Menko PMK Dorong Produksi Massal Alat Kesehatan untuk Covid-19 Ciptaan UNS
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mendorong produksi massal sejumlah alat kesehatan ciptaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta khususnya untuk penanganan Covid-19.
"Saya sudah melihat baik yang sudah digunakan secara resmi di beberapa rumah sakit kita, maupun yang masih dalam taraf uji coba. Jadi ada beberapa alat yang tidak perlu ada pengkajian terlalu serius, artinya sudah bisa langsung diproduksi dan dipasarkan," katanya saat melakukan kunjungan kerja di RS UNS di Kabupaten Sukoharjo, Jumat (19/2).
Ia mengatakan beberapa alat kesehatan yang tidak perlu pengkajian terlalu dalam di antaranya akomodasi untuk robotik dan kursi roda elektronik. Bahkan, pada kesempatan itu ia juga berkesempatan mencoba langsung kursi roda tersebut.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa Menteri Kesehatan Pertama RI? Presiden Soekarno menunjuk langsung Boentaran sebagai Menteri Kesehatan Pertama RI Kabinet Presidensial. Itu karena Soekarno melihat latar belakang dan kemampuan intelektualnya di bidang kesehatan.
-
Kenapa Kemensos gandeng UNESA? Komitmen Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mewujudkan layanan inklusif bagi penyandang disabilitas terus ditingkatkan. Salah satunya melalui kerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam penyelenggaraan Diskusi Reflektif Penanganan Disabilitas secara Inklusif, Holistik, dan Integratif, di Aula Pusdiklat dan Pengembangan Profesi, Jakarta Selatan, Senin (24/6).
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
"Menurut saya sangat nyaman, hanya perlu ada perbaikan, misalnya setirnya bisa lebih mudah untuk yang difabel. Akinya tidak perlu yang mahal, cukup yang ada di pasar sehingga mudah diganti, jika dikirim ke daerah bisa dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Selain itu, dikatakannya, untuk pengendalian kecepatan juga harus diatur. Dengan kesiapan produk tersebut, dikatakannya, pihak perguruan tinggi bisa langsung menjalin kerja sama dengan produsen sehingga bisa diproduksi secara massal.
"Untuk izin produksi dan izin edar mudah, saya bisa langsung merekomendasikan," katanya.
Sedangkan untuk alat yang masih harus melalui uji klinis di antaranya mesin ventilator dan plasma pheresis. Bahkan, ia juga mengapresiasi adanya alat plasma pheresis tersebut karena sejauh ini belum ada yang lain di Indonesia.
"Metode kerjanya beda dengan plasma konvalesen. Saya kira bagus dan di Indonesia belum ada, tetapi perlu ada uji klinis lebih lanjut sehingga memenuhi standar yang dibutuhkan oleh Kemenkes dan disupervisi dengan baik oleh BPOM, karena BPOM yang bertanggung jawab untuk menyetujui izin produk dan izin edarnya," katanya.
Selanjutnya, ada pula produk herbal bernama Kur-co Smart dan Kurkuma Pro yang juga diciptakan oleh perguruan tinggi tersebut.
"Untuk kurkuma sudah beredar, tinggal bagaimana memasarkan saja. Berkaitan dengan hak paten harus betul-betul dijaga, jangan sampai hak paten yang merupakan kerja keras teman-teman dosen di UNS hilang begitu saja, bahkan pemiliknya sampai tidak tahu siapa yang menemukan," katanya.
Sementara itu, menurut dia upaya mendorong perguruan tinggi untuk terus melakukan riset, pengembangan, dan inovasi sangat penting karena alat kesehatan dan kebutuhan kesehatan yang beredar di Indonesia masih 90 persen impor.
"Ini tidak kita harapkan. Tentu semua ingin produk dalam negeri yang terstandar bisa menguasai pasar dalam negeri sendiri," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaDengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution memberikan bantuan kepada kelompok usaha maupun koperasi yang membutuhkan alat bantu usaha.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaKepala LKPP menganalogikan lembaganya tak hanya sekadar memberi kail dan pancing, tapi juga siapkan kolam.
Baca SelengkapnyaGanjar menambahkan, peningkatan fasilitas Dr Moewardi juga untuk merespons instruksi Presiden Jokowi ihwal investasi kesehatan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaFurnitur tersebut merupakan produksi PT Inkase Indo Corpora yang akan diekspor ke Prancis dan Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaBangkitkan perekonomian pasca pandemi Covid-19, Pemkot Pematang Siantar akan fokus pada pengembangan UMKM.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berharap Indonesia tidak lagi kekurangan tenaga dokter spesialis.
Baca Selengkapnya