Muncul Arus Laut Berkecepatan 1 Meter per Detik saat KMP Yunicee Tenggelam
Merdeka.com - Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee tenggelam di Perairan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Selasa (29/6). Tujuh orang meninggal dunia dan 11 masih dicari. Saat kejadian, arus laut di celah sempit antara Ketapang dan Gilimanuk bergerak menuju ke arah Selatan-Tenggara dengan kecepatan lebih dari satu meter per detik.
Perhitungan tersebut berdasarkan pada hasil analisa terhadap data model pasang surut dan arus laut yang dilakukan peneliti pada Laboratorium Data Laut dan Pesisir Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Ing. Widodo Setiyo Pranowo.
"Arus laut di celah sempit antara Ketapang dan Gilimanuk bergerak menuju ke arah Selatan-Tenggara dengan kecepatan lebih dari satu meter per detik saat KMP Yunicee diberitakan tenggelam sekitar pukul 19.20 WITA," kata Widodo. Dikutip dari Antara.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
Arus tersebut lebih kencang daripada arus di Laut Bali dan sisi selatan Selat Bali.
Pada saat kejadian kondisi elevasi muka laut di Laut Bali lebih tinggi daripada elevasi muka laut di sekitar perairan rute Feri Ketapang-Gilimanuk. Bahkan elevasi muka laut di perbatasan antara Selat Bali dan Samudera Hindia jauh lebih rendah lagi.
Perbedaan ketinggian elevasi muka laut tersebut, menyebabkan aliran air laut dari arah Laut Bali menuju Samudera Hindia melewati perairan Gilimanuk. Aliran air laut tersebut yang kemudian disebut sebagai arus.
Lebih lanjut Widodo menjelaskan, kondisi Selat Bali memang unik dilihat dari sisi hidro-oseanografi. Selat Bali sisi utara jauh lebih sempit daripada sisi selatan yang sangat lebar.
Sisi selatan Selat Bali langsung berbatasan dengan Samudera Hindia, sedangkan sisi utara berbatasan dengan Laut Bali.
Secara umum, arus laut dibangkitkan oleh kopling antara embusan angin dan pasang surut. Pada wilayah laut yang lebih terbuka lebar maka pengaruh embusan angin bisa lebih dominan.
Namun ia mengatakan ketika wilayah laut lebih sempit maka peran pasang surut muka laut cenderung lebih dominan membangkitkan arus.
Dugaan sementara penyebab KMP Yunicee oleng adalah ketika kecepatan kapal diturunkan atau dikurangi pada saat proses merapat ke Pelabuhan Gilimanuk, kemudian ada arus kencang dari arah utara menuju ke selatan, mendorong lambung kapal, sehingga menyebabkan stabilitas kapal terganggu kemudian kapal oleng dan miring.
Beban di atas kapal bergeser semua ke sisi miring yang kemudian menyebabkan kapal tenggelam. Namun demikian, Widodo mengatakan dugaan tersebut masih perlu untuk diinvestigasi secara lebih lanjut lagi.
KMP Yunicee saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi menuju Gilimanuk di Jembrana diketahui mengangkut 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK).
Komandan Kodim Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko kepada wartawan mengatakan, sebelum tenggelam KMP Yunicee sempat menunggu antrean bersandar di Pelabuhan Gilimanuk. Tidak lama berselang kapal tersebut diduga terbawa arus laut ke arah selatan pelabuhan dan kemudian tenggelam.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengirimkan doa dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga. Demikian juga dengan Penjabat Gubernur, Bahtiar Baharuddin.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut terbalik di sekitar Perairan Pulau Rambut
Baca SelengkapnyaSebuah kapal Speedboat KM. Pari Kudus terbalik di Kepulauan Seribu hari ini, Senin (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi satu korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KM Yuiee Jaya II di Pulau Kayuadi, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sabtu (16/3).
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaDi TKP, speedboat bertabrakan dengan perahu getek bermuatan kelapa yang bertolak dari Sungai Bungin.
Baca Selengkapnya