. Dalmini mengatakan bahwa dirinya meminjam pemodalan di BRI melalui Kupedes.
-
Apa yang dibuat oleh warga binaan Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.
-
Apa yang dipamerkan seniman? Kedua belas seniman bergiliran menampilkan karya mereka di empat studio seni langsung per bulan selama tiga bulan ke depan.
Bofi menjelaskan untuk membuat lampion gantung tersebut sangat mudah, cukup ada bahan rotan, dan sebuah besi berukuran kecil, kemudian pisau cutter untuk memotong rotan serta lem warna putih merk Fox dan gunting untuk memotong kain.
"Untuk prosesnya, rotan dibentuk di alat cetak dan setelah dirangkai baru dikasih lem Fox. Setelah itu, baru ditempelkan kain," ucapnya, Rabu (30/5).
Untuk model lampion gantung beraneka ragam, mulai dari model berbentuk seperti buah labu, buah pear, oval, bulat dan model kapsul. Untuk ukuran yang paling kecil 30 centimeter dan yang paling besar 80 centimeter.
"Kalau ukuran paling kecil, dalam sehari saya bisa buat 10 sampai 12 lampion gantung. Kalau yang paling besar itu sekitar 8 buah dalam sehari. Tapi kalau lampion gantung yang dihiasi bulu ayam itu yang paling lama bisa sampai 1,5 jam," imbuhnya.
Dia juga mengungkapkan, untuk kain yang ditempelkan di lampion gantung itu dari bahan katun dan motifnya tergantung pelanggan tinggal dibuatkan sesuai pesanan motif kainnya.
"Kalau untuk harganya yang paling kecil itu hanya Rp 45 ribu, kalau yang paling besar atau yang dihiasi bulu ayam Rp 550 ribu," ungkap Bofi.
Untuk orderan, Bofi mengaku lumayan banyak dalam sebulan, sekitar ratusan lampion yang dipesan. Pesanan juga berasal dari luar negeri seperti Australia dan Eropa.
"Dalam sebulan ada ratusan, peminatnya lumayan ada dan juga yang dikirim ke Australia dan Eropa. Selain itu juga ada pesanan dari restoran dan kafe untuk dijadikan hiasan. Bahannya juga cukup kuat, asal tidak kena air bisa bertahan dalam satu tahun," ujarnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fatah Hasan (20) mengaku belajar membuat kerajinan dari sosok ayahnya.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaBudi menjual anyaman atap ilalang buatannya yang berukuran sekitar 2,5 meter x 1,5 meter seharga Rp 15 ribu per lembar.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan beberapa pria yang rela bekerja di bawah tanah membuat pawon demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga lintas profesi di Tuban ciptakan karya seni hingga sains teknologi.
Baca SelengkapnyaPria asal Banyuwangi ini dulu jualan pelepah pisang door to door, kini jadi saudagar produk kerajinan yang laris di pasar luar negeri. Ini kunci kesuksesannya.
Baca SelengkapnyaProduk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Baca SelengkapnyaBejo Wage Suu pada awalnya merupakan seorang teknisi bengkel yang belajar seni liping secara otodidak
Baca SelengkapnyaPembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
Baca SelengkapnyaSosok Seto Utoro, Pemuda yang Bikin Batik Tulis Bojonegoro 'Naik Kelas' dan Ramai Peminat
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca Selengkapnya