Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka memanfaatkan Soekarno

Mereka memanfaatkan Soekarno Soekarno. ©Deppen/Cindy Adams

Merdeka.com - Pukul 07.00 WIB, 21 Juni 1970 suasana tegang menyelimuti Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Jakarta. Dokter mengizinkan anak-anak Presiden RI pertama Soekarno , memasuki ruangan.

Komplikasi ginjal, gagal jantung, sesak napas dan rematik mengalahkan tubuh Soekarno . Sementara semangatnya sudah hilang bertahun-tahun lalu lalu saat Jenderal Soeharto menahannya di Wisma Yasoo.

Soekarno menghadapi sakaratul maut. Di tengah penjagaan ketat tentara Orde Baru yang membuatnya terasing dari dunia luar.

Megawati mendekat. Dia membisikkan kalimat syahadat ke telinga ayahnya. Soekarno mencoba mengikutinya. Namun kalimat itu tak selesai.

"Allaaaah..." bisik Soekarno pelan seiring nafasnya yang terakhir.

Tangis pecah. Pukul 07.07 WIB, seorang manusia bernama Soekarno kembali pada penciptanya.

Hari ini, tepat 44 tahun Presiden Soekarno meninggal. Namun tidak dengan pemikiran dan semangat Soekarno .

Di tengah persaingan capres Prabowo versus Jokowi , Soekarno kembali dielu-elukan. Mereka memanfaatkan sosok bapak bangsa ini untuk kampanye. Masing-masing mengaku paling Soekarnois untuk meraih simpati kaum marhaen yang besar dan termarjinalkan.

Nama Soekarno kembali diteriakan. Pemikirannya dibawa ke panggung kampanye. Gaya pidatonya yang keras dan berapi-api diadopsi para politikus. Mereka memanfaatkan pesona Soekarno untuk meraih simpati dari rakyat.

Sebenarnya, bukan hanya kali ini Soekarno dimanfaatkan. Sebelum kemerdekaan, Jepang memanfaatkan Soekarno untuk menyampaikan pesan-pesan mereka pada rakyat Indonesia. Termasuk soal Romusha, PETA dan Jugun Ianfu.

Lalu giliran pemuda menculik Soekarno ke Rengasdengklok 16 Agustus 1945. Mendesaknya untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Mereka sadar harus memanfaatkan Soekarno , tokoh paling populer saat itu. Mereka berlomba dengan waktu, Indonesia harus merdeka sebelum Jepang memberikannya. Para pemuda tak mau kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Jepang yang kalah perang.

17 Oktober 1952 giliran militer yang mengarahkan meriam ke Istana. Mendesak Soekarno membubarkan parlemen yang terus merecoki urusan tentara. 7 Tahun kemudian, TNI pun mendukung Soekarno mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959.

Di era keemasan PKI, DN Aidit yang mendompleng Soekarno . PKI berusaha mendukung Soekarno supaya tak dilibas TNI AD. Tahun 1960an, Soekarno menjadi satu-satunya penengah antara kekuatan besar PKI di kiri dan TNI AD serta kekuatan kanan.

Begitu kekuasaan Soekarno runtuh, secepat kilat TNI AD menghancurkan PKI ke akar-akarnya. Tak ada yang menahan mereka. Soekarno tak kuasa membela saat pembantaian massal terjadi di mana-mana.

Soekarno tumbang, tapi tak pernah hilang. Fotonya dengan jas kebesaran masih terpajang di dinding lusuh kaum marhaen. Roh Soekarno masih ada di hati mereka. Maka saat PDI Perjuangan bangkit Megawati Soekarnoputri selalu menggunakan sosok ayahnya untuk berkampanye.

Kini giliran Jokowi dan Prabowo yang mengaku bicara untuk rakyat kecil. Mencoba gagah seperti Soekarno menantang kekuasaan asing. Tepat seperti apa yang disampaikan Soekarno , ada saatnya dia begitu dikagumi. Ada saatnya dia menjadi musuh negara dan diperlakukan seperti penjahat.

"Aku dipuja seperti dewa dan dikutuk seperti bandit."

Simak tematik merdeka.com soal Soekarno dan mereka yang coba memanfaatkannya. Tulisan ini sekaligus memperingati haul Bung Karno yang ke-44.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Deretan Patung Gagah Sukarno Tersebar di Indonesia, Ini Lokasinya
Deretan Patung Gagah Sukarno Tersebar di Indonesia, Ini Lokasinya

Sosoknya diabadikan dalam bentuk patung sebagai apresiasi bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Bung Karno & Dewi Soekarno di Pembangunan RS, Beberapa Bulan Pasca G30S
Potret Lawas Bung Karno & Dewi Soekarno di Pembangunan RS, Beberapa Bulan Pasca G30S

Sebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya
Potret Kedekatan Presiden Soekarno dengan Artis Barat, dari yang Cantik Sampai Ganteng
Potret Kedekatan Presiden Soekarno dengan Artis Barat, dari yang Cantik Sampai Ganteng

Presiden Soekarno merupakan sosok yang dikenal dan akrab dengan banyak publik figur di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci
Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci

Pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat dari sosoknya yang jarang tersorot, melalui bentuk kamar pengasingan sampai saat dirinya tidak memakai peci.

Baca Selengkapnya
Foto Lawas Buya Hamka jadi Imam Salat Jenazah Soekarno, Aksinya Ditentang Teman karena Dituduh Pembunuh
Foto Lawas Buya Hamka jadi Imam Salat Jenazah Soekarno, Aksinya Ditentang Teman karena Dituduh Pembunuh

Berikut foto lawas Buya Hamka saat menjadi Imam salat jenazah Soekarno.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung

Bukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.

Baca Selengkapnya
53 Tahun Kenang Wafatnya Presiden Soekarno, Ini Video saat Jenazahnya Disemayamkan
53 Tahun Kenang Wafatnya Presiden Soekarno, Ini Video saat Jenazahnya Disemayamkan

Video merekam momen saat presiden Soekarno meninggal dunia dan jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka.

Baca Selengkapnya
Rekaman Video Detik-Detik Soekarno Tinggalkan Istana Tahun 1967, Hanya Pakai Kaos Oblong lalu Bagi-Bagi Dasi ke Wartawan
Rekaman Video Detik-Detik Soekarno Tinggalkan Istana Tahun 1967, Hanya Pakai Kaos Oblong lalu Bagi-Bagi Dasi ke Wartawan

Momen saat Presiden pertama RI Soekarno akan meninggalkan Istana Merdeka.

Baca Selengkapnya
TAP MPRS No XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Momen Kembalikan Martabat Presiden Soekarno
TAP MPRS No XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Momen Kembalikan Martabat Presiden Soekarno

Soekarno tak pernah diberi kesempatan membersihkan namanya.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Di pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.

Baca Selengkapnya
TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Soekarno Bakal Dapatkan Hak-Haknya sebagai Presiden Pertama
TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Soekarno Bakal Dapatkan Hak-Haknya sebagai Presiden Pertama

Surat itu diterima langsung oleh anak Soekarno, antara lain Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Baca Selengkapnya