Ortu bayi penderita alagille syndrome berharap bantuan Jokowi
Merdeka.com - Satu dari bayi kembar pengidap penyakit "alagille syndrome" yang masih hidup, bernama Calista Ramadan, asal Kota Solo, harus dilarikan ke RSCM Jakarta, untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun lantaran mahalnya biaya perawatan, orangtua Calista terpaksa memindahkan anaknya ke RS St Carolus.
Di RS tersebut Calista bernasib sama, hingga orang tua bayi malang tersebut hanya menjalani pengobatan rawat jalan dari serang dokter di ibu kota. Roberta Fani, ibu bayi kembar penderita penyakit tersebut mengatakan, untuk pengobatan anaknya tersebut ia membutuhkan biaya Rp 100 juta.
"Saya di Jakarta sudah 3 bulan. Pengobatan pindah-pindah di RSCM dan RS St Carolus. Sekarang saya butuh dana Rp 100 juta sebab kemarin saya sudah hutang ke RS. Uang yang saya keluarkan sudah Rp 90 juta. Saya sudah menggadaikan sertifikat rumah saya," ujar Fani, saat dihubungi merdeka.com, Senin (7/7).
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Apa yang didonasikan? Seorang pria tiba-tiba menghampiri panggung dan berkata, ‘saya ingin membantu Palestina dengan motor kesayangan saya ini’,' sebutnya.
-
Dimana anak buah Jokowi minta anggaran? Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR.
-
Kenapa anak buah Jokowi minta tambah anggaran? Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR. Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
-
Bagaimana cara anak buah Jokowi minta anggaran? Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR.
-
Bagaimana Raffi tawarkan bantuan untuk persalinan? 'Nggak ada apa-apa, tiba-tiba nyeletuk aja. Waktu itu lagi di luar negeri Raffi, dia video call kita ketika FYP, dia nawarin hadiah lahiran biayanya dia yang nanggung,' ungkapnya.
Menurut Fani, dulu waktu di Solo, dia sudah berusaha mencari bantuan untuk pengobatan si kembar. Namun, lanjut Fani, mereka bilangnya akan mendata tapi tidak ada yang memberikan bantuan.
"Sekarang saya bingung harus mencari ke mana, sebab sekarang Callista tambah sakit. Sebelumnya saya sudah minta bantuan Pak Jokowi tapi tidak ada hasil," terangnya.
"Gimana ya mas solusinya, sebab kembar tinggal satu, jadi saya harus usahakan supaya tidak terjadi seperti yang satunya lagi, meninggal," terangnya lagi.
Fani menjelaskan, saat ini anaknya dalam kondisi kritis dan sudah keluar dari RSCM. Selama ini hanya menjalani perawatan jalan dari dokter Purnamawati di Jakarta.
"Anak saya sudah keluar dari RSCM. Tapi ini drop, kemarin saya periksakan ke dokter Purnamawati. Ini mau saya bawa ke RS Carolus tapi tidak ada dana, jadi cuma saya berobat jalan," pungkasnya.
Bayi kembar Calista Ramadani Asanfa dan Kaila Natalia Asanfa penderita penyakit langka, Alagille Syndrome. Sebelumnya, keduanya sudah mendapatkan perawatan di RSUD Moewardi dan RS Panti Waluyo Solo dan RSCM Jakarta. Namun kondisi keduanya tak kunjung membaik.
Kaila bahkan akhirnya meninggal dunia pada Selasa (15/4), sekitar pukul 16.30 WIB, di RSCM, akibat pendarahan pada ginjal, usai menjalani operasi.
Kedua bayi yang lahir pada 11 Juli 2013 tersebut sebelumnya juga sudah menjalani perawatan cukup intensif di RSUD Dr Moewardi Solo, hingga akhir Februari lalu. Menurut Fani, kondisi keduanya memang sering naik turun. Tetapi berat badan keduanya tidak pernah bertambah, bahkan terus menurun.
"Keduanya telah didiagnosa mengalami kelainan hati, jantungnya bocor, dan Kaila mengalami gangguan di ginjalnya. Setiap hari harus minum obat," katanya.
Sejak lahir hingga berusia delapan bulan, kedua bayi tersebut telah 7 kali keluar masuk rumah sakit. Meskipun biaya pengobatan keduanya ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), tetapi untuk menjalani transplantasi hati, pihak keluarga merasa keberatan dengan biaya yang mencapai Rp 1 miliar. Apalagi keluarga tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, kondisi Ani tergolek lemas di atas rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu.
Baca Selengkapnya"Dia tidak turun dari mobilnya dan pergi begitu saja. Padahal dia sadar kalau dia lindas anakku," kata Ibu korban.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini tengah beredar sebuah video seorang bayi terlindas oleh mobil Pajero Sport milik tetangganya.
Baca SelengkapnyaArif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaBabinsa di Garut Serka Jujun menceritakan kisah inspiratifnya membantu warga desa binaannya yang tidak mampu berobat karena BPJS menunggak.
Baca SelengkapnyaSeorang warga di Labuan Bajo meminta modal usaha kepada Menko Airlangga.
Baca SelengkapnyaSingkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaPutuskan Lahiran di Jepang, Wanita WNI Ini Kaget Dapat Bantuan Rp 50 Juta Lebih
Baca SelengkapnyaMeski donasi seharusnya digunakan untuk membantu yang membutuhkan, sejumlah kasus justru memperlihatkan dana tersebut diselewengkan.
Baca SelengkapnyaSeorang bayi bernama Aditya harus mengalami masalah kesehatan yang hampir merenggut nyawanya.
Baca SelengkapnyaWawan menceritakan kronologi berawal saat dirinya mendapatkan orderan makanan di RSUP Tadjuddin Chalid.
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca Selengkapnya