Mitigasi Pemerintah RI Usai 2 Kasus Omicron Meninggal Dunia
Merdeka.com - Indonesia kembali mengalami peningkatan kasus positif Covid-19. Kondisi pandemi dibarengi dengan kasus Omicron yang terus meluas.
Bahkan, pada Sabtu (22/1), pemerintah telah mengonfirmasi dua kasus kematian terhadap pasien Omicron. Dua pasien ini dirawat di tempat yang berbeda. Satu pasien meninggal di RS Sari Asih Ciputat, sedangkan pasien lainnya meninggal di RSPI Sulianti Saroso.
Di tengah kondisi tersebut, pemerintah tidak tergesa-gesa melakukan rem darurat, atau membatasi aktivitas masyarakat dalam skala besar.
-
Kapan dua orang meninggal setiap detik? Angka kematian setiap detik ini menciptakan kesedihan dan duka mendalam bagi keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Dibandingkan mengambil langkah rem darurat, pemerintah menguatkan upaya mitigasi agar penularan Omicron dan Covid tidak memakan korban jiwa lebih banyak.
Masif Testing
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjabarkan, upaya mitigasi pemerintah adalah melakukan tes usap secara masif terhadap masyarakat untuk mendapatkan kondisi penularan di lingkup komunitas.
Tes dengan metode PCR tetap menjadi tumpuan pemerintah dalam melakukan tes. Sementara untuk mendeteksi Omicron, metode yang digunakan dikenal dengan S Gene Target Failures (SGTF).
"Kita akan gunakan PCR yang jauh lebih cepat dengan SGTF yang bisa mendeteksi Omicron dan sudah kita distribusikan dan akan kita tambah ke daerah-daerah," kata Budi.
Sedangkan untuk metode whole genome sequencing (WGS) diprioritaskan sebagai dasar pemerintah melihat pola penularan Omicron di lingkup masyarakat.
Pemerintah juga memastikan, tetap pada standar jumlah masyarakat yang akan diuji tes usap yaitu 1 per 1.000 penduduk.
Peningkatan Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit
Pasca dua kasus kematian pasien Omicron yang terjadi, pemerintah terus menyiapkan segala layanan dan fasilitas kesehatan.
Budi menuturkan bahwa ada 80.000 tempat tidur telah disediakan untuk pasien Covid-19 baik mutasi varian Omicron atau selainnya. Hingga Senin (24/1), 5.000 tempat tidur telah terpakai.
Kapasitas tempat tidur bahkan diproyeksikan mencapai 150.000 unit.
Peningkatan jumlah tempat tidur dibarengi dengan kesiapan layanan kesehatan lainnya seperti tenaga medis, obat-obatan, oksigen.
Percepat Vaksinasi Booster
Pemerintah tidak membantah penerima vaksin dosis lengkap berpotensi mengalami reinfeksi Covid-19.
Untuk itu, seiring dengan sifat alamiah virus untuk terus bermutasi, Budi mengatakan pemerintah mempercepat langkah vaksinasi booster khususnya wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek).
Dia menuturkan, sasaran utama pemerintah dalam melakukan booster yaitu kelompok lansia dan anak-anak.
"Paling banyak Omicron di DKI Jakarta dan Jabodetabek dalam 2-3 minggu ke depan kita akan mempercepat vaksinasi booster di sana," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) apabila dalam 1x24 jam terdapat kasus Mycoplasma Pneumonia segera melaporkan.
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaKPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
Baca Selengkapnya