Nelayan Karawang setop melaut sebab cuaca buruk, penghasilan anjlok
Merdeka.com - Cuaca buruk melanda perairan utara Laut Jawa, membikin nelayan di sepanjang pesisir utara Karawang, Jawa Barat, terpaksa harus menghentikan seluruh aktivitasnya. Alhasil, penghasilan mereka dari menangkap ikan turut anjlok.
Menurut para nelayan, cuaca buruk telah terjadi dalam tiga hari terakhir. Mereka tidak berani memaksakan diri melaut, lantaran khawatir keselamatannya terancam.
"Anginnya kencang sekali, ombaknya juga tinggi. Kita sulit kalau mau memaksakan melaut juga, takut," kata seorang nelayan di pesisir Cilamaya, Karawang, Rakum, Senin (1/2).
-
Bagaimana perahu nelayan Indramayu dibuat agar kokoh? Salah satu teknik pembuatan perahu yang unik adalah melalui pembakaran. Ini akan membantu kayu di badan kapal melengkung dan membentuk unsur sesuai denah gambar struktur.
-
Bagaimana nelayan Pantura beradaptasi dengan perubahan? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
-
Apa yang dibuat istri Nelayan Banyuwangi saat musim paceklik? Di Blimbingsari, misalnya, para istri nelayan membuat produk olahan ikan bakar. Para istri nelayan di sejumlah kecamatan di Banyuwangi didampingi untuk mengembangkan usahanya saat musim paceklik ikan.
-
Bagaimana para ahli memperbaiki sampan ini? Tim konservasi dengan inovatif menggunakan metode pemanasan fleksibel dan bekas aluminium yang dapat disesuaikan untuk memperbaiki perubahan distorsi ini, membentuk kembali perahu ke bentuk semula yang mendekati aslinya.
-
Apa yang diujicobakan pada perahu nelayan Cilacap? Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto, mengatakan bahwa uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan daya listrik yang tersimpan pada baterai.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
Akibatnya, kini para nelayan tidak memiliki kegiatan, dan hanya berkumpul di muara. Mereka juga kehilangan penghasilan. Jika memaksakan melaut dengan cuaca buruk akan sulit mendapat tangkapan.
"Ya mau gimana, paling benerin perahu sama alat tangkap ikan," ujar Rakum.
Para nelayan berharap cuaca segera membaik sehingga mereka dapat menangkap ikan kembali. Sebab, jika mereka kehilangan penghasilan juga akan berdampak terhadap kenaikan harga ikan.
"Kalau begini terus, dari mana kami makan? Ya mudah-mudahan cepat membaik cuacanya," harap Rakum.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaSementara pada musim kemarau ini, aliran di Bendungan Cibeet menjadi tumpuan warga untuk mencuci pakaian hingga mandi.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaGalangan kapal Muara Angke menjadi salah satu ujung tombak industri kemaritiman di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca Selengkapnya