Menhub harap bangkai KM Sinar Bangun segera diangkat
Merdeka.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap bangkai Kapal Motor (KM) Sinar Bangun dapat diangkat secepatnya.
Dengan begitu, sambung Budi, semua spekulasi terkait peristiwa tenggelamnya kapal yang mengangkut ratusan penumpang itu dapat terkuak.
"Jadi mendapatkan kapal itu sangat penting selain kita juga melakukan upaya bentuk-bentuk yang semestinya. Dari segi teknis KNKT maka kita dapat menetapkan atau mengevaluasi apa jenis bentuk rancang bangun, kestabilan yang ada pada kapal itu memenuhi syarat atau tidak," kata Menhub Budi, Jakarta, Senin (25/6).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
Budi melanjutkan, yang terpenting saat ini adalah menemukan korban yang belum terevakuasi. Sebab, bisa jadi ada jenazah korban yang terdapat di dekat badan kapal.
"Yang lain adalah jika kapal itu bisa diangkat satu memang kita bisa menemukan jenazah itu," imbuh Budi.
Budi menuturkan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan TNI, Polri dan Basarnas untuk mendalami segala dugaan tenggelamnya kapal itu. Dari situ, Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi agar peristiwa tersebut tidak terulang.
"Kejadian ini dijadikan momentum oleh karenanya kita melakukan berkaitan dgn peraturan yang ada dan menjalankan semua aturan itu akan menjadi baik," Budi menegaskan.
Seperti diketahui, posisi bangkai KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Senin (18/6) sore, akhirnya diketahui. Kapal itu berada pada kedalaman 450 meter.
"Sekitar pukul 11.12 WIB tim survei Basarnas dan Mahakarya Geo Survey - IAITB (Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung) yang dipimpin langsung Kepala Basarnas serta disaksikan Menteri Sosial Bapak Idrus Marham, telah menemukan dan mengidentifikasi posisi kapal Sinar Bangun, kata Arie Prasetyo, Direktur Utama Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT), Minggu (24/6).
Bangkai kapal didapati tenggelam pada kedalaman 450 meter. Dengan koordinat 2 deg 47 3.835 N 98 deg 46 10.767 E.
Selanjutnya, kata Arie, temuan itu diserahkan tim survei kepada pihak berwenang untuk mengambil langkah strategis berikutnya.
"Mengingat kondisi kedalaman mencapai 450 meter, tim survei mengusulkan untuk memobilisasi ROV ECA H1000 semi work class untuk membantu proses pengangkatan kapal yang diperkirakan banyak korban masih terperangkap di dalam badan kapal," imbuh Arie.
Reporter: Moch HarunsyahSumber: Liputan6.com
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penumpang perahu penyeberangan adalah warga yang akan menyeberang dari Lanto menuju ke desa mereka usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaMereka yang diperiksa yakni ABK, beberapa penumpang selamat, masyarakat sekitar lokasi kejadian, dan otoritas pelabuhan.
Baca SelengkapnyaTim masih mencari korban lain yang diperkirakan tersisa satu orang
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaUpaya evakuasi terhadap puing atau badan pesawat PK-IFP ini dilakukan sebagai langkah proses investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaPenyebab kapal tenggelam belum diketahui. Satu penumpang yang hilang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaPeristiwa terbakarnya kapal itu, lanjut Budi bisa menjadi pembelajaran bagi pergerakan kapal yang ada di Maluku Utara.
Baca SelengkapnyaUntuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca Selengkapnya