Nenek Kenak setiap hari jalan 10 km jualan sapu demi nafkahi 6 cucu
Merdeka.com - Setiap pukul 04.00 Wita, Dadong Kenak yang bernama lengkap Ni Wayan Kenak (80), mulai melangkahkan kaki keluar rumah di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Jembrana Bali menuju kota Negara. Perjalanan hampir 10 km ditempuhnya demi bisa menghidupi keenam cucu dan anaknya yang menjanda Dalam kondisi sakit-sakitan.
Sambil membawa beberapa ikat sapu lidi dan porosan (sarana upacara Hindu), dia berjalan kaki tanpa ada jeda waktu istirahat dan hanya berbekal tantangan serta air minum yng ditempatkan di botol plastik bekas kemasan air mineral.
"Tiap pagi saya memang berjalan kaki dari rumah menuju kota Negara. Saya tidak punya uang untuk bayar ojek, kalau pun punya lebih baik saya belikan beras," ujarnya saat ditemui di Kota Negara, Jumat (1/4).
-
Siapa yang merawat kakek tersebut? Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka. Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit.
-
Bagaimana SalingJaga Ibu Berdaya membantu ibu? Terlepas dari itu, bersama content creator sekaligus momfluencer Dwi Handayani dan Dhannisa Cho, serta dipandu oleh psychotherapist dari Sanggar Jiwa Tumbuh, para ibu diajak untuk melakukan body psychotherapy, social dreaming, dan support circle sebagai proses menjaga kesehatan mental serta memproses berbagai emosi yang muncul dalam perjalanan menjadi seorang ibu.
-
Bagaimana Nenek Ngatemi menjaga kesehatannya? Menurut petugas kesehatan pendamping haji daerah kloter 73, nenek Ngatemi saat ini dalam kondisi sehat dan tidak memiliki keluhan penyakit apapun. Meski tampak sehat dan bersemangat, dalam berhaji nenek Ngatemi menggunakan alat bantu berjalan seperti tongkat dan kursi roda yang sudah disiapkan oleh pihak keluarga.
-
Apa penyebab kematian bapak dan nenek? Dalam kasus ini, ayah dan nenek terduga meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis, mereka berdua mengalami luka-luka di bagian leher, punggung dan lengan. Sedangkan, ibu terduga pelaku mengalami luka.
-
Apa itu SalingJaga Ibu Berdaya? 'SalingJaga Ibu Berdaya adalah rangkaian workshop keuangan yang dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, yakni: Surabaya, Jakarta, dan yang akan datang ada di Bandung, Yogyakarta, dan Semarang,' ujar Fania.
-
Siapa yang bisa membantu orang tua? Psikolog Melissa Brand dari Equilibria Psychological and Consultation Services di Philadelphia berbagi beberapa petunjuk yang dapat membantu orang tua mengenali kebohongan anak-anak mereka.
Di Kota Negara, Dadong Kenak yang kulitnya sudak keriput, namun masih kelihatan sehat sama seperti namanya Kenak (kenak berarti sehat) bekerja sebagai buruh jualan buah-buahan milik juragannya. Dia juga menyambi jualan sapu lidi dan porosan hasil karyanya. Pekerjaan ini dia lakoni setiap hari, sejak hampir sebulan ini.
"Dulu setiap harinya saya berjualan sapu lidi dan porosan. Tapi karena hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, saya nyambi sebagai buruh jualan buah-buahan. Lumayan ada tambahan penghasilan," tuturnya dengan bahasa Bali halus.
Penghasilannya menjual sapu lidi dan porosan, biasanya kalau laku semua bisa mengantongi uang Rp 15.000. Sedangkan upah sebagai buruh jualan buah milik juragannya, jika buah-buahan habis terjual dia mendapatkan 4 kg beras dan uang Rp 5.000. Namun jika tidak semuannya habis terjual, dia mendapatkan upah 2 kg beras saja.
"Saya orang miskin pak, saya harus tetap bekerja. Syukur saya masih diberikan kesehatan. Kalau saya tidak bekerja jelas saya tidak bisa makan," imbuhnya dengan senyum simpul.
Dadong Kenak berjualan buah-buahan di depan Hotel Jimbarwana, Negara. Dia menggelar dagangannya di alas terpal. Di rumahnya dia mengaku tinggal dengan anak perempuannya yang sudah janda beranak enam.
"Di rumah saya juga sering membantu anak saya memasak dan merawat enam cucu saja," tutupnya.
Karena keuletan dan ketekunannya bekerja untuk menyambung hidup, sementara usiannya telah renta, banyak warga yang melihatnya merasa simpati. Bahkan Dadong Kenak ini sering diberikan bantuan oleh warga-warga yang melihatnya berjualan. Termasuk para Komunitas Relawan Jembrana yang membantu sejumlah dana untuk modal berjualan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaNamanya adalah Sutomo, pria berusia 70 tahun yang telah menjalani profesi ini selama lebih dari 11 tahun.
Baca SelengkapnyaSejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.
Baca SelengkapnyaKakek bernama Nur ini begitu bersemangat mencari pekerjaan di siang hari yang terik untuk membelikan cucunya hadiah.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah @sayaphati ini pun viral dan membuat warganet ikut sedih.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaViral kisah haru perjuangan lansia berusia 80 tahun bersama anaknya ODGJ. Ia berjualan dengan membawa sang anak.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca SelengkapnyaBegini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah nenek hampir 100 tahun pungut beras yang jatuh di penggilingan untuk makan.
Baca SelengkapnyaPasutri kakek nenek berjualan kandang tetap semangat walau mendapat penghasilan yang terhitung miris.
Baca SelengkapnyaKisah seorang wanita lansia asal Purworejo benar-benar membuat siapapun yang membaca akan mengelus dada.
Baca Selengkapnya