Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Merawat sejarah lewat Komunitas Sapedah Baheula

Merawat sejarah lewat Komunitas Sapedah Baheula Komunitas Sepeda Onthel Baheula. ©2015 Merdeka.com/Dian Rosadi

Merdeka.com - Sepeda onthel tidak dapat dipisahkan dari sejarah Bangsa Indonesia. Dahulu kala sepeda ini digunakan untuk moda transportasi. Lambat laun memasuki tahun 70-80an popularitas sepeda ini perlahan meredup, karena sepeda yang diproduksi di Eropa ini pabriknya mulai tutup. Di saat sama sepeda-sepeda dari China mulai membanjiri pasar Indonesia.

Baru pada sekitar tahun 2000, popularitas sepeda onthel kembali bergairah. Hal ini ditandai dengan mulai hadirnya komunitas-komunitas sepeda onthel di sejumlah kota di Indonesia. Sepeda-sepeda yang awalnya hanya dipajang ataupun bahkan di loak, kini mulai banyak diburu.

Komunitas Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng (PSB) menjadi salah satu komunitas pecinta sepeda onthel. Pada awalnya pengguna sepeda onthel di Bandung ini masih berjalan sendiri-sendiri. Namun mereka kerap bertemu di pasar - pasar loak untuk mencari spare parts sepeda onthel. Karena sering bertemu akhirnya mereka saling sharing informasi.

"Sekitar 2004 masing-masing masih bersepeda sendiri-sendiri dan mereka banyak ketemu di tempat-tempat loak seperti Jatayu, Cihapit, dan Pusdai. Baru pada tahun berikutnya 31 Januari 2005, sekitar 35 orang sepakat mendirikan wadah atas dasar kesamaan hobi. Inilah awal mula perintis dan paguyuban sapeda baheula Bandoeng," ujar Sekretaris Residen PSB Bandung Irwan Akhmad.

Sejak saat itu belum banyak anggota di komunitas ini. Namun lambat laun jumlah anggota semakin banyak. Saat ini jumlah anggota Komunitas PSB mencapai 1000 orang. Anggotanya berasal dari berbagai kalangan mulai dari kalangan dewasa, anak muda dan anak-anak. Mereka datang tidak hanya dari Bandung saja, tetapi juga wilayah Kabupaten Bandung, KBB, Cimahi. Bahkan ada juga anggota yang berasal dari Tasikmalaya, Jakarta, Cirebon.

Untuk kegiatan sendiri, setiap Minggu pagi anggota Komunitas PSB rutin berkumpul di CFD Merdeka tepat di depan BIP. Lokasi ini menjadi tempat favorit untuk berkumpul setiap minggunya. Biasanya para anggota kemudian 'gowes' sepedanya menyusuri jalan-jalan di Kota Bandung, terutama kawasan bersejarah seperti Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga.

Selain itu setiap Rabu malam para anggota komunitas biasa berkumpul di sekretariat mereka di Museum Mandala Wangsit Jalan Lembong. Setiap tiga bulan sekali aparat anggota juga rutin menggelar kegiatan donor darah bersama PMI.

Komunitas ini juga rutin menggelar event berskala besar. Event bernama Bandung Lautan Onthel ini rutin digelar setiap tiga tahun sekali. Event ini menjadi hajatan besar Komunitas PSB, karena melibatkan berbagai komunitas sepeda onthel dari seluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara.

"Ini event tiga tahunan yang rutin kita selenggarakan. Pada 2013 lalu pesertanya datang dari seluruh Indonesia, bahkan dari Eropa juga hadir. Waktu itu ada sekitar 10 ribu yang datang. Rencananya pada 2016 event ini akan kembali digelar dan menjadi acara ke empat setelah sebelumnya digelar pada tahun 2007, 2010, 2013," kata Irwan.

Lambat laun aktivitas Komunitas PSB tak hanya di kegiatan komunitas saja, tetapi juga merambah ke kegiatan kegiatan lainnya. Komunitas ini kerap diundang di berbagai acara peringatan, seperti peringatan hari hari nasional, dan juga event-event pariwisata di Kota Bandung.

Sepeda Onthel yang digunakan oleh anggota di Komunitas PSB bermacam-macam. Sebagian besar sepeda-sepeda tersebut diproduksi sekitar tahun 1930-an sampai 1970-an. Namun ada juga yang diproduksi sejak tahun 1890-an hingga awal 1900-an awal. Tanggal produksi ini dapat dilihat dari nomor rangka dan kuitansi pembelian sepeda.

"Sepeda-sepeda ini diproduksi dari negara-negara produsen sepeda di Eropa, seperti Belanda, Inggris, Prancis dan Itali. Namun sepeda-sepeda yang masuk ke Indonesia sebagian besar berasal dari Belanda dan Inggris," terang Irwan.

Anda tertarik bergabung dengan komunitas ini? Jika anda ingin bergabung dengan komunitas ini datang saja langsung ke area CFD Jalan Merdeka. Atau bisa juga datang saat acara ngumpul yang digelar Rabu malam di basecamp mereka yakni di Musem Mandala Wangsit.

Jika masih penasaran dengan komunitas ini pantau saja kegiatan mereka di media sosial. Mereka biasa memposting kegiatan mereka di akun media sosial Facebook : paguyuban sapedah baheula bandoeng west java indonesia (mdk/mtf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang HUT ke-17, PSBI Ziarah Makam Pahlawan Kalibata
Jelang HUT ke-17, PSBI Ziarah Makam Pahlawan Kalibata

Kegiatan diawali dengan doa bersama kemudian dilanjukan upacara dan diakhir tabur bunga di makam pahlawan marga simbolon.

Baca Selengkapnya
Lakukan Regenerasi, Begini Cara Penghayat Kepercayaan Wariskan Nilai-Nilai Budaya
Lakukan Regenerasi, Begini Cara Penghayat Kepercayaan Wariskan Nilai-Nilai Budaya

Regenerasi menjadi isu utama di balik makin menyusutnya jumlah kelompok penghayat kepercayaan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Aksi Kompak, Banser-Pecalang Bersihkan Lokasi Apel Kesetiaan PBNU di Bali
Aksi Kompak, Banser-Pecalang Bersihkan Lokasi Apel Kesetiaan PBNU di Bali

Masyarakat adat dan pecalang juga sigap memberikan bantuan pengamanan selama proses pelaksanaan apel tersebut.

Baca Selengkapnya
Lestarikan Sejarah Marga Simbolon di Tanah Simalungun, PSBI Lakukan Tapak Tilas
Lestarikan Sejarah Marga Simbolon di Tanah Simalungun, PSBI Lakukan Tapak Tilas

Punguan Simbolon Dohot Boru Indonesia melakukan tapak tilas ke Gunung Simbolon guna melestarikan sejarah marga.

Baca Selengkapnya
Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat
Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat

Sebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya

Baca Selengkapnya
Punya 76 Rumah Gadang, Intip Pesona Desa Wisata Nagari Adat Sijunjung di Sumatra Barat
Punya 76 Rumah Gadang, Intip Pesona Desa Wisata Nagari Adat Sijunjung di Sumatra Barat

Perkampungan ini terletak di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo
Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo

Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib

Baca Selengkapnya
Wali Kota Bontang Apresiasi Bara Saka 2023
Wali Kota Bontang Apresiasi Bara Saka 2023

Dalam sambutannya, dia menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta Barasaka yang akan mengikuti kegiatan pada 15-19 November 2023.

Baca Selengkapnya
Potret Museum Song Terus Pacitan dengan Koleksi Warisan 350 Ribu Tahun Lalu, Hadirkan Sensasi Hidup Zaman Purbakala
Potret Museum Song Terus Pacitan dengan Koleksi Warisan 350 Ribu Tahun Lalu, Hadirkan Sensasi Hidup Zaman Purbakala

Ruang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen

Baca Selengkapnya
Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya
Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya

Peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya berupa kawasan permukiman sekaligus barang-barang yang digunakan manusia pada saat itu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sumatra Thawalib, Salah Satu Organisasi Massa Islam Tertua dari Sumatra Barat
Mengenal Sumatra Thawalib, Salah Satu Organisasi Massa Islam Tertua dari Sumatra Barat

Organisasi Sumatra Thawalib berkontribusi besar bagi perkembangan Islam di Nusantara.

Baca Selengkapnya