Misteri malam satu Suro
Merdeka.com - "Suketiiii.... Muliho (pulanglah) ndukkk""
Begitulah, salah satu cuplikan film 'Malam Satu Suro' Suzanna yang melegenda itu. Alkisah, malam satu Suro diceritakan sebagai malam yang angker, dimana para dedemit mulai menampakkan dirinya, mencari mangsa manusia.
Bagi masyarakat Jawa, malam satu suro memang memiliki makna tersendiri. Bagi mereka yang mempunyai senjata, bulan Suro adalah saat yang tepat untuk mencuci atau menjamas. Tujuannya, biar kesaktian senjata tetap kekal abadi, tidak sirna dimakan jaman.
-
Apa arti mudik? Ada pendapat mengatakan, mudik singkatan dari bahasa Jawa 'mulih disik' artinya pulang sebentar. Ada juga yang menyebut mudik berasal bahasa Betawi artinya menuju udik atau menuju kampung
-
Apa yang disampaikan pantun mudik? Pantun mudik Lebaran tidak hanya sekadar hiburan atau bentuk seni sastra, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral, nasihat, serta kehangatan emosional antara anggota keluarga.
-
Apa arti kata 'mudik' sebenarnya? Menurut Direktur Narabahasa Ivan Lanin, kata 'mudik' berasal dari naskah kuno berbahasa Melayu yang berarti 'Pergi ke Hulu Sungai'.
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
-
Apa makna kata Memitu? Kata Memitu diketahui merujuk pada bahasa Jawa yakni Pitu. Pitu berarti angka tujuh yang merupakan usia kehamilan tujuh bulan dari si ibu yang dimandikan. Selain itu, kata ini juga mengacu pada pergantian pakaian sebanyak tujuh kali selama proses memandikan hingga pembacaan kidung atau doa-doa oleh sesepuh di kampung yang mengadakan tradisi.
-
Lesti apa yang dilakukan saat pulang kampung? Mudik ke Cianjur naik motor tua jadi rutinitas Lesti waktu kecil. Selama perjalanan pulang ke kampung, Lesti singgah di kebun teh buat selfie.
Berbagai ritual juga dilakukan di malam satu Suro. Di Yogyakarta, orang-orang melakukan ritual dengan mengelilingi benteng Kraton Yogyakarta dengan tapa bisu, alias tidak mengucapkan sepatah kata pun. Di Solo, Jawa Tengah, ada kirab Kyai Slamet, yang tak laina dalah kerbau bule milik Kraton Solo.
Di Ponorogo, Jawa Timur, berlangsung Gerebeg Suro Ponorogo, yang ditandai dengan melakukan berbagai acara budaya yang berlangsung berhari-hari. Puncaknya tepat 1 Suro dilakukan acara Gerebeg Suro.
Grebeg Suro Ponorogo ini merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat. Berbagai bentuk seni dan tradisi ditampilkan, meliputi Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
Dalam kesempatan ini, juga ditampilkan prosesi penyerahan pusaka ke makam bupati pertama Ponorogo. Kemudian disusul pawai ratusan orang menuju pusat kota dengan menunggang bendi dan kuda yang dihiasi.
Berikutnya akan ada Festival Reog Nasional di alun-alun kota. Saat itu puluhan grup reog di Jawa Timur bahkan dari Kutai Kartanagara, Jawa Tengah, Balikpapan, dan Lampung akan turut tampil memeriahkan acara meriah ini.
Sementara bagi masyarakat muslim, tanggal 1 Muharram yang juga 1 Suro tersebut merupakan tahun baru Islam, atau tahun baru Hijriyah. Banyak kaum muslimin memperingati malam 1 Muharram dengan melakukan salat, dzikir, dan amalan-amalan baik lainnya, dengan harapan satu tahun ke depan dilimpahi keberkahan, keselamatan, serta doa-doa baik lainnya.
Pernak pernih malam satu Suro ini akan kita jadikan tematik Sabtu (25/10) hari ini. Selamat membaca!
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Burung perkutut sering kali menjadi bagian dari kepercayaan dan mitos dalam berbagai budaya, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaLelaki yang kerap disapa Iky itu secara tak terduga melihat penampakan kuntilanak di kamarnya.
Baca SelengkapnyaHantu Sandekala dikabarkan akan keluar saat magrib. Makhluk ini konon akan menculik anak-anak yang tetap bermain ketika azan berkumandang.
Baca Selengkapnya